Penulis
Intisari-Online.com - Korea Utara tengah menghadapi krisis, berbagai kesulitan tengah dihadapi diktator Kim Jong-un.
Belum selesai rakyatnya harus menghadapi kelaparan berkaitan dengan sanksi AS dan PBB, kini Korea Utara pun dilanda bencana dari banjir hingga angin topan.
Selain itu, meski tidak ada kasus positif Covid-19 yang resmi diumumkan Kim Jong-un, namun dampak perekonomian tetap menerpa Korea Utara.
Di sisi lain, banyak pihak tak mempercayai bahwa Korea Utara bersih dari Covid-19.
Kesulitan ekonomi sempat diakui Kim Jong-un beberapa bulan lalu, sebuah pengakuan kegagalan yang jarang terjadi dari pimpinan Korea Utara, mengutip Express.co.uk (9/9/2020).
Sekarang para analis mengatakan bencana ini telah meningkatkan pentingnya pendapatan dari warga Korea Utara yang beroperasi di luar negeri serta uang tunai dari kejahatan dunia maya.
Peter Ward, seorang pakar ekonomi Korea Utara di Universitas Wina, berkata: “Ini mungkin lebih buruk daripada yang telah lama terjadi.
“Hal-hal terlihat sangat, sangat buruk dan mereka terlihat seperti buruk sebelum virus corona menyerang".
“Mereka dapat melihat masalah reformasi struktural di dalam negeri - tapi saya rasa mereka tidak akan melakukannya; hanya ada sedikit indikasi bahwa mereka memikirkannya, sambungnya.
Sementara itu, China semakin banyak dimusuhi negara-negara lain akibat dari sengketa Laut China Selatan.
Ketegangan China dengan Amerika Serikat belakangan meningkat.
Kedua negara ini saling bentrok terkait aktivitas militer di kawasan Laut China Selatan.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyerukan kepada negara-negara lain untuk melawan dominasi China di wilayah kontes yang tinggi.
Ketika dimusuhi banyak negara, Korea Utara merupakan salah satu 'sahabat' yang dimiliki China.
Hubungan keduanya makin 'mesra', terlebih karena meningkatkan ketergantungan Korea Utara pada China.
Bulan ini, sebuah laporan oleh Royal United Services Institute di London, menemukan sekitar 150 bisnis China memiliki peran sentral dalam memfasilitasi akses Korea Utara ke pasar internasional, dikutip dari Express.co.uk.
Baca Juga: Wow! Kamera Resolusi 3200 MP Diuji Coba, Bisa Lihat Bola Golf Dari Jarak 24 Km
China terlibat dalam pengiriman senilai sekitar £ 2 miliar ($ 2,7 miliar) antara tahun 2014 dan 2017, mewakili sekitar 20 persen dari nilai perdagangan Korea Utara sebesar £ 10,6 juta ($ 13,9 miliar) selama periode yang sama.
Laporan tersebut menemukan beberapa bisnis yang terletak di lokasi yang sama yang mengindikasikan bahwa grup tersebut adalah perusahaan terdepan untuk kepentingan Korea Utara.
Ditemukan juga sekitar 135 perusahaan masih terdaftar aktif di database perusahaan China, Financial Times melaporkan.
Di sisi lain, bulan lalu, empat lembaga pemerintah AS memberikan peringatan tentang sekelompok 'aktor siber pemerintah Korea Utara'.
Dilaporkan, kelompok tersebut, yang dikenal sebagai BeagleBoyz, menargetkan uang tunai dari ATM dalam serangan dunia maya yang membuat sistem komputer punggung tidak dapat beroperasi.
Namun, dampak virus corona kemungkinan akan berdampak pada kepentingan bisnis luar negeri Korea Utara.
Andrei Lankov, seorang ahli Korea Utara di Koomin University di Seoul, mengatakan: "Semua jenis jaringan ini terkena dampak yang lebih ringan dibandingkan jenis kegiatan ekonomi lainnya, tetapi itu tidak berarti jaringan tersebut tidak menyusut."
Mr Lankov menambahkan bahwa sementara Korea Utara menghadapi kesulitan ekonomi, namun sang 'sahabat', China, tidak akan membiarkan situasi memburuk menjadi krisis politik.
“Mereka hanya akan mengirim cukup makanan hanya untuk memastikan warga Korea Utara akan kekurangan gizi tetapi tidak mati kelaparan.
“Mereka akan mengirimkan bahan bakar yang cukup, hanya untuk memastikan produksi vital dapat berlanjut.
"Mereka akan mengirim persediaan dasar, hanya untuk memastikan bahwa warga Korea Utara tidak akan marah dan turun ke jalan."
Lankov yakin Beijing akan mendukung Korea Utara sebagai bagian dari keputusan strategis melawan.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini