Penulis
Intisari-online.com - Sebelumnya China sempat mengungkap sebuah pesan kepada tentara untuk tidak melakukan tembakan pertama ke arah China.
Namun, kenyataanya mereka justru menjadi yang pertama melakukannya, meski tujuannya bukan untuk melakukan serangan.
Melansir 24h.com.vn, Minggu (30/8/20) diketahui China menembakkan empat rudal ke arah Amerika di Laut China Selatan.
Tindakan yang dilakukan China ini dianggap cukup membahayakan sekaligus menjadi sorotan dari seluruh dunia.
Pasalnya, China diketahui hampir jarang melakukan tindakan peringatan menggunakan rudal.
Hal itu juga memicu spekulasi ketegangan kedua negara ini yang terus meningkat dari waktu ke waktu di Laut China Selatan.
Lantas mengapa China begitu ketakutan dengan Amerika sampai lemparkan empat rudal hanya untuk mengusir Amerika?
Menurut sebuah keterangan, pada saat itu ternyata Amerika mengirim sebuah pesawat yang cukup berbahaya bagi China.
Pesawat itu merupakan pesawat mata-mata U-2 milik Washington yang memantau latihan Beijing di dekat kepulauan Paracel, yang merupakan daerah kedaulatan Vietna yang dikendalikan China.
Menurut info, US Pasific Air Force, kepada Bloomberg, pesawat tersebut sebenarnya tidak memasuki wilayah udara China.
Tetapi tindakan AS, dinilai membahayakan militer China, hingga menebakkan rudal balistik anti-kapal jarak menengah, sebagai bentuk peringatan.
U-2 milik Amerika dianggap pesawat yang menakutkan.
U-2 mampu terbang dari Pangkalan Udara Osan di Korea Selatan ke dekat Kepulauan Paracel untuk mengawasi latihan China.
Pangkalan Udara Osan tempat U-2 lepas landas ke Laut Cina Selatan minggu lalu adalah rumah bagi Skuadron Pengintaian ke-5 Angkatan Udara AS.
Selama hampir 45 tahun, skuadron ini telah berulang kali mengerahkan U-2, mengumpulkan gambar dan sinyal intelijen tentang Korea Utara dan China.
U-2 adalah pesawat mata-mata Amerika yang sangat terkenal dan dulu memainkan peran utama dalam perang dingin antara AS dan Uni Soviet.
U-2 dikenal luas di seluruh dunia dengan peristiwa 1 Mei 1960, ketika pilot CIA Gary Powers menerbangkannya di atas wilayah udara Soviet pada ketinggian lebih dari 21 km dan ditembak jatuh.
Pilot tersebut kemudian dibebaskan oleh Uni Soviet, tetapi juga tewas dalam kecelakaan helikopter pada tahun 1977.
U-2 juga dikerahkan ke Kuba pada Oktober 1962 oleh Amerika Serikat untuk menangkap gambar pertama situs rudal yang menyebabkan Krisis Rudal Kuba selama 13 hari.
Krisis Rudal Kuba adalah konfrontasi Perang Dingin antara Uni Soviet dan Kuba dan Amerika Serikat.
Dimulai dengan pembangunan pangkalan Uni Soviet dan penyebaran rudal balistik nuklir jarak menengah (yang mampu mengenai banyak item. merica di AS) ke Kuba.
Langkah ini diambil Uni Soviet setelah AS mengirimkan rudal balistik (mampu membawa hulu ledak nuklir dan ditembakkan ke Rusia) ke Inggris, Italia, dan Turki.
U-2 juga dikerahkan di Timur Tengah seperti Irak dan Afganistan, selama perang Teluk 1990-1991, digunakan untuk melacak pergerakan Irak dan kendaraan lapis baja.
Jangkauan penerbangan U-2 lebih dari 21 km dan terbang pada ketinggian mengesankan pilotnya sampai harus menggunakan pakaian seperti astronot.
Selain itu, U-2 dianggap sangat berbahaya karena bisa memantau pergerakan hingga kekuatan musuh, sehingga China ketakutan ketika AS menggunakannya untuk memantau latihan Militer China.