Kisah Gus Dur Presiden Indonesia yang Pernah Bikin Israel Sampai Keheranan, Media Israel Sampai Gambarkan Kehebatannya dengan Ungkapan Begini

Afif Khoirul M

Penulis

Bahkan pendekatannya itu bisa dikatakan mengundang kontroversial, dari banyak orang termasuk dianggap sebagai antek Yahudi.

Intisari-online.com - Rekam jejak hubungan Indonesia dan Israel mungkin sedikit diketahui dunia.

Akan tetapi Indonesia, dikatakan pernah beberapa kali terlibat kontak secara rahasia dengan negeri Yahudi tersebut, pertama diketahui adalah pada masa Presiden Soeharto.

Kemudian, yang kedua adalah pada masa Presiden Abdurrahman Wahid, alias Gus Dur.

Jika, pendekatan Soeharto dengan Israel dilakukan secara rahasia, Gus Dur melakukan pendekatan sedikit lebih terbuka.

Baca Juga: Kisah Gus Dur, Terang-terangan Buka Kerja Sama Indonesia-Israel Hingga Banyak yang Menuduhnya Antek Yahudi, Tak Disangka Ternyata Tujuan Aslinya Ternyata Mengejutkan

Bahkan pendekatannya itu bisa dikatakan mengundang kontroversial, dari banyak orang termasuk dianggap sebagai antek Yahudi.

Namun, pendekatan yang dilakukan oleh Gus Dur pada masa pemerintahannya 1999-2001, justru membuat negeri Yahudi itu berdecak kagum dan keheranan dengan langkah Presiden Indonesia itu.

Secara eklusif bahkan media berbasis Israel Haaretz, melakukan wawancara dengan Gus Dur.

Haaretz mengenal Gus Dur sebagai sosok yang blak-blakan dan berani terhadap modernisasi Islam dan negara.

Baca Juga: Tak Ada Hubungan Diplomatik bahkan dikenal Anti-Israel, Inilah Rekam Jejak Hubungan Rahasia Indonesia dengan Israel yang Sudah Ada Sejak Zaman Presiden Soeharto

Sebagai orang muslim, Israel menggambarkan Gus Dur adalah sosok yang teguh dan mampu membedakan antara Islam dan negara.

Sehingga dia bisa melindungi keberagaman umat di Indonesia, seperti Kristen, Tionghoa, dan melakukan reformasi penting seperti pemisahan polisi dan komando militer.

Haaretz menemui Gus Dur di kantornya markas Nahdlatul Ulama (NU) di Jakarta.

Dikatakan hubungan Israel dan Gus Dur telah terjalin, pasalnya ia telah enam kali mengunjungi Israel.

Antara lain, sebagai tamu Institute Elia untuk studi Agama-Agama di dunia, Peres Center for Peace, dan menjabat sebagai anggota dewan direksi, dan Pusat Dialog Strategis Perguruan Tinggi Akademik Netanya.

Haaretzmenggambarkan kehebatan Gus Dur dengan mengatakan, "Teman Israel di Dunia Islam".

Baca Juga: Kini Semuanya Terkuak, 'Rekatkan' Israel dengan Uni Emirat Arab, Trump Punya Rencana Busuk Gabungkan Negara-negara Arab dan Zionis Untuk Jegal Negara Ini di Timur Tengah

Bertemu dengan Gus Dur, Haaretz mengemukakan beberapa hal, pertama : "Anda dikenal Israel sebagai teman. Ini sangat tidak biasa bagi pemimpin Islam."

Gus Dur pun menjawab, "Saya kira ada persepsi yang salah bahwa Islam tidak sependapat dengan Israel. Ini disebabkan oleh propaganda Arab."

"Kita harus membedakan antara Arab dan Islam. Beberapa orang di Indonesia mengklaim bahwa saya adalah antek untuk Barat, tetapi Fakta bahwa saya semakin populer sepanjang waktu menghilangkan gagasan ini, dan menunjukkan bahwa ini adalah pandangan hanya dari segelintir minoritas elit."

"Saya selalu mengatakan bahwa Cina dan Uni Soviet tidak bertuhan, memiliki ateisme sebagai bagian dari konstitusi mereka, tetapi kami memiliki hubungan jangka panjang dengan kedua negara ini. Jadi Israel memiliki reputasi sebagai bangsa yang menjunjung tinggi Tuhan dan agama maka tidak ada alasan kami harus melawan Israel."

Bahkan sebelum menjabat sebagai Presiden Indonesia Gus Dur telah berulang kali melakukan hubungan dengan Israel.

Sebagai seorang pemikir yang istimewa dan orisinal, keterlibatan pribadi Gus Dur dengan pemikiran Yahudi menyebabkan dia bereaksi kritis terhadap gagasan simplistik dan prasangka tentang Israel dan Yahudi yang dia temui dalam masyarakat Muslim.

Baca Juga: Mati-matian Jadi Agen Top Mossad, Eli Cohen Harus Berakhir Tragis Digantung di Depan Puluhan Ribu Rakyat Suriah, Kuburannya pun Dibeton Agar Tak Bisa Dipindahkan

Akibatnya, selama tiga puluh tahun terakhir ini dia telah menentang pemikiran anti-Semit dan ketidaktahuan tentang Israel dan Yudaisme.

Dia telah melakukan banyak kunjungan ke Israel, yang paling awal terjadi pada tahun 1980.

Dia juga dengan cepat menerima undangan Peres untuk mengunjungi Israel pada bulan Oktober 1994 dan kemudian pada bulan Maret 1997 untuk bergabung dengan Dewan Gubernur Pusat Perdamaian Shimon Peres.

Juga tidak mengherankan jika kritik tentang pro-Zionis oleh Amien Rais yang menjabat sebagai pemimpin Muhammadiyah, dan komentar negatif dari Menteri Luar Negeri Ali Alataskala itu.

Yang luar biasa adalah bahwa terlepas dari kontroversi yang meletus setelah kunjungannya pada bulan Oktober 1994, Gus Dur masih terpilih untuk masa jabatan lima tahun ketiga sebagai ketua eksekutif NU hanya beberapa minggu setelah kembali dari Israel.

Artikel Terkait