Penulis
Intisari-online.com - Timor Leste negara ini mungkin telah 18 tahun merdeka dari Indonesia, tetapi situasi ekonominya belum mengalami perkembangan.
Bahkan negara ini menjadi salah satu negara termiskin di Asia Tenggara, sehingga membutuhkan dana besar untuk melakukan pembangunan.
Sementara itu, negeri itu dikenal memang amat dekat dengan Australia, namun secara terselubung Timor Leste juga menjalin hubungan dengan China.
Menurut sebuah sumber, China sempat mengekspor barang setidaknya 160 dollar AS dari China dan Hong Kong.
Sementara itu, Timor Leste juga pernah meminta bantuan ke China ketika hubunganya dengan Australia cukup memanas.
Menurut The Strategist, Timor Leste melakukan pertemuan dengan China untuk meminta melatih perwira angkatan lautnya.
Kemudian, Timor Leste juga membeli dua kapal patroli Shanghai dari China.
Sementara itu, hubungan Timor Leste dan China tampaknya juga berpengaruh pada sistem ekonomi di mana negeri itu, membutuhkan suntikan dana untuk membangun negerinya.
Dikatakan, Timor Leste mengontrak perusahaan China tahun 2017, untuk membangun proyek infrastruktur besar.
Terasuk jaringan listrik tegangan tinggi nasional, dan jalan raya selatan negara.
Kemudian, Timor Leste juga mengontrak perusahaan China Harbour Enginering Company untuk membangun pelabuhan kontainer besar di Teluk Tibar.
China telah menyediakan dana untuk pembangunan kantor modern, bagi Kementerian Luar Negeri dan Pertahanan Timor Leste, serta istana kepresidenan dan pasukan pertahanan.
Investasi ini secara tidak langsung mempengaruhi gejolak politik di Timor Leste, meski anggapan itu dibantah keras oleh Presiden Jose Ramos Horta melalui South China Morning Post.
Dia mengatakan, hubungan China dan Timor Leste terlalu dibesar-besarkan, dia menambahkan China perlu berbuat banyak untuk membantu negaranya.
Selain itu, diketahui China merupakan negara pertama yang membuka hubungan dengan Timor Leste, pasca kemerdekaanya tahun 2002.
China juga salah satu dari sedikit negara yang memberikan dana dan pasokan senjata bagi milisi Timor Leste ketika mencoba melepaskan diri dari Indonesia sejak 1975.
Sejarah panjang hubungan Timor Leste dan China itu membuka spekulasi bahwa Bumi Lorosae, bisa saja masuk ke dalam jebakan utang China.
Kehadiran China di Pasifik Asia, melalui Inisiatif Road and Belt, mebuat Timor Leste menjadi sasaran empuk tawaran utang China.
Tahun 2016, China dan Timor Leste menandatangani pinjaman senilai 50 juta Dollar AS dari Bank Ekspor-Impor China untuk merehabilitasi sistem drainase Dili.
"China bukan datang untuk membantu, tetapi bekerja sama dengan Timor Lorosae sebagai mitra yang setara dalam pembangunan Timor Timor," kata duta besar China, Liu Hongyang.
Tetapi kesepakatan itu ditolak oleh Pengadilan Audit Timor Leste, namun itu hanya satu kesepakatan yang gagal.
Tahun 2017, Timor Leste menjadi anggota Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), bank pembangunan yang berbasis di Beijing.
Tak hanya itu, kantor berita Macau, melaporkan 2018, negosiasi sedang dilakukan untuk membangun jalur penerbangan Timor Leste dan Guangzhou di China selatan.
Beberapa perusahaan berbasis di Macau termasuk Charlestrong Enginering Technology and Consulting Ltd, sedang membangun resort di wilayah khusus.
Desas-desus menyebutkan, hubungan Timor Leste dan China bukan mengarah ke Beijing tetapi ke Macau, wilayah administratif Khusus China yang juga wilayah Portugis hingga 1999.
Sebagai sama-sama bekas jajahan Portugis, Timor Leste mengambil bagian dalam banyak acara multilateral yang diselenggarakan di Macau.