Penulis
Intisari-Online.com - Alergi terhadap makanan seperti kacang-kacangan maupun ikan laut bisa kita hindari, tapi bagaimana jika kita alergi terjadap sentuhan sendiri?
Bukan berputus asa atau benci dengan keadaannya, remaja 18 tahun di Denmak ini justru memanfaatkannya untuk kegiatan unik yang menyenangkan baginya.
Melansir Oddity Central (24/8/2020), Seorang gadis berusia 18 tahun yang menderita penyakit kulit yang disebut dermatographia, yang menyebabkan kulitnya membengkak saat disentuh, menggunakan tubuhnya sendiri sebagai kanvas untuk membuat orat-oret yang lucu.
Dia adalah Emma Aldenryd. Remaja ini menemukan bahwa dia menderita dermatographia tiga tahun lalu, setelah seorang teman memperhatikan bahwa lengannya menjadi merah dan bengkak.
Baca Juga: Obat Biduran Mengobati Alergi Secara Alami dengan Antihistamin: Jeruk
Alih-alih menyembunyikan kondisi kulitnya, Emma memutuskan untuk merangkulnya dan menggunakan tubuhnya sendiri sebagai media artistik.
Remaja 18 tahun ini menciptakan jenis seni tubuhnya sendiri dengan menjalankan pensil di atas kulitnya, yang menyebabkan garis-garis yang dia jiplak membengkak dan memerah, meninggalkan coretan sementara yang memudar setelah sekitar 30 menit.
"Saya mulai dengan menggambar hal-hal yang cukup acak seperti sekumpulan kata yang terlintas di benak saya, ” kata Emma Aldenryd .
Seperti apa gambar yang dihasilkan Emma dari 'memanfaatkan' alergi yang dialaminya?
Baca Juga: Produk China Dimusuhi Lagi, Huawei Bakal Didepak Dari Program Pengembangan 5G India
Rupanya Emma menggambar berbagai hal, seperti tulisan-tulisan indah hingga gambar sederhana seperti daun, bunga, dan sebagainya.
Remaja ini membagikannya di media sosial instagram melalui akun @dermatographia_ dan mendapatkan respon positif.
“Orang-orang yang saya tunjukkan sangat terkesan, terutama setelah mereka mencoba melakukan hal yang sama pada kulit mereka sendiri tetapi tidak dapat melakukannya,” tambah remaja itu.
“Banyak orang mempertanyakan apakah itu sakit, tapi dermatografiku tidak pernah sakit. Saya mendapatkan beberapa reaksi liar dan beberapa orang mengira saya sedang sekarat," ungkap Emma.
Untungnya, kondisi tak biasa yang dialami remaja ini tak memberikan dampak negatif yang mengganggu.
Menurut Emma, selain gatal-gatal pada kulit, kondisi kulit langka tersebut tidak berdampak negatif bagi kehidupannya.
Dokter meresepkan antihistamin untuk mengurangi rasa gatal, tetapi ini juga memperbaiki gejala lainnya, mencegahnya melakukan seni tubuh, jadi dia berhenti meminumnya.
Dermatografia sendiri ditandai dengan reaksi mirip alergi di mana tubuh melepaskan histamin dalam jumlah berlebihan, menyebabkan kapiler di kulit membesar dan muncul bekas.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari