Penulis
Intisari-Online.com - Covid hari ini masih terus menghantui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan kenaikan tiga kali lipat jumlah kasus Covid-19 di kalangan orang muda selama lima bulan ini.
Lonjakan itu terjadi karena kurangnya perhatian kaum muda untuk menjaga jarak sosial.
WHO melaporkan bahwa 15 persen dari enam juta kasus yang muncul antara akhir Februari dan pertengahan Juni terjadi di kelompok usia antara 15 dan 24 tahun.
Sebelum akhir Februari, angkanya adalah 4,5 persen.
"Kami telah katakan sebelumnya dan akan kami katakan lagi: orang-orang muda bukannya tidak rentan," kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
“Orang-orang muda dapat terjangkit, orang-orang muda dapat meninggal, dan orang-orang muda dapat menularkan virus ke orang lain.”
Para pakar kesehatan menyatakan generasi muda cenderung lebih kecil kemungkinannya mengenakan masker dan menerapkan jarak sosial.
Mereka juga lebih besar kemungkinannya untuk tetap pergi bekerja, mengunjungi pantai, bar, atau berbelanja.
AS, Perancis, Jerman, Spanyol dan Jepang termasuk di antara negara-negara yang melaporkan pertumbuhan terbesar penularan di kalangan generasi muda.
Para pejabat di Tokyo telah menyatakan mereka berencana melakukan tes virus corona di kawasan hiburan di kota itu, di mana banyak orang-orang muda berkumpul.
Mereka juga meminta kelab-kelab malam untuk memastikan pengunjungnya menjaga jarak.
Statistik baru itu muncul sementara jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di seluruh dunia telah melebihi 700 ribu orang di antara sekitar 18,5 juta orang yang terjangkit, sebut Coronavirus Resource Center di Johns Hopkins University.
Banyak negara yang mengalami kenaikan dramatis kasus dan kematian akibat Covid-19, termasuk di antaranya Australia.
Rekor penambahan terbesar dalam satu hari, 725 kasus baru dan 15 kematian, tercatat di negara bagian Victoria, di mana kota terbesar kedua di negara itu, Melbourne, berada.
Di AS, yang memimpin di dunia dalam jumlah total kasus dan kematian akibat Covid-19, para gubernur enam negara bagian telah membentuk aliansi untuk membeli 3,5 juta perangkat tes cepat virus corona.
Prakarsa yang melibatkan Louisiana, Maryland, Massachusetts, Michigan, Ohio dan Virginia ini diambil di tengah-tengah ketiadaan strategi pengujian di tingkat nasional dari pemerintah federal di Washington, selain keterlambatan keluarnya hasil tes oleh laboratorium-laboratorium swasta.
Baca Juga: Tidak Melulu Gigi Berlubang, ini 5 Tanda Lain Anda Telah Mengonsumsi Gula Secara 'Brutal'
Sejumlah laboratorium melaporkan keterlambatan lebih dari sepekan.
Gubernur Maryland Larry Hogan, yang berunding di aliansi itu dalam hari-hari terakhirnya sebagai ketua Asosiasi Gubernur Nasional, mengatakan, lembaga amal Rockefeller Foundation akan membantu negara bagian-negara bagian dalam mendanai pembelian perangkat tes virus corona.
Baca Juga: Mengenal 'Suku Tikus', Kehidupan Bawah Tanah Ilegal di Beijing yang Dihuni 1 Juta Orang
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO: Jumlah Kasus Covid-19 Pada Orang Muda Meningkat Tajam"