Tidak Bisa Mengelak, Pejabat-pejabat Ini Langsung Jadi Tersangka Ledakan di Beirut, Lebanon, Presiden Aoun: 'Mereka Harus Bertanggung Jawab!'

May N

Penulis

Tidak Bisa Mengelak, Pejabat-pejabat Ini Langsung Jadi Tersangka Ledakan di Beirut, Lebanon, Presiden Aoun: 'Mereka Harus Bertanggung Jawab!'

Intisari-online.com -Dugaan kuat amonium nitrat menjadi sumber ledakan hebat di Beirut, Lebanon, mengarahkan kepada investigasi siapa sebenarnya yang bertanggung jawab.

Mengutip Kompas.com, sejumlah pejabat pelabuhan di Beirut, Lebanon ditetapkan sebagai tahanan rumah.

Penetapan mereka menjadi tersangka adalah buntut ledakan yang tewaskan lebih dari 100 orang.

Status darurat selama dua pekan ditetapkan, dengan 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang menjadi penyebab insiden.

Baca Juga: Masih Ragukan Covid-19? Ketahuilah Setiap 15 Detik Satu Orang Meninggal Akibat Virus Corona di Dunia

Presiden Michel Aoun menyatakan, amonium nitrat itu disimpan secara tidak aman di dalam gudang, sehingga meledak dan memberikan kerusakan sangat besar.

Kepala bea cukai Badri Daher mengklaim, jajarannya sudah meminta kepada otoritas agar bahan kimia itu bisa dipindahkan, namun tak direspons.

"Kami menyerahkannya kepada pakar untuk mencari tahu penyebabnya," ulas Daher mengenai bahan kimia yang biasa digunakan untuk pupuk dan peledak.

Dalam pertemuan darurat, Aoun menuturkan tak ada yang bisa mendeskripsikan horor yang menghantam Beirut pada Selasa waktu setempat (5/8/2020).

Baca Juga: Ledakan di Lebanon Mungkin Kecelakaan, Tetapi Sebelum Ledakan Israel Terang-terangan Ancam akan Mengebom Lebanon Karena Hal ini, Apakah Hanya Kebetulan?

Pakar di Universitas Sheffield, Inggris, menjelaskan ledakan itu mempunyai sepersepuluh kekuatan bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima saat Perang Dunia II.

Meski begitu, ahli bersepakat bahwa ledakan yang juga melukai 5.000 orang itu merupakan "salah satu ledakan non-nuklir terbesar dalam sejarah".

Apa yang memicu insiden?

Dilaporkan BBC Rabu (6/8/2020), amonium nitrat awalnya disimpan di gudang pelabuhan Beirut selama enam tahun setelah disita dari sebuah kapal pada 2013.

Baca Juga: Terkuak Fakta Menggemparkan di Balik Ledakan Libanon, Agen Mata-mata Israel Mossad Tahun 2015 Ungkap Rencana Besar Libanon Siapkan Amonium Nitrat Untuk Hancurkan Israel

Baik kepala pelabuhan maupun bos bea cukai mengungkapkan, mereka sebenarnya sudah menulis surat kepada pengadilan beberapa kali.

Inti dari surat tersebut adalah mereka ingin bahan kimia itu dipindahkan maupun dijual kepada pihak tertentu untuk memastikan keselamatannya.

General Manager Pelabuhan Hassan Koraytem kepada OTV mengatakan, mereka sebenarnya sudah tahu material tersebut berbahaya ketika pengadilan memerintahkan agar benda itu dusimpan di gudang.

Namun, Koraytem mengaku dia tidak menyangka jika upayanya membersihkan amonium nitrat bakal berlarut-larut, dan menuai respons Menteri Ekonomi Raoul Nehme.

Baca Juga: 'Darah Di Mana-mana,' Pengakuan Dokter Unit Darurat Pasca Ledakan Lebanon, Bahkan Banyak Pasien Anak-anak yang Menjadi Buta Akibat Pecahan Kaca

Dia mengatakan insiden menunjukkan betapa inkompeten dan buruknya manajemen yang dilakukan dalam pengurusan bahan kimia berdaya ledak tinggi itu.

Nehme berujar pemerintah sebelumnya maupun manajemen dari pelabuhan jelas bertanggung jawab atas ledakan yang meratakan sebagian besar kota itu.

"Kami jelas tidak berniat untuk duduk diam setelah insiden ini. Kami akan mencari tahu siapa yang bertanggung jawab," tegasnya.

Dewan Keamanan Tertinggi Lebanon menyatakan, mereka berjanji akan memberi "hukuman tertinggi" kepada siapa pun yang terbukti bersalah.

Baca Juga: (Foto) Nyaris Tak Berjarak Sejengkalpun, para Pekerja Ini Mengelas Pintu Gudang Penuh Amonium Nitrat di Beirut, Tapi Justru Disebut Mustahil Jadi Pemicu Ledakan, Kok Bisa?

Menteri Informasi Manal Abdel Samad menerangkan, status tahanan rumah bakal diberlakukan kepada pejabat yang menangani amonium nitrat, menjaga, dan mengurus dokumennya sejak Juni 2014.

Bahan kimia tersebut dilaporkan datang dari kapal berbendera Moldova, Rhosus, yang memasuki pelabuhan Beirut karena mengalami masalah teknis.

Berdasarkan situs Shiparrested.com, yang menangani kasus hukuman terkait pengapalan, kapal itu rusak saat berlayar dari Georgia ke Mozambik.

Rhosus kemudian diinspeksi, sebelum dilarang untuk meninggalkan pelabuhan hingga berujung kepada si pemilik yang memutuskan meninggalkannya.

Baca Juga: Obat Penurun Panas Anak Karena Alergi Serbuk Bunga, Lakukan Ini!

Kargonya kemudian disimpan di gudang tepi laut sebagai langkah pengamanan sejak saat itu, dan berujung kepada sejumlah kasus klaim.

(Ardi Priyatno Utomo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Buntut Ledakan di Beirut, Lebanon, Pejabat Pelabuhan Jadi Tahanan Rumah"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait