Find Us On Social Media :

'Noda Abadi' di Balik Kedigdayaan Angkatan Udara AS di Dunia, Teknologinya Sangat Superior tapi Pilot di Lapangan Hanya Bekerja Bak Robot

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 2 Agustus 2020 | 18:23 WIB

Militer AS

Sementara pilot dan Komandan tentu saja selalu memiliki kemampuan untuk merespons sesuai kebutuhan di bawah tembakan musuh atau dalam situasi pertempuran yang intens, ancaman yang lebih baru dan teknologi sensor jarak jauh yang canggih akan membutuhkan operasi dengan lebih banyak otonomi.

Teknologi komando dan kontrol yang canggih, termasuk aplikasi AI dan jaringan sensor juga diperkirakan akan mempercepat pendekatan taktis semacam ini.

Baca Juga: (Foto) Mengintip Perjuangan Para Siswa untuk Belajar Online, Terpaksa Panjat Pohon untuk Cari Signal hingga Jalan Kaki Sejauh 2 Km

Hal itu karena para pilot udara dan Komandan di darat cenderung memiliki perasaan yang lebih langsung dan terinformasi mengenai keadaan tertentu.

Jika jet tempur generasi kelima musuh atau serangan udara jarak jauh datang, pilot dan Komandan tidak akan punya waktu untuk membuat keputusan dan menyerangnya balik.

Taktik, Teknik, dan Prosedur tempur ini menyediakan bagian-bagian penting dari inspirasi konseptual untuk program Joint All Domain Command and Control (JADC2) yang muncul.

Baca Juga: Bahaya! Dalam Perang, China Bisa Membangun Kapal dengan Lebih Cepat daripada Amerika, Korps Marinir AS: 'Industri Kita Menyusut'