Find Us On Social Media :

Kelanjutan Kasus Koruptor Najib Razak Mantan PM Malaysia: Berkilah dari Tuduhan, Pengadilan Malaysia Ngotot Tunggakan Pajak Rp 5,8 Triliun Harus Dibayar, Lalu Berapa Uang yang Sudah Ia Garong?

By Maymunah Nasution, Kamis, 23 Juli 2020 | 08:00 WIB

Potret Najib Razak saat mengambil sumpah laknat di Masjid Jamek Kampung Baru, Kuala Lumpur setelah dia melaksanakan sholat Jumat

Kelanjutan Kasus Koruptor Najib Razak Mantan PM Malaysia: Berkilah dari Tuduhan, Pengadilan Malaysia Ngotot Tunggakan Pajak Rp 5,8 Triliun Harus Dibayar, Lalu Berapa Uang yang Sudah Ia Garong?

Intisari-online.com - Pengadilan Malaysia pada hari Rabu memerintahkan mantan Perdana Menteri Najib Razak untuk membayar 1,69 miliar ringgit atau setara US$ 397,41 juta dari pajak yang belum dibayar selama tujuh tahun saat ia masih menjabat.

Kalau dirupiahkan, nilai mencapai sekitar Rp 5,8 triliun.

Najib yang dikalahkan dalam pemilihan umum 2018 di tengah kemarahan yang meluas atas dugaan korupsi yang merajalela di pemerintahannya, menghadapi banyak tuduhan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan terkait dengan miliaran dolar yang disedot dari dana negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Investigasi Departemen Kehakiman AS untuk melacak aset yang dibeli dengan dana yang diduga dicuri dari 1MDB adalah kasus terbesar yang dilakukan oleh departemen tersebut di bawah program kleptokrasi.

Baca Juga: Inilah 5 Tanda Akun WhatsApp Sedang Disadap Orang Lain, Waspada Ya!

Najib sendiri telah membantah semua tuduhan tersebut.

Dalam putusannya, hakim Pengadilan Tinggi Ahmad Bache mengatakan mantan perdana menteri ini tidak dibebaskan dari membayar pajak dan bahwa Najib harus membayar utangnya kepada pemerintah, menurut laporan Bernama.

Otoritas pajak mengajukan gugatan pada Juni lalu untuk memulihkan pajak yang belum dibayar yang diakumulasikan oleh Najib antara 2011 dan 2017, ditambah dengan penalti dan bunga.

Najib telah menjabat sebagai perdana menteri dari 2009 hingga 2018.

Baca Juga: Covid Hari Ini 22 Juli 2020: AS Kembali Catat Lebih dari Seribu Kematian Corona Dalam Sehari, dan WHO Sebut Dua Kandidat Vaksin Covid-19 Paling Efektif