Sering Merengek, Angkat Kaki ke Atas, dan Tidak Makan dengan Benar, Bayi Usia 8 Hari Ini Tiba-tiba Meninggal, Ternyata Dia Idap Infeksi Bakteri Mematikan Ini

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com - Sally (32) dan suaminya Danny (33)hanya diberi waktu 8 delapan hari untuk melihat anak kedua mereka.

Sebab,Elsie Williams, nama putri mereka, meninggal dunia setelah 8 hari lahir.

Apa penyebabnya?

Dilansir dari mirror.co.uk pada Minggu (19/7/2020), Sally menjelaskan bahwa Elsie meniggal dunia karena infeksi bakteri mematikan.

Baca Juga: Nyaris Tembus 4 Juta Kasus Covid-19, Trump Tetap Keukeuh Warga AS Tak Perlu Pakai Masker, 'Itu Melanggar Privasi Mereka!'

Group B strep(streptococcus) biasaya tidak berbahaya bagi orang dewasa.

Tetapi infeksidapat berbahaya pada bayi baru lahir dan orang dewasa dengan kondisi kronis, seperti diabetes atau penyakit hati.

Menurut Sally, dia baru tahu bahwa bayinya menderita infeksi penyakit itu sehari setelah Elsie meninggal.

Baca Juga: Aktor Jepang Haruma Miura Ditemukan Tewas, Diduga Bunuh Diri: Tak Miliki Tanda atau Gejala Buktikan Penyakit Mental Tak Boleh Disepelekan

“Itu sudah terlambat," ucap Sally.

"Jika kami mendapatkan informasi sebelum itu, kami mungkin dapat melihat tanda-tanda itu."

"Lalu kami akan melakukan tes dan kemungkinan besar putri kami masih ada di sini."

Dilaporkan tes swab vagina selama kehamilan dapat membuat memberitahu apakah ibu atau bayi memiliki infeksiini.

Jika ada, maka ibu akandiberikan antibiotik selama persalinan. Dengan begitu risiko infeksi bayi turun 90 persen.

Di Inggris sendiri, kasus bayi yang meninggal karenaGroup B strepnaik dua kali lipat dibanding negara lainnya.

Danny bercerita bahwaSally melahirkan pada 38 minggu dan dibawa ke Rumah Sakit St James di Leeds.

Tetapi Elsie lahir dengan kondisi sehat pada 9 Juni dan Sally dipulangkan keesokan harinya.

Tetapi hanya 48 jam kemudian, Sally dan Danny melihat Elsie merengek, mengangkat kakinya ke atas, dan dia tidak makan dengan benar.

Lalu kondisiElsie cepat memburuk karena dia terus menolak untuk memberi makan dan napasnya menjadi cepat.

Baca Juga: Jumlah Kasus Covid-19 di Indonesia Lewati China, Ini 2 Perbedaan Paling Mencolok antara Negeri Panda vs Tanah Air, 'Kita Masih Harus Bekerja Keras'

Karena panik, keduanya membawa Elsie ke rumah sakit. Lalu dia dirawat di ICU dan mulai menggunakan antibiotik IV.

"Napas Elsie menjadi semakin berat hingga ia berhenti bernapas sepenuhnya dan harus diresusitasi," kata Sally.

"Di ambulans, saya pikir dia mungkin menderitapenyakit kuning, tetapi tiba-tiba saya tahu ini bisa lebih serius."

Menurut dokter, Elsie terkena infeksi. Tapi tidak tahu infeksi apa. Hanya saja infeksi itutelah mencapai otaknya.

Oleh karennaya, ada kemungkinan besar dia mengalami kerusakan otak permanen.

Elsie lalu mulai mengalami kejang hebat dan ketakutan kedua orangtuanya terjawab.

"Dokter memberi tahu kami bahwa infeksi telah 'merusak' otaknya."

"Dan tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk membalikkan kerusakan itu sekarang."

"Yang bisa kami lakukan adalah membuatnya nyaman dan bersamanya dalam beberapa jam terakhir. ”

Baca Juga: Dijuluki 'Neraka di Bumi' Karena Puluhan Narapidana Dibiarkan Hidup, Makan, dan Mati dalam Ruangan Sebesar 1,5 Meter, Beginilah Kondisi Penjara Paling Buruk di Dunia

Namun Elsie meninggal pada 17 Juni.

"Kami memberinya satu pelukan terakhir, hingga dia menutup mata."

Keesokan paginya, Sally dan Danny menerima surat dari rumah sakit yang menyatakan putrinya terkena Group B strep.

Statistik menunjukkan Group B strep sedang meningkat, dengan hampir 50 persen lebih banyak kasus tercatat dibandingkan dengan tahun 2000.

Menurut data terbaru dari badan amal Group B strep Support, hanya seperempat wanita hamil dan ibu baru mengatakan mereka dapat mengakses informasi yang mereka butuhkan di GBS.

Informasi ini lantas membuat Sally dan Danny memperingatkan orangtua lainnya akan infeksi bakteriGroup B strep.

Baca Juga: Cegah Kanker hingga Turunkan Kolesterol, Ini 5 Manfaat Kesehatan yang Bisa Kita Dapat dari Kuaci

Artikel Terkait