Intisari-Online.com - Masihkah Anda ingat tentang pasukan pengawal Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un?
Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) April 2018 lalu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, pengawal Kim membuat kehebohan.
Di mana para pengawal Kim Jong Un tersebut terus berlari mengelilingi mobil yang ditumpangi sang diktator.
Sebuah strategi yang dianggap konyol karena pada dasarnya kendaraan Kim Jong Un sudah kebal peluru.
Sehingga keberadaan para pengawal tersebut nyaris tak berguna jika ada serangan.
Bicara soal pengawal presiden lainnya, Secret Service (SS) adalah salah satu yang terkenal.
Secret Service merupakan pengawal presiden Amerika Serikat (AS).
Nah, di Indonesia sendiri, pengawal presiden disebut Paspampres.
Paspampres merupakan kepanjangan dari Pasukan Pengamanan Presiden dan mereka masih menjadi bagian dalam satuan pelaksana di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Karena masih menjadi bagian dari TNI, maka setiap anggota Paspampres pasti memiliki kehebatan khusus layaknya pasukan khusus.
Di mana mereka digembleng baik secara fisik maupun mental, sehingga sanggup menangani misi-misi tempur yang sulit dilaksanakan oleh pasukan reguler.
Oleh karena itu, kendati misi tempur yang dilaksanakan berisiko tinggi umumnya personel pasukan khusus merupakan orang-orang yang tidak takut mati.
Doktrin tempur pasukan TNI memang tidak lagi menganut doktrin bertempur sampai mati demi mempertahankan atau merebut suatu wilayah dengan cara apapun.
Tapi berperang secara cerdas dan pulang dari medan tempur dalam keadaan selamat.
Namun masih ada juga doktrin tempur bagi TNI yang memiliki prinsip "jadilah tameng peluru bagi Presiden yang sedang dikawal".
Ini merupakan doktrin khusus bagi para personel Paspampres.
Di balik kostumnya yang rapi dan elegan seorang personel Paspampres sebenarnya merupakan sosok "mesin perang".
Ketika sedang bertugas, umumnya personel Paspampres mengenakan rompi antipeluru di dalam baju jasnya.
Lalu mereka minimal membawa dua senjata api yang tersembunyi di balik baju jasnya yang rapi, alat komunikasi, pisau lempar, dan lainnya.
Jika terjadi ancaman atau serangan terhadap Presiden, para personel Paspampres akan selalu melakukan pengawalan pagar betis melingkar.
Bahkan mereka juga siap menjadi tameng peluru.
Misal, dalam waktu menghadapi gempuran tembakan lawan, para pesonel Paspampres tetap berdiri tegak sambil melakukan perlawanan maksimal.
Mereka hanya akan roboh akibat tembakkan lawan.
Walau begitu, Paspampres akan tetap berusaha melawan menggunakan senjata api yang semula disarungkan di kakinya.
Sebelum Presiden bisa diselamatkan, pasukan Paspampres tetap gigih bertempur tanpa menghiraukan para temannya yang sudah gugur atau terluka.
Pasalnya mereka sudah disumpah untuk siap mati demi menyelamatkan Presiden.
(Ade Sulaeman)