Penulis
Intisari-Online.com - Saat ini, Indonesia masih menjadi negara dengan kasus virus corona (Covid-19) terbanyak di Asia Tenggara.
Total ada lebih dari 78.000 kasus virus corona di Indonesia hingga Selasa (14/7/2020).
Nah, sebelumnya Singapura berada di urutan kedua. Namun kini sudah berbeda.
Di mana Filipina tiba-tiba mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang membuat negara ini kini menempati urutan kedua sebagai negara dengan kasus virus corona terbanyak di Asia Tenggara.
Dilaporkan dari Worldometers.info pada Rabu (15/7/2020), ada 57.545 kasus positif virus corona di Filipina.
Sementara ada 1.603 kasus kematian dan 20.459 orang dinyatakan sembuh.
Melihat hal ini, ada banyak cara yang dilakukan pemerintah untuk memutus penyebaran virus.
Salah satunya pemerintahFilipinadan polisi akan melakukan pencarian pasienCovid-19dari rumah ke rumah untuk mencegah penularan yang lebih luas.
Langkah itu diambil, di tengah melambungnya angka kematian dan jumlah kasus infeksiCovid-19serta sejumlah daerah kembali menerapkan lockdown ketat.
Bahkan ia memperingatkan, siapa pun yang terinfeksiCovid-19menolak untuk bekerja sama, maka ia akan menghadapi hukuman penjara.
Pendekatan ini ditempuh setelah seminggu terakhirFilipinamencatat peningkatan harian terbesar di Asia Tenggara dalam kasus kematian akibatCovid-19dan melihat okupansi rumah sakit tumbuh tajam, setelah tiga kali lipat dari kasus infeksi sulit berkurang sejak lockdown pada 1 Juni.
"Kami tidak ingin pasien positif tinggal di rumah sendiri menjalani karantina, terutama jika rumah mereka tidak memiliki kapasitas, " ujar Ano saat konferensi pers, seperti dilansir Reuters, Rabu (15/7/2020).
"Jadi apa yang akan kita lakukan adalah pergi dari rumah-ke-rumah dan kami akan membawa kasus positif ke fasilitas isolasiCovid-19yang kami miliki," jelasnya.
Strategi ini merupakan evaluasi dari langkah sebelumnya ketika kasus positif dengan gejala ringan menjalankan isolasi mandiri.
Membenarkam langkah pencarian dari rumah ke rumah, Ano mengutip Undang-Undang 2019 tentang pelaporan penyakit dan pengawasan.
Wakil Menteri Dalam Negeri, Jonathan Malaya mengatakan melacak kasus positif diperlukan karena beberapa telah melarikam diri.
Rencana ini kemungkinan akan memdapat pertentangan dari kelompok hak asasi manusia karena akan memberikan impunitas bagi polisi berbuat kasar atau kejam secara sistematis yang menargetkan masyarakat miskin dalam perang berdarah terhadap narkoba, seperti yang tercantum dalam Laporan PBB baru-baru ini.
Meskipun PolisiFilipinatelah menolak laporan itu.
Polisi dituduh bertindak keras selama pandemi, termasuk penangkapan atas pelanggaran kecil dan laporan oleh aktivis anak-anak terbunuh, ketika melanggar jam malam.
"Bagaimana pemerintah akan memastikan hak-hak wargaFilipinaakan dihormati dan dilindungi dengan pendekatan baru ini? " kata Phil Robertson, Wakil Direktur Human Rights Watch Asia.
"Mengingat penegak hukumFilipinamemiliki beberapa catatan dalam hal hak asasi manusia, hal ini tentu menimbulkan ketakutan."
Namun Polisi belum menanggapi kritik dari kelompok hak asasi manusia.
Sejauh ini tercatat 57.545 kasus infeksi corona diFilipina, sementara kasus kematian akibatCovid-19mencapai 1.603 orang.
(Srihandriatmo Malau)
(Artikel ini telah tayang diTribunnews.comdengan judul "Filipina Terjunkan Polisi Cari Warga Positif Covid-19 dari Rumah ke Rumah")