Penulis
Intisari-Online.com -Senin pagi, Israel meluncurkan satelit mata-mata terbarunya, Ofek 16, ke ruang angkasa.
Hal itu menandai keberhasilan militer yang signifikan bagi negara Yahudi itu.
Melansir Jerusalem Post, satelit tersebut lepas landas dari pangkalan udara Palmahim di pusat negara dengan menggunakan peluncur Shavit - yang menurut laporan asing digunakan untuk meluncurkan rudal balistik Jericho.
Ofek 16 berhasil masuk ke orbit dan diperkirakan akan mengirim kembali gambar resolusi tinggi pertamanya hingga minggu depan.
Peluncuran tersebut dilakukan pada saat Israel masih terhuyung-huyung akibat penyebaran virus corona, di mana lebih dari 1.000 kasus baru yang dikonfirmasi dalam sehari dengan angka kematian hampir 350 orang.
Hal tersebut menyebabkan Pemerintah Israel memberlakukan pembatasan dan penguncian pada komunitas tertentu.
Peluncuran itu juga terjadi pada saat ketegangan antara Israel dan Iran menuju ruang angkasa, di mana sejumlah ledakan misterius telah menargetkan proyek rudal dan nuklir Teheran.
Sementara, Iran telah dituduh menargetkan pasokan air Israel dalam serangan cyber, serta merencanakan berbagai teroris serangan yang menargetkan sasaran Yahudi dan Israel di seluruh dunia.
Tetapi krisis ekonomi yang berasal dari dampak virus baru telah menyebabkan kenaikan signifikan dalam angka pengangguran, dan sektor pertahanan Israel tidak kebal atas virus ini.
Israel Aerospace Industries, kontraktor utama untuk satelit, akan memberhentikan sekitar 900 pekerja.
Meskipun PHK akan dilakukan di departemen penerbangan perusahaan, industri satelit tetap khawatir.
Seperti Angkatan Udara Israel, industri satelit adalah komponen kunci dari kemampuan militer strategis negara Yahudi. Mereka adalah "mata nyata di langit," yang mengawasi musuh-musuh Israel 24/7 dari jauh.
"Itulah sebabnya proyek itu ditandai sebagai prioritas," kata manajer umum Divisi Ruang IAI Shlomi Sudri dan pejabat lainnya.
Artikel ini telah tayang di Kontan.id dengan judul "Satelit Ofek 16: Satelit yang jadi mata Israel di langit untuk mengawasi Iran"