Find Us On Social Media :

Sering Disepelekan, Nyatanya Masker Bisa Jauhi Risiko Terinfeksi Virus Corona hingga 65% Loh, Ditambah Jarak Sosial Jadi 90%!

By Mentari DP, Jumat, 10 Juli 2020 | 12:50 WIB

Ilustrasi masker N95.

Intisari-Online.com - Sudah hampir 7 bulan lamanya kita menghadapi pandemi virus corona (Covid-19).

Namun sepertinya penyebaran virus ini belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat.

Malah semakin besar dan berpeluang gelombang kedua.

 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ada beberapa cara agar kita tidak terinfeksi virus corona.

Baca Juga: Waspada, Ini Gejala Penyakit GERD pada Anak dan Begini Penanganannya

Salah satu yang paling mendasar adalah memakai masker.

Bukan tanpa alasan. Sebab, memakai masker bisa mengurangi terkena risiko virus corona hingga 65% loh!

Dilansir dari foxnews.com pada Jumat (10/7/2020), masker tidak hanya dapat melawan Covid-19, namun juga melindungi pemakainya.

Pernyataan itu menurut Dean Blumberg, kepala penyakit menular anak di Rumah Sakit Anak UC Davis.

Baca Juga: Dulu Sesumbar Bilang Covid-19 Hanya Akal-akalan, Presiden Brasil Kini 'Merengek' Minta Disembuhkan Sampai Gunakan Obat yang Belum Teruji

Sehingga membuat para ahli kesehatan terus menekankan pentingnya memakai masker untuk melawan Covid-19.

Jadi, jangan merasa bosan jika seluruh pemerintah negara menekannya untuk memakai masker di luar rumah.

Atau bahkan di dalam rumah sekalipun.

"Kami telah belajar lebih banyak," kata Dean Blumberg.

"Karena penelitian dan bukti ilmiah sekarang, kami mendapat fakta bahwa masker tidak hanya mencegah kita tertular virus."

"Tetapi mengenakan masker juga dapat melindungi orang yang mengenakannya."

"Angkanya juga sangat tinggi. Sekitar 65%."

Lebih lanjut, Dean Blumberg juga mengatakan masker yang digunakan bisa berbagai macam.

Tidak hanya masker bedah seperti masker N95. Namun masker lainnya. Asal digunakan dengan baik dan benar.

Walau begitu, masker N95 disebut sebagai masker terbaik untuk melawan virus corona.

Baca Juga: Selalu Misterius dan Disebut Lebih Hebat dari Kopassus, Inilah Pasukan 'Harimau' yang Melindungi Bung Karno, Sering Bikin Panik Pasukan Belanda

Tak heran, jenis masker ini disarankan untuk para petugas medis di rumah sakit.

Karena mereka berhubungan langsung dengan pasien virus corona.

Dean Blumberg dan William Ristenpart, seorang profesor teknik kimia di UC Davis, muncul di UC Davis Live: Coronavirus Edition untuk membahas topik penularan.

Laboratorium Ristenpart di UC Davis telah mempelajari bagaimana orang memancarkan tetesan kecil saat bernapas atau berbicara yang dapat membawa virus.

Keduanya menyoroti dua metode utama penularan.

Yang pertama terlihat adalah tetesan yang dikeluarkan pembawa, yang kira-kira sepertiga ukuran rambut manusia.

Mereka mengatakan maskermenciptakan penghalang efektif terhadap jenis tetesan itu.

"Dengan fakta ini, maka semua orang harus memakai masker," kata Blumberg.

Yang kedua adalah melalui partikel aerosol yang kita keluarkan saat berbicara.

Mereka sekitar 1/100 ukuran rambut manusia dan lebih sulit dari partikel lainnya.

Baca Juga: Dulu Jadi Korban Kebakaran hingga Alami 60% Luka Bakar, Lumpuh, dan Kerusakan Otak, Kini Wanita Ini Meninggal Dunia dalam Kesendirian Setelah 11 Tahun Menderita

Sebab, bentuk partikel lebih kecil dan bisa bisa menyelinap melalui celah masker.

Sehingga selain masker, jarak sosial sangat dibutuhkan untuk menghindari partikel kecil.

"Karena ada lebih banyak aliran udara," kata Blumberg.

Jika kita memakai masker dan melakukan jarak sosial, maka risiko penularan virus menurun hingga 90 persen.

Baca Juga: China Siaga 1, Trump Kirim Pesawat Pembom Nuklir ke Laut China Selatan, Bikin Ketegangan Capai Titik Kritis