China Semakin Nakal hingga Bikin Muak dan Siap Perang Negara-negara Ini, Dimulai dari Aksi Boikot Produk 'Made in China'

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Ulah China yang semakin nakal dengan negara tetangga memicu amarah. Negara-negara yang selama ini direcoki China bersiap melakukan perlawanan.

Intisari-Online.com - Ulah China yang semakin nakal dengan negara tetangga memicu amarah.

Negara-negara yang selama ini direcoki China bersiap melakukan perlawanan dari berbagai bidang.

Salah satu contohnya, India menaikkan tarif pajak impor barang dari China.

India juga melarang investasi dari China.

Baca Juga: Sebelum Bisa 'Melangkahi Mayat Korea Utara,' Perang Korea Tidak Mudah Dipadamkan, 'Halaman Belakang' Dinasti Kim Penuh Senjata Nuklir dan Pulau Gulag

India pun telah memblokir banyak aplikasi-aplikasi dari China dan lain sebagainya.

Para penduduk India juga beramai-ramai memboikot produk "Made in China".

Gerakan tersebut juga semakin masif kala pemerintah India meminta situs jual beli daring skala internasional, Amazon, menunjukkan negara pembuat produknya.

Langkah-langkah yang diambil pemerintah India dan penduduk India merupakan buntut dari bentrok berdarah antara tentara India dengan tentara China di perbatasan India-China bulan lalu.

Baca Juga: Kini Menjelma Sebagai Simbol Kekuatan Asia, Ternyata Saat Perang Dunia II China Hanyalah Negara Lemah, Rakyatnya Dijadikan Eksperimen Biologis Oleh Negara Asia Ini

Puluhan tentara India tewas dalam tragedi berdarah tersebut.

Di Asia Tenggara, Filipina siap angkat senjata atas klaim China di Laut China Selatan.

Ketegangan antara Filipina dengan China memuncak ketika kapal nelayan Filipina ditenggelamkan di perairan Filipina oleh kapal China.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyebut kapal-kapal perang milik China berlayar semakin dekat ke perairan Filipina.

Baca Juga: Terburuk! 5 Senapan Militer Yang Seharusnya Tidak Pernah Ditembakan, Termasuk Membuat Afghanistan Kecewa dengan Pasokan Senjata dari AS

AS yang sudah perang dagang dengan China dan kesal dengan ulah China pun menggerakkan kekuatan militernya.

Angkatan Laut Amerika Serikat menggelar latihan dua kapal induknya di Laut China Selatan, tepatnya di perairan Filipina.

Latihan Angkatan Laut Amerika Serikat itu merupakan buntut pemberlakuan Undang-undang (UU) Keamanan Nasional di Hong Kong oleh otoritas China.

Baca Juga: 'Perang' Antarkeluarga Mempelai Pengantin Ini Pecah Hanya Gara-gara Hal Sepele, Awalnya Adu Mulut hingga Akhirnya Saling Lempar Kursi dan Meja, Sama-sama Rakus?

Pemberlakuan UU tersebut memicu protes besar pada Rabu (1/7/2020) namun dipatahkan oleh pihak kepolisian.

Beberapa warga Hong Kong ditangkap.

UU tersebut mengekang kebebasan demokrasi bagi warga Hong Kong dan melarang tindakan subversif, pemisahan diri, terorisme, dan berkolusi dengan tentara asing.

Atas penerapan UU tersebut, sejumlah negara di dunia, sebagai contoh Inggris dan Kanada, menawarkan kewarganegaraan bagi warga Hong Kong.

Baca Juga: Akankah Aljazair dan Prancis Masuk dalam Risiko Perang? Presiden Aljazair Bongkar Luka Lama, Minta Prancis Minta Maaf atas Kekejaman di Zaman Kolonial

Di sisi lain, perusahaan telekomunikasi asal China, Huawei, kini juga diblokir dari pengembangan jaringan 5G di sejumlah negara.

Australia mengerahkan tentara siber untuk mempertahankan diri dari serangan siber setelah tensi dengan China meningkat.

Pada Rabu, Kongres AS dengan suara bulat memberikan sanksi bagi China atas UU Kemanan Nasional yang diterapkan di Hong Kong.

Baca Juga: Di Asia China Melawan India, di Afrika Ada Mesir Lawan Ethiophia, Kabar Terbarau Eropa Juga Memanas Rusia Kirim Pasukan Militer Untuk Gempur Uraina, Akankah Perang Dunia III Terjadi?

(Danur Lambang Pristiandaru)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sering Berkonflik, Negara-negara di Dunia Ini "Serang" China"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait