Find Us On Social Media :

Sebelum Bisa 'Melangkahi Mayat Korea Utara,' Perang Korea Tidak Mudah Dipadamkan, 'Halaman Belakang' Dinasti Kim Penuh Senjata Nuklir dan Pulau Gulag

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 6 Juli 2020 | 17:51 WIB

Kim Jong-un

Intisari-Online.com - Dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat menandai ulang tahun ketujuh puluh dari pecahnya Perang Korea, yang dimulai pada 25 Juni 1950, saatnya untuk mempertimbangkan kondisi untuk perdamaian abadi dan adil di Semenanjung Korea.

Konflik Korea sangat berperan dalam memperkuat Perang Dingin di kedua ujung benua Eurasia.

Sementara sisa-sisa Perang Dingin telah menghilang dari Eropa, Perang Dingin tetap sangat hidup di Semenanjung Korea.

Mengakhiri secara formal akan berfungsi sebagai katalis utama dalam menerapkan struktur keamanan yang lebih stabil di dan sekitar Semenanjung Korea.

Baca Juga: Sempat Akan Diaborsi Ketika Masih dalam Kandungan, Ibunya Syok Saat Terlahir Bayinya Memiliki Dua Kepala, Sebelumnya Dokter Ungkap Hal Ini

Tetapi sebuah deklarasi untuk mengakhiri perang berdasarkan kebijaksanaan politik dan konsepsi naif perdamaian antara kedua Korea tidak akan menghasilkan perdamaian yang nyata.

Alasan mengapa Perang Dingin berlanjut di semenanjung adalah karena ancaman yang terus-menerus muncul dari Korea Utara — satu-satunya dinasti komunis di dunia.

Baca Juga: Menarik, Saat Banyak Wanita Menutup Organ Vitalnya Justru Perempuan di Inggris Berani Pergi Ke Manapun Tanpa Celana Dalam, 'Kami Terinspirasi Ratu Elizabeth I'