Penulis
Intisari-online.com - Bukan rahasia lagi jika jaringan prostitusi selalu ada di negara manapun.
Sekedar indi, prostitusi sudah ada jauh sebelum abad ke-21.
Bahkan pada zaman kekaisaran Romawi dan Yunani, wanita dianggap sebagai komoditi berharga untuk diperdagangkan.
Prostitusi kemudian mulai dikenal di seluruh dunia karena kebiasaan buruk bangsa Romawi dan Yunani kala itu.
Baca Juga: Herbal Antihistamin Alami Sebagai Obat Biduran Tradisional yang Ampuh
Para wanita pramuria yang bekerja di dunia 'esek-esek' tersebut mau tak mau harus selalu menjaga serta merawat asetnya yang paling berharga, tubuh.
Tujuannya agar tetap ada pelanggan yang mau memakai jasanya.
Sementara itu, sebuah kisah mengejutkan pernah terungkap di Tiongkok, di mana para wanita bisa membuat dirinya kembali perawan hanya bermodalkan belut.
Pada tahun 2015 lalu tepatnya di Beijing, China. Kepolisian setempat berhasil membongkar sebuah jaringan prostitusi di Xuzhou, Provinsi Jiangsu.
Modus operandi prostitusi itu berkedok penipuan.
Para pelaku prostitusi itu menjebak para lelaki dengan menjajakan sejumlah gadis yang masih perawan kepada mereka.
Alasan para gadis itu ingin menjual keperawanannya tampak klise, yakni untuk membiayai pengobatan ibu mereka yang sedang sakit di kampung halaman.
Jaringan prostitusi menawarkan para gadis itu melalui beragam platform media sosial.
Polisi yang menerima laporan dari masyarakat segera menindaklanjuti kasus ini.
Singkat cerita kepolisian berhasil menjalin kontak dan bertemu dengan seorang wanita pramuria bernama Liu.
Mereka kemudian menangkapnya dan menginterogasi Liu.
Liu kemudian mengaku bahwa ia diperkenalkan dengan jaringan prostitusi ini oleh seorang teman di kampung halamannya, Chongqing.
Rupanya para wanita pramuria itu sudah tidak perawan, para pelanggan ditipu mentah-mentah dengan menggunakan darah belut.
Darah belut yang sudah diserap dalam spon dipalsukan oleh para pelaku sebagai darah keperawanan mereka.
Seorang wanita pramuria perlihatkan spon untuk menyerap darah belutBelut dipilih karena karakteristik darahnya mirip manusia.
Liu juga berkata setidaknya ada sepuluh orang asal Chongqing yang terlibat dalam penipuan status keperawanan ini.
Seperti dikutip dari Kompas.com, seorang perwira polisi yang menangani kasus ini bernama Hao Pengfei berkata "Jaringan ini sangat terorganisasi dengan baik, dan tiap anggota memiliki tanggung jawab spesifik."
"Saat mereka berada di lokasi baru, maka pemimpin jaringan akan membeli data personal secara ilegal," katanya
"Harga layanan untuk para gadis itu bervariasi antara 2.000 dan 10.000 yuan (Rp 4-22 juta). Sejauh ini, kelompok tersebut sudah mengantongi ratusan ribu yuan," tambah Pengfei.(*)
Artikel ini pernah tayang di Grid.ID dengan judulPakai Belut, Ini Cara Wanita 'Penjual Syahwat' di China Agar Tetap Perawan