Penulis
Intisari-Online.com - Ini adalah kisah tentang Neturei Karta.
Berdeda dengan sebagian besar umat Yahudi di seluruh dunia, sekte Yahudi, persisnya Yahudi Ortodoks, ini justru ingin membubarkan Israel.
Tak hanya itu, mereka juga mendukung kemerdekaan Palestina.
Sejak mendeklarasikan diri sebagai negara merdeka pada dekade 1940-an, ternyata tak semua sekte Yahudi mendukung negara penuh kontroversi itu.
Tak sekadar tak mendukung, sekte Yahudi ini bahkan menentang dan ingin membubarkan negara Israel.
Sekte ini bernama Neturei Karta yang dalam bahasa Aramaik berarti “Para Penjaga Kota”.
Sekte ini merupakan komunitas religius Yahudi Haredi yang didirikan di Yerusalem, yang waktu itu masih bernama Mandat Palestina, pada 1938.
Haredi adalah salah satu bagian dari agama Yahudi Ortodoks yang dicirikan dengan menolak segala jenis budaya sekular-modern.
Dengan karakterisitik ini Neturei Karta menentang Zionisme dan bahkan menyerukan pembubaran Israel.
Sebab, para anggota Neturei Karta percaya umat Yahudi tak diizinkan memiliki sebuah negara hingga datangnya Sang Juru Selamat alias Mesias.
Kini sebagian besar anggota kelompok itu tinggal di kawasan permukiman Batei Ungarin dan Meah Shearim.
Saat itu, mereka amat menentang ideologi Zionisme yang mencoba memaksakan kedaulatan Yahudi ke Palestina yang masih menjadi wilayah Turki Ottoman.
Kelompok ini amat dibenci para Yahudi pendatang baru yang pada umumnya kurang taat menjalankan agamanya.
Mereka dibenci karena memiliki keyakinan bahwa kebebasan bangsa Yahudi hanya bisa dibawa Sang Juru Selamat.
Sebagai sebuah organisasi, Neturei Karta didirikan Rabbi Amram Blau dan Rabbi Aharon Katzenelbogen.
Rabby Blau adalah warga asli Meah Shearim di Jerusalem dan aktif dalam Agudat Israel, sebuah partai politik Yahudi ultra-ortodoks, di masa Mandat Palestina.
Namun, pada 1930-an, Agudat Israel mulai mengadopsi banyak kompromi dan mulai mengakomodasi ide-ide gerakan Zionisme.
Hal ini membuat Rabbi Blau gerah dan memutuskan keluar dari partai itu pada 1937 dan bersama Rabbi Katzenelbogen kemudian mendirikan Chevrat HaChayim yang kemudian dikenal sebagai Neturei Karta.
Sebagai sebuah organisasi baru, Neturei Karta tak bebas bergerak bahkan dibenci sesama kelompok Yahudi Ortodoks yang sama-sama menentang Zionisme.
Menurut harian The Guardian, bahkan di antara kalangan Haredi atau lingkaran Yahudi ultra-Ortodoks, Neturei Karta dianggap sebagai cabang yang amat liar.
Seperti sudah disinggung sebelumnya, Neturei Karta tidak mendukung terbentuknya negara Israel dan menganggap, mereka yang mendukung keberadaan Israel sama dengan menentang janji Tuhan.
Bahkan, situs resmi Neturei Karta menyebut, anggotany kerap berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa yang diwarnai pembakaran bendera Israel di berbagai kota di dunia.
Di antara tokoh-tokoh Neturei Karta yang menentang Israel adalah Moshe Hirsc yang pernah menjadi menteri dalam kabinet Palestina pimpinan Yasser Arafat.
Bahkan setahun setelah Perang Gaza (2008) berakhir, sekelompok anggota Neturei Karta masuk ke Gaza dan bergabung dalam Gaza Freedom March untuk menunjukkan dukungan terhadap warga Palestina di wilayah kekuasaan Hamas itu.
Tak hanya memiliki hubungan dekat dengan Palestina, Neturei Karta juga memiliki kedekatan khusus dengan Iran, musuh bebuyutan Israel.
Pada Oktober 2005, pemimpin Neturei Karta Rabbi Yisroel Dovid Weiss merilis pernyataan yang pada intinga mengkritik kecaman Israel terhadap Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad.
Weiss menulis bahwa pernyataan Ahmadinejad yang ingin menghapus Israel dari peta dunia bukan sebuah pernyataan anti-Yahudi.
Baca Juga: Bangsa Yahudi Terkenal Cerdas, Ternyata 7 Faktor Inilah Penyebabnya, Apa Saja?
Weiss berpendapat, Ahmadinejad sebenarnya sedang berusaha untuk menciptakan dunia yang damai dan lebih baik.
Dia bahkan mengulang pernyataan pemimpin spiritual Iran Ayatollah Khomeini yang selalu menekankan penghormatan dan perlindungan umat Yahudi.
Pada Maret 2006, sejumlah anggota Neturei Karta berkunjung ke Iran dan bertemu dengan sejumlah pemimpin Iran.
Dalam pertemuan itu, tak hanya memuji langkah-langkah Ahmadinejad dalam menentang keberadaan Israel, organisasiini juga menyebut Israel menggunakan isu holocaust untuk kepentingan politik. B
"Kami bangsa Yahudi yang nyaris punah akibat holocaust, tidak pernah menggunakan peristiwa itu untuk kepentingan pridabi kami," kata Weiss kala itu.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari