Tak Sebut Soal Rasisme dan Disebut Hanya Semakin Lindungi Polisi, Ini Isi Perintah Eksekutif Reformasi Polisi yang Ditandatangani Trump

Tatik Ariyani

Penulis

Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang bertujuan memperbaiki kinera kepolisian di Amerika Serikat pada Selasa (16/6).

Intisari-Online.com - KematianGeorge Floyd, seorang pria kulit hitam yang meninggal di tangan mantan polisi Minneapolis, Derek Chauvin, pada 25 Mei lalu memicu unjuk rasa selama berminggu-minggu di AS dan banyak negara lain.

Unjuk rasa nasional di AS sendiri menuntut untuk diakhirinyaprofil rasial dan kebrutalan.

Untuk itu, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang bertujuan memperbaiki kinera kepolisian di Amerika Serikat pada Selasa (16/6).

Perintah eksekutif tersebut memungkinkan Departemen Kehakian (DoJ) untuk memantau dan mengajukan pelatihan dan taktik deeskalasi pasukan polisi setempat dan membuat basis data untuk melacak petugas yang memiliki catatan kekerasan.

Baca Juga: Salip Singapura, Kini Indonesia Jadi Negara dengan Kasus Covid-19 Tertinggi di Asia Tenggara, Nomor 30 di Dunia

Ini akan menyediakan insentif keuangan, mengikat pendanaan federal dari departemen lokal untuk mengadopsi standar praktik terbaik, salah satunya larangan menekan leher kecuali petugas tersebut dalam bahaya.

Perintah tersebut juga mengusulkan dana bantuan untuk program-program yang melibatkan kerjasama antara polisi dan pekerja sosial dalam merespon panggilan tanpa kekerasan, seperti kasus kesehatan mental, kecanduan narkoba, dan tunawisma.

Namun, aktivis hak-hak sipil maupun kubu Partai Demokrat mengatakan bahwa perintah itu tidak cukup kuat.

Mereka menganjurkan reformasi total kepolisian, termasuk seruan untuk memangkas anggaran departemen kepolisian ke program sosial.

Baca Juga: Tak Main-main dengan Ancamannya hingga Ledakkan Gedung di Korsel, Kim Yo Jong Diklaim Lebih Kejam dari Sang Kakak, Ayah, dan Kakeknya

Benar saja bila banyak pihak yang tidak puas dengan isi perintah eksekutif tersebut.

Pasalnya, di dalamnya tidak menyebutkan tentang debat nasional yang bergolak tentang rasisme yang ditimbulkan oleh pembunuhan yang dilakukan polisi terhadap pria dan wanita kulit hitam.

Melansir Outlookindia, Rabu (17/6/2020), Trump bertemu secara pribadi dengan keluarga dari beberapa warga kulit hitam Amerika yang tewas dalam interaksi dengan polisi sebelum upacara penandatanganan Rose Garden dan mengatakan ia berduka atas nyawa yang hilang dan keluarga yang hancur.

Baca Juga: Tak Hanya Digunakan Sebagai Bahan Pembuatan Kue, Ini Rupanya Manfaat Ampuh Baking Soda atau Soda Kue, Salah Satunya Redakan Flu

Namun kemudian ia dengan cepat mengubah nadanya dan mengabdikan sebagian besar sambutannya di depan umum untuk menghormati dan mendukung "pria dan wanita pemberani dengan (seragam) warna biru yang mengawasi jalan-jalan kami dan menjaga kami tetap aman."

Dia mengkarakteristikkan para perwira (polisi) yang menggunakan kekuatan berlebihan sebagai jumlah kecil "outlier" di antara jajaran polisi "yang dapat dipercaya".

"Mengurangi kejahatan dan meningkatkan standar bukanlah tujuan yang berlawanan," katanya sebelum menandatangani perintah Selasa, diapit oleh pejabat polisi.

Melansir CNN, Selasa (16/6/2020), dalam pidatonya, Trump tidak membahas masalah rasisme secara langsung.

Sebaliknya, ia mengatakan berulang kali bahwa petugas yang membunuh orang kulit hitam Amerika yang tidak bersenjata hanyalah sejumlah kecil petugas.

Baca Juga: Adik Kim Jong Un Ungkap Alasannya Hancurkan Gedung Penghubung Korsel-Korut, Sebut Korsel 'Anjing Kampung' dan 'Boneka Amerika Serikat'

"Mereka sangat kecil. Saya menggunakan kata kecil," katanya. "Ini persentase yang sangat kecil. Tapi tidak ada yang mau mengabaikan mereka (sejumlah kecil) lebih dari polisi yang benar-benar baik dan hebat."

Trump mengatakan dia mengambil tindakan eksekutif untuk mendorong polisi mengadopsi "standar profesional" tertinggi dan terkuat "untuk memberikan masa depan keselamatan dan keamanan bagi orang Amerika dari setiap ras, agama, warna kulit, dan kepercayaan."

Dia melanjutkan upaya kritik untuk menggunduli departemen dan mengatakan polisi berutang hormat untuk pekerjaan mereka, mengingat petugas yang berlari ke World Trade Center yang terbakar pada peristiwa 11 September.

Trump mengatakan orang Amerika "menuntut hukum dan ketertiban" dan memuji upaya penegakan hukum untuk memadamkan kekerasan selama protes terhadap kebrutalan yang dilakukan polisi awal bulan ini.

"Tanpa polisi, ada kekacauan," kata Trump.

Baca Juga: Kisah Mengerikan Mantan Tahanan Politik China yang Disiksa 16 Jam Sehari, Organ Tubuhnya Hampir Dirampas Tanpa Ia Tahu, Seperti yang Dialami Tahanan Lain

Artikel Terkait