Hampir 90% Pasiennya Sembuh, Ini 4 Rahasia Maroko dalam Tangani Virus Corona, Salah Satunya Gunakan Obat yang Masih Dilarang WHO

Mentari DP

Penulis

Tingkat kesembuhan pasien virus corona di Maroko hampir mencapai 90 persen, termasuk di antara yang tertinggi di dunia.

Intisari-Online.com - Maroko menjadi salah satu negara yang disebut berhasil dalam menangani pandemi virus corona (Covid-19).

Bagaimana tidak.

Dalam 24 jam terakhir, negara yang berada di Afrika Utara inihanya melaporkan 61 kasus baru, nol kasus kematian, dan 10 pasien sembuh.

Dengan tambahan itu, maka Maroko total mencatat 8.132 kasus infeksi dengan 208 kematian dan 7.278 pasien dinyatakan sembuh.

Baca Juga: SebutVirus Corona Tak Ada, Pemuda IniMengaku Siap Dirawat Bareng Pasien Positif Covid-19, Bahkan Tantang Tim Gugus Tugas untuk Menangkapnya, Begini Nasibnya Sekarang

Kesembuhan hampir 90 persen

Tingkat kesembuhan pasien virus corona di negara itu hampir mencapai 90 persen, termasuk di antara yang tertinggi di dunia.

Dikutip dari Sky News Arabia pada Minggu (7/6/2020), Koordinator Pusat Nasional untuk Darurat Kesehatan Masyarakat Muadz Mrabet mengatakan, tingkat kematian di Maroko stabil pada 2,6 persen, lebih rendah dari rata-rata global yang mencapai 5,9 persen.

Sementara tingkat kesembuhan di Maroko jauh di atas rata-rata global pada 48,3 persen dan Afrika yang mencapai 43,9 persen.

Baca Juga: Viral Peti Jenazah Pasien PDP Covid-19 Jatuh dan Terbuka, Buat Proses Pemakaman Mendadak Mencekam dan Keluarga Langsung Histeris

Negara itu secara perlahan memulai kembali aktivitasnya setelah Idul Fitri dengan mengizinkan kafe dan restoran beroperasi kembali, meski secara terbatas.

Warga Maroko kini tengah menunggu keputusan pemerintah soal kelanjutan karantina negara pada 10 Juni mendatang.

Penguncian sejak 20 Maret

Otoritas Maroko telah menerapkan penguncian sejak 20 Maret dengan menutup seluruh perbatasan, sekolah, masjid, dan pelayanan umumnya.

Selain itu, pemerintah juga menggunakan klorokuin untuk menyembuhkan pasien sejak kasus infeksi awal.

Meski penggunaan klorokuin kini tengah menjadi perdebatan dunia dan membuat WHO menghentikan uji klinisnya, Maroko memutuskan untuk tetap menggunakan obat itu dalam penyembuhan pasien.

Dokter spesialis pernapasan Fatimah az-Zahra mengatakan, meningkatnya angka kesembuhan di negaranya sudah dipresiksi sebelumnya.

Hal itu disebabkan oleh bertambahnya jumlah tes secara signifikan setelah mendapatkan alat deteksi dalam jumlah banyak dan mengedarkannya ke sejumlah laboratorium.

Terkait efektifitas penggunaan klorokuin, ia pun mengaku kesulitan untuk menjelaskannya, di tengah bayang-bayang hasil penelitian yang justru bertentangan.

Baca Juga: Dulu Sempat Viral Karena Rumahnya Dikepung Rumah Tetangga dengan Tembok, Kini Nasib Rumah Eko Purnomo Tidak Berubah, Malah Makin Menyedihkan

Menurutnya, kasus infeksi di Maroko saat ini tidak begitu mengkhawatirkan karena banyak didominasi oleh pasien tanpa gejala.

Namun, semua pihak untuk terus waspada dan mengantisipasi adanya gelombang kedua.

Rahasia sukses Maroko

Seorang dokter yang telah menghabiskan 15 tahun dalam menekuni bidang epidemiologi, Said Muzakki menyebut empat hal yang membuat Maroko sukses mengendalikan virus corona.

Empat hal itu adalah respon cepat pemerintah dalam mencegah penyebaran, keterlibatan aktif warga Maroko, peran penting staf medis, dan mengikuti protokol kesehatan Profesor Didier Raoulette.

Didier Raoulette merupakan seorang ilmuwan Perancis yang karyanya berada dalam garis depan dalam mempromosikan klorokuin untuk pasien virus corona.

"Saya percaya bahwa semua faktor itu memainkan peran penting dan berkontribusi dalam apa yang telah kita capai hari ini," kata Said.

Jika melihat kasus di Maroko berdasarkan indikator epidemiologi, ia memastikan bahwa negara itu telah mampu mengendalikan virus corona.

(Ahmad Naufal Dzulfaroh)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Persentase Sembuh Pasien Corona di Maroko Hampir 90 Persen, Apa Rahasianya?")

Baca Juga: Jadi Satu-satunya Alasan Negara Lain Tak Berani Usik Korea Utara, Kim Jong Un Malah Disebut Tak Akan Gunakan Nuklir, Alasannya?

Artikel Terkait