Find Us On Social Media :

Terus Tebar Ancaman Terkait dengan Pembelot yang Mereka Sebut 'Anjing Sampah' ke Korsel, Korut Janji Bakal Bikin Negara Tetangganya Itu Menderita

By Tatik Ariyani, Sabtu, 6 Juni 2020 | 15:44 WIB

Kim Yo Jong, adik bungsu Kim Jong Un.

Intisari-Online.com - Korea Utara pada Kamis (4/6/2020) mengancam akan membatalkan perjanjian militer dengan Korea Selatan.

Selain itu, Korut juga mengancam akan menutup kantor penghubung lintas-perbatasan, kecuali Seoul menghentikan para aktivis mereka yang membagikan selebaran anti-Pyongyang di atas perbatasan dua negara itu.

Pernyataan itu dikeluarkan oleh adik perempuan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, yakni Kim Yo Jong, sebagaimana dilansir media Perancis AFP.

Pernyataan itu hadir di tengah hubungan beku mendalam antara Korea Utara dan Korea Selatan meski tiga pertemuan antara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae In pernah berlangsung pada 2018.

Baca Juga: Digadang-gadang Bakal Gantikan Kim Jong-un, Tapi Kim Yo-jong yang Disebut Bisa Lebih Kejam dari Sang Kakak Tak Pernah Berbicara Kepada Dunia, Inikah Alasannya?

Para pembelot Kora Utara dan aktivis lainnya telah lama membagikan selebaran yang mengkritik Kim Jong Un atas pelanggaran hak asasi manusia dan ambisi nuklirnya.

"Pihak berwenang Korea Selatan akan dipaksa untuk membayar mahal jika mereka membiarkan situasi ini berlanjut sambil membuat berbagai alasan," kata Kim Yo Jong dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh kantor berita resmi KCNA.

Kim Yo Jong menyebutkan, para pembelot itu "sampah manusia" dan "anjing sampah" yang mengkhianati tanah air mereka.

Dia juga mengatakan sudah waktunya meminta pertanggung jawaban pemerintah Korea Selatan.

Baca Juga: Didampingi Kim Yo Jung, Kim Jong Un Muncul Kembali di Depan Publik Sambil Tertawa dan Merokok

Kim Yo Jong mengancam akan membatalkan perjanjian militer dan menutup kantor perbatasan yang ditandatangani Moon Jae In ketika hadir di Pyongyang pada 2018 dalam rangka menghapus tensi perbatasan.

Meski sudah mengancam akan menutup kantor penghubung antara Korea Utara- Korea Selatan di perbatasan, juga membatalkan perjanjian militer serta proyek lainnya, Korut rupanya sedang berencana membuat Korsel menderita.

 

Pihak Korsel pasca-ancaman itu langsung merespons bahwa mereka akan membuat undang-undang yang akan membatasi pergerakan aktivis serta pembelot Korut di perbatasan.

Baca Juga: Sudah Jaga Jarak, Pakai Masker, dan Cek Suhu, Nyatanya 2 Siswa SD Langsung Positif Covid-19, Padahal Baru 1 Hari Masuk Sekolah Kembali

Namun, UU itu tampaknya memicu perdebatan tentang potensi pelanggaran kebebasan berekspresi di Korsel.

Dilansir media Perancis, AFP, Juru bicara Departemen Unifikasi Korea Utara pada Jumat (5/6/2020) mengatakan, "Pertama-tama, kami tentu akan menarik kantor penghubung Utara-Selatan." Pernyataan itu dilansir oleh Kantor Berita Pusat Korea.

Penutupan kantor penghubung itu menyusul beberapa tindakan untuk menghukum Seoul, imbuh juru bicara itu.

"Kami sedang memulai sesuatu yang akan melukai sisi Selatan, sesegera mungkin kami akan membuat mereka menderita."

Seorang pejabat dari kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan, kampanye selebaran yang dilakukan pembelot dan aktivis itu "lebih punya sisi berbahaya daripada baiknya".

Sejauh ini, operasi di kantor penghubung Utara-Selatan telah ditangguhkan akibat wabah virus corona.

Baca Juga: Geng Kriminal Ini Menyamar Sebagai Dokter Covid-19 Kenakan Pakaian Dokter Lengkap, Tak Disangka Inilah yang Mereka Lakukan

Miranti Kencana Wirawan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terus Tebar Ancaman ke Korsel, Korut Janji Akan Buat Tetangganya Itu Menderita"