Jika tidak dihadapi dengan baik, bukan tidak mungkin sikap gigih dan ambisius anak kedua malah mengubahnya jadi anak yang tak bisa diatur.
Tapi tak selamanya anak kedua atau si bungsu tidak bisa diatur.
Semua itu tergantung bagaimana pola asuh yang Ibu terapkan kepada anak.
Ibu perlu paham apa yang menjadi kebutuhan si kecil.
Kepribadian anak yang berbeda-beda juga membuat Ibu perlu mencari akal dalam melakukan pendekatan.
Misalnya pada anak yang terlalu sensitif, ada baiknya Ibu tak terlalu memberinya tekanan agar si kecil tidak merasa stres dan malah berujung pada pemberontakan.
(Gisela Niken)
Artikel ini sudah tayang di nakita.id dengan judul “Anak Kedua Lebih Susah Diatur Dibanding Anak Pertama, Benarkah?”.