Kisah Suku Mundari, Komunitas yang Memiliki Tradisi Mandi dengan Urin Sapi dan Melumuri Sekujur Tubuhnya Dengan Kotoran Sapi dengan Tujuan Ini

Afif Khoirul M

Penulis

Menunggu sapi tersebut buang air kecil, kemudian mereka akan mulai membasuh kepala dan tubuhnya dengan urin dari sapi tersebut.

Intisari-online.com - Ketika matahari menyongsong di Sungai Nil, di pertanian Mundari, seorang pemuda di komunitas itu mulai rutinitas hariannya.

Mereka memulai harinya dengan membersihkan gigi, dengan tongkat dan menggantung kepalanya di pantat sapi.

Menunggu sapi tersebut buang air kecil, kemudian mereka akan mulai membasuh kepala dan tubuhnya dengan urin dari sapi tersebut.

Sedikit diketahui, kehidupan suku Mundari dari Sudan Selatan ini selalu hidup berputar di sekitar sapi berharga mereka.

Baca Juga: Dulunya Cukup Tersohor, Juragan Kulit Ini Ditemukan Tewas Membusuk di Gudangnya, Tak Mau Pulang dan Mandi Setelah Usahanya Ambruk

Bagi mereka sapi adalah hewan yang mewakiliki kekayaan, status dan kehidupannya.

Fenomena tentang suku Mundari ini pernah diabadikan oleh seorang Fotgrafer bernama Tariq Zaidi, yang menangkap pemandangan kehidupan suku Mundari.

Suku Mundari adalah satu dari banyak etinitas unik yang ada di dunia ini.

Suku Mundari memiliki kebiasaan, "keramas" dengan urin sapi, dan menghisap susu segar langsung dari sapi atau kambing.

Baca Juga: Sudah Hubungi Rusia, Amerika Berencana Hubungi Semua Negara Kuat di Dunia untuk Membahas China dengan Serius

Keramas dengan urin sapi dipercaya bisa membuat rambut mereka berubah menjadi merah.

Mereka akan memukul drum untuk memberi tahu seluruh kelompok suku ketika sudah waktunya untuk beternak sapi.

Semua hal dari sapi dimanfaatkan oleh suku ini, termasuk urin yang digunakan untuk mandi, dan kotorannya.

Para lelaki di suku itu suka menggunakan kotoran sapi yang dibakar, kemudian menjadikannya bedak untuk dilumurkan ke sekujur tubuh.

Konon bedak dari kotoran itu akan melindungi mereka dari gigitan nyamuk dan mendesinfeksi mereka secara alami.

Namun, satu hal yang mengejutkan adalah suku ini tidak pernah memakan daging sapi.

Baca Juga: Obat Penurun Panas pada Bayi yang Umum Diberikan, Perhatikan Dosisnya!

Menurut Tariq, mengatakan, "Sapi merupakan hal penting dalam hidup mereka, mereka akan melindunginya dengan segala cara."

Bahkan suku ini menggunakan senapan untuk melindungi sapinya, bahkan satu sapi mereka bernilai sangat mahal.

Setiap sapi dengan tanduk besar bisa bernilai mencapai 500 Dollar Amerika Rp7,1 juta.

Setiap tahun Sudan memiliki sekitar 350.00 sapi dan sapi jantan dicuri lebih dari 2.500 dibunuh oleh penggembala.

Sementara bagi komunitas ini, sapi diperlakukan laiknya keluarga, bahkan sapinya juga memiliki hubungan baik dengan pemiliknya.

Ketika mereka selesai dari padang rumput bisa mengetahui dengan persis di mana pemiliknya.

Baca Juga: Mengejutkan, Meski Covid-19 Berasal dari China Tak Ada Satupun Pasukan Militer China yang Terinfeksi Virus Ini, Namun Rencana Besar Militer China Ini Tersabotase

Pemiliknya juga akan tidur dengan sapi, kemudian mereka juga mandi dengan kotoran dan urin sapi juga.

"Setiap orang mundari yang saya temui memiliki sapi favoritnya sendiri, ini adalah aset yang paling berharga dan mencerminkan dirinya sendiri," kata fotografer Tariq.

Selain dianggap sebagai keluarga dan mencerminkan diri mereka, sapi juga merupakan status sosial di komunitas Mundari.

Artikel Terkait