Surabaya Menjadi Satu-satunya Kota di Indonesia dengan Status Zona Hitam Karena Kasus Covid-19 Mencapai 60 Persen, Apa Penyebabnya?

Afif Khoirul M

Penulis

Ketua rumpun tugas penanganan Covid-19, dr Joni Wahyuadi, mengatakan, zona hitam menunjukkan kasus tinggi di kota itu.

Intisari-online.com - Saat ini Indonesia, belum mengalami penurunan kasus Covid-19, meskipun pemerintah berencana melakukan new normal.

Bahkan Surabaya, menjadi satu-satunya kota yang menyandang status zona hitam karena wabah covid-19 semakin meluas.

Bahkan Jakarta yang yang memiliki kasus besar pun hanya menyandang status zona merah.

Namun, kabar baiknya, Jakarta kini mulai berangsur pulih, beberapa daerah sudah ditetapkan menjadi zona hijau.

Baca Juga: Jago Menembak, 'Ratu Senjata' yang Mantan Tentara Israel Ini Beri Tahu Sensasi Gembira Saat Menarik Pelatuk: 'Ini Adalah Cinta Terbesar'

Lantas bagaimana dengan nasib Surabaya yang kini menjadi zona hitam?

Mengutip Kompas.com pada Kamis (28/5/2020), ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, di Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi mengatakan Surabaya bisa menjadi seperti Wuhan.

Hal itu terjadi karena mayoritas kasus Covid-19 di Jawa Timur mayoritas berasal dari Surabaya.

"65% Covid-19, ada di Surabaya, ini tidak main-main, Surabaya bisa menjadi Wuhan jika warganya masih tidak disiplin," jelas Joni.

Baca Juga: Bisakah Menggunakan Masker Lemon untuk Jerawat? Ini Jawabannya!

Surabaya sudah menjadi zona hitam dikabarkan sejak empat hari lalu.

Ketua rumpun tugas penanganan Covid-19, dr Joni Wahyuadi, mengatakan, zona hitam menunjukkan kasus tinggi di kota itu.

"Semakin banyak kasusnya, warna persebaran di peta akan semakin pekat," ujar Joni, pada Selasa (2/6/2020).

Hingga Kemarin (2/6) malam, kasus Covid-19 Surabaya mencatatkan jumlah mencapai 2.748 kasus Covid-19.

Di peta persebaran wilayah yang menunjukkan warna semakin pekat adalah, Sidoarjo dengan 683 kasus, dan Gresik 183 kasus.

Sementara di peta persebaran terdapat pada 38 kabupaten dan kota, semuanya berwarna merah.

Baca Juga: Sedang di Rumah Sendiri, Wanita Ini Didatangai 2 Makhluk yang Kerap Memangsa Manusia Tiba-tiba Mengetuk Pintu Rumahnya, Begitu Dibuka Langsung Syok Ketakutan

Kepekatan warna yang ditunjukkan dipeta merujuk pada semakin banyak kasus terjadi di daerah tersebut.

Hingga Selasa (2/6) malam, total kasus di Jawa Timur mencapai 5.132 dengan tambahan terakhir 194 kasus.

Tambahan ini berasal dari Surabaya dengan 115 kasus, dan Sidoarjo 19 kasus.

Sementara jumlah kecil juga ditambahkan dari Tuban, Lamongan dan Pemakasan dengan 7 kasus.

Gresik dan Kabupaten Kediri juga menambahkan 5 kasus.

Jumlah pasien ikut meningkat, bertambah 11 pasien dan menjadi 429 pasien.

Menurut Ahli Epidemolog dari Grifth University Australia Dicky Budiman menjelaskan ada 30 kluster di Surabaya.

Baca Juga: Diam-diam Lakukan Operasi Plastik di Wajah dan Tubuh, Remaja Ini Kejutkan Keluarga dengan Perubahannya dan Justru Dapat Penolakan

Ketika kasusnya melebihi 2.000-an maka daerah yang berwarna merah akan berubah menjadi hitam.

Menurt Dicky, Surabaya diharapkan segera melakukan tindakan serius, karena dalam 2-3 minggu ke depan situasinya bisa menjadi chaos.

"Karena tidak mustahil dalam 2-3 minggu ke depan, situasi di Surabaya akan menjadi chaos," jelasnya.

Sementara itu Juru Bicara Pemerintah, Achmad Yurianto menjelaskan sejatinya warna hitam itu awalnya berwarna merah.

Pasalnya kriteria warna yang digunakan hanyalah empat warna, hijau, kuning, oranye dan merah

Menurut Dicky, warna yang tampak hitam ini sebenarnya warna merah, namun jika kasusnya semakin banyak warnaya akan semakin pekat dan berubah menjadi seperti hitam.

Artikel Terkait