Ngeri! Negara Ini Sembunyikan Wabah Covid-19 dari Rakyatnya Sendiri, Siapapun yang Meninggal Karena Gejala Covid-19 Langsung Diperlakukan Seperti Ini

Afif Khoirul M

Penulis

Sementara itu, negara tetangga menerapkan langkah ketat karantina, dan isolasi sosial untuk mencegah penyebaran virus ini.

Intisari-online.com - Guillermo Maltez, seorang sopir taksi berusia 59 tahun menelpon putranya untuk mengucapkan selamat tinggal.

Dia mengatakan kondisinya semakin buruk, dan dokter hanya bisa melepaskan ventilatornya.

"Ayahku merasa akan mati," kenang Silio Maltez, putra Guillermo Maltez.

Tanggal 1 Maret, putra Guillermo Maltez menerima panggilan rumah sakit bahwa ayahnya telah meninggal dunia.

Baca Juga: Obat Penurun Panas dengan Cara Alami, Salah Satunya Minum Air Kelapa

Penyebab kematiannya tidak diumumkan rumah sakit, mereka hanya mengatakan kematiannya karena penyakit pernapasan.

Jenazah Guillermo Maltez kemudian dibawa ke pemakaman dengan tergesa-gesa, tanpa berkonsultasi dengan keluarganya.

Mereka hanya boleh menyaksikan pemakaman itu dari kejauhan, sementara keluarganya tidak pernah tahu penyebab asli kematian sang ayah.

Silvio Maltez mengatakan ayahnya diduga terinfeksi Covid-19, saat sedang bekerja.

Baca Juga: Memang Cuma Parasit, Tapi Yartsa Gunbu Bisa Bikin Orang Mendadak Tajir, Harganya Sampai Rp1,5 Miliar per Kg, Apa Istimewanya?

"Keluarga saya tidak diizinkan melihat tubuh ayah saya, dia dibungkus dengan plastik hitam dan dimakamkan dengan segera," katanya.

Pemakaman dengan kecepatan super yang dilakukan oleh Nikaragua, ini sangat umum terjadi, dan menimbulkan kecurigaan ada yang disembunyikan oleh pemerintah.

Seperti yang diketahui, Nikaragua adalah negara di Amerika Tengah yang tidak melakukan tindakan apapun dalam pencegahan Covid-19.

Presiden Nikaragua, Daniel Ortega masih mengizinkan perusahaan dan sekolah umum untuk dibuka.

Menurut Washington Post, penguburan kematian cepat sering dilakukan pada malam hari, mereka yang meninggal dikatakan memiliki penyakit pernapasan.

Selain itu, pemakaman tersebut juga diawasi dengan ketat oleh personil keamanan.

Baca Juga: Nekat Praktikkan Herd Imunity untuk Melawan Virus Corona, Bukan Kekebalan yang Diperoleh, Negara Ini Justru Dirundung Masalah Covid-19 Lebih Parah

Seorang pejabat yang dirahasiakan namanya mengatakan pada Washington Post, sebuah rumah sakit di Espana, merawat setidaknya 90 pasien dengan penyakit pernapasan.

Dokter di Rumah Sakit Espana menduga sebagian besar orang terinfeksi Covid-19.

Sementara itu, negara tetangga menerapkan langkah ketat karantina, dan isolasi sosial untuk mencegah penyebaran virus ini.

Namun, Nikaragua justru mendorong rakyatnya untuk berkerumun, mendatangi festival, melaksanakan acara budaya, dan olahraga dalam skala besar.

Pemerintah Nikaragua mengatakan telah menyiapkan pandemi, mereka melatif puluhan ribu petugas kesehatan untuk melakukan pencegahan.

Pada April, Organisasi Kesehatan Amerika mengkritik Nikaragua karena dianggap tidak melaksanakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Beberapa ahli percaya, Nikaragua sengaja menurunkan risiko penyakit karena takut pembangunan ekonominya akan merosot.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Sosok yang Kejam dan Gemar Lakukan Eksekusi Mati, Teman Lama Kim Jong-Un ini Justru Bocorkan Sifat Asli Sang Diktator

Pemerintah Nikaragua menolak mengatakan berapa banyak korban terinfeksi, dan menolak melakukan uji coba Covid-19.

Negara tetangganya Kosta Rika, yang memiliki sistem kesehatan terkuat di Amerika Latin, pada 19 Mei mencatatkan 866 kasus Covid-19 dengan 10 kematian.

Alvaro Ramirez, ahli epidemologi yang memimpin respon Nikaragua terhadap wabah kolera, melaporkan Nikaragua tidak melaporkan jumlah korban akibat Covid-19.

Sementara banyak petugas medis di Nikaragua mengaku kewalahan karena banyak pasien dengan penyakit pernapasan berobat.

Sementara jenazah yang meninggal akibat penyakit penapasan langsung dimakamkan denga segera oleh petugas khusus, tanpa mengkonfirmasi pada keluarganya.

Kini 600 tim medis di Nikaragua menandatangani surat yang menyerukan isolasi sosial, menutup sekolah, dan membeli alat pelindung tambahan untuk layanan kesehatan.

Artikel Terkait