Penulis
Intisari-online.com - Di dunia ini banyak sekali kisah mengenai cermin ajaib, namun semuanya hanyalah kisah fiksi.
Namun, tahukah Anda bahwa di dunia ini ada sebuah cermin terkutuk yang membunuh sebanyak 40 orang selama 2 Abad, hingga akhirnya kebenaran tentang cermin tersebut terungkap.
Dikisahkan, tahun 1743, seorang pembuat cermin asal Pracis bernama Louis Alvarez membuat sebuah cermin.
Dua hari kemudian, setelah menyelesaikan pekerjaanya, Alvarez yang sehat tiba-tiba meninggal setelah bercermin.
Namun pada saat itu tidak ada yang mengira bahwa penyebabnya adalah cermin tersebut.
Setelah itu, cermin tersebut dimiliki oleh seorang pemilik toko tepung, bernama Tesemer di kota pelabuhan Marseille.
Dia membeli cermin tersebut sebagai hadiah ulang tahun, namun begitu melihat cermin Tesemer mengaku merasa kedinginan, menggigil dengan kepala yang berat.
Hingga akhirnya Tesemer meninggal dunia, dengan pendarahan otak di kamarnya.
Sejak saat itu cermin itu menghilang selama 22 tahun, dan kembali ditemukan tahun 1765, korban ketiganya adalah Arnold, dia membeli cermin itu di sebuah toko di trotoar.
Tak lama kemudian dia juga meninggal dalam kondisi sama, hal itu terus berlanjut pada korban keempat bernama Henry yang meninggal di tokonya dalam kondisi sama.
Pada saat itulah seorang teman dekat Henry menyadari tentang cermin tersebut, adalah buatan Louis Alvarez, dia juga teman dekat Arnold.
Sejak saat itu, rumor tentang cermin pembunuh mulai beredar di masyarakat. Hingga kemudian lagi-lagi ada korban berjatuhan pasangan Hanmer dan istrinya Ny Jura juga meninggal setelah memiliki cermin tersebut.
Selama 100 berikutnya cermin itu telah membunuh sebanyak 20 orang, sebagian besar mereka sehat meninggal dalam waktu 3 hari.
Semuanya memuncak setelah kematian ke-38 dan korbannya adalah Dr Smith, ilmuwan yang tidak percaya bahwa cermin tersebut bisa membunuh.
Asosiasi Pengumpulan Barang Antik Prancis pun kemudian mengumumkan pada pers tentang bahaya cermin tersebut.
Namun, banyak ilmuwan tertarik untuk memiliki cermin tersebut, mereka percaya ada sesuatu yang tidak beres dengan cermin tersebut.
Seiring berjalannya waktu, tabir misteri cermin hantu tersebut, akhirnya mulai terkuak.
Pada April 2005, Waine, arkeolog Amerika terbang ke Prancis untuk meminta pada Asosiasi Barang Antik Prancis untuk menyelidiki cermin tersebut.
Dia melakukan beberapa tes, dan menemukan cermin tersebut sudah diganti dan tidak original, usianya kurang dari 100 tahun.
Sementara frame kayu cermin tersebut diyakini berusia 2 abad, dengan kata lain pembunuh sebenarnya adalah frame kayu tersebut.
Waine terkejut ketika menemukan tikus mati setelah berada di depa cermin tersebut, dan mengejutkannya kondisinya sama dengan pendarahan otak.
Waine mengelupas kayu tersebut, dan menemukan ternyata frame cermin itu terbuat dari kayu coura, pohon langka yang punah 100 tahun lalu.
Menurut dokumen penelitian, kayu tersebut mengandung zat yang sangat beracun dan akan bereaksi ketika terkena cahaya alami.
Racun itu akan menguap dan berubah menjadi gas, dan membuat orang yang menghirupnya mengalami penyumbatan pembuluh darah otak sehingga membuatnya pecah, dan terjadilah pendarahan otak.
Waine selamat berkat kebiasaan menutup tirai jendela di tempat kerjanya, tetapi secara tidak sengaja istrinya yang membuka jendela menyebabkan racunnya menguap hinga dua tikus mati.