Dari Panci yang Dijilat Anjing Hingga Ditolak Penghulu saat Menikah, Inilah Sekelumit Kisah Bung Karno Perjuangkan Islam Progresif

Ade S

Penulis

Intisari-Online.com -Presiden pertama Indonesia, Soekarno dikenal memiliki berbagai kisah perjuangan terkait Islam progresif.

Sang proklamator menginginkan Islam yang sejalan dengan pengetahuan agar bisa berkemajuan.

Keislaman Bung Karno sendiri sebenarnya sangat kuat hingga disebut memengaruhi negara-negara besar seperti Arab Saudi dan Uni Soviet.

Baca Juga: Tak Hanya di Indonesia, Sejarawan Sebut Keislaman Soekarno Berhasil Pengaruhi Arab Saudi hingga Uni Soviet,'Dia Memberikan Kesan yang Mendalam Bagi Kami'

Sejarawan Bonnie Triyana mengisahkan bagaimana beratnya Bung Karno dalam memperjuangkan Islam progresif tersebut.

Soekarno berani menerobos pakem yang ada agar Islam tidak ketinggalan zaman.

Ia mencontohkan saat Soekarno memperjuangkan donor darah.

Baca Juga: Kisah Bung Karno Bukannya Dikawal Pasukan Khusus Ketika Kunjungi Jepang Justru di Kawal Ketat Oleh Kelompok Yakuza

Pada saat itu, kebanyakan tokoh Islam mengharamkan donor darah karena dikhawatirkan darah seorang muslim akan bercampur dengan non muslim.

Namun, Soekarno menilai tidak ada yang salah dengan donor darah.

"Soekarno mengatakan bahwa urusan donor darah ini urusan kemanusiaan, bukan agama," kata Bonnie dalam acara ngaji bareng Bung Karno yang digelar Megawati Institute, di Jakarta, Jumat (16/6/2017).

Bonnie menambahkan, ada juga kisah saat panci milik bung Karno dijilat anjing.

Soekarno tidak meminta panci itu dicuci dengan air tanah, tapi justru dengan sabun.

"Kalau dulu memang dicuci pakai air tanah karena dulu belum ada sabun. Tapi kalau sudah ada sabun maka tidak perlu lagi air tanah," ucap Bonnie.

Baca Juga: Mengharu Biru Termasuk Saat Tandatangani Eksekusi Mati Sahabatnya Sendiri, Ini 4 Momen Pilu Saat Bung Karno Meneteskan Air Mata

"Menurut Bung Karno, harusnya Islam itu seperti itu, sejalan dengan ilmu pengetahuan."

Ada juga cerita saat Soekarno menikah dengan Siti Oetari, puteri Tjokroaminoto.

Soekarno memilih menggunakan jas dan dasi saat prosesi ijab qabul.

Akibat pakaian itu, penghulu sempat menolak menikahkan Bung Karno karena dianggap menggunakan pakaian kaum kafir.

Namun, Bung Karno tetap ngotot menggunakan baju itu karena merasa tidak ada ajaran Islam yang ia langgar.

"Bung Karno bahkan mengatakan, lebih baik dia tidak menikah daripada harus ganti pakaian," ucap Bonnie.

Baca Juga: Meninggal di Usia Hampir 200 Tahun, Mbah Arjo Rupanya Adalah Sosok yang Temani Bung Karno Ritual di Lereng Gunung Kelud, Ritual untuk Apa?

"Akhirnya tetap dinikahkan juga oleh penghulunya."

(Ihsanuddin)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita-cerita saat Bung Karno Perjuangkan Islam Progresif".

Artikel Terkait