Disukai Semua Orang, Nyatanya Ini 'Sisi Gelap' Mi Instan yang Berhasil Diungkap oleh Para Ilmuwan, Buktinya Bikin Ngeri!

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com- Siapa sih orang yang tidak menyukai mi instan?

Hampir semua orang menyukai jenis makanan yang satu ini.

Namun mereka yang setia pada mi instan harus waspada. Sebab, ada banyak kasus yangmencuat di telinga kita terkait mi instan.

Misalnya kasus seorang mahasiswa berusia 18 tahun yang dilaporkan meninggal dunia karena menderita kanker perut setelah mengonsumsi mi instan setiap malam.

Baca Juga: Beda Jauh, Jika Indonesia Punya 973 Kasus Baru dalam 24 Jam, Brunei Malah 0 Kasus Baru Selama 12 Hari, dan Singapura Hanya Punya 22 Kasus Kematian

Kejadian ini terjadi pada Oktober 2018 silam di mana remaja tersebut makan mi instan tiap kali belajar pada saat tengah malam.

Lalu diamulai menunjukkan gejala seperti perut kembung, mual, dan sakit perut.

Keluarganya pun menjadi khawatir karena kondisi kesehatannya semakin memburuk.

Pihak keluarga kemudian membawanya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis.

Secara mengejutkan, ia didiagnosis menderita kanker lambung stadium akhir.

Baca Juga: Terjadi Lagi, Baru Saja Sekolah Kembali Dibuka, 2 Siswa Langsung Positif Virus Corona, 75 Sekolah Langsung Pulangkan Guru dan Siswanya

Hanya ada sedikit harapan baginya untuk bertahan hidup karena kanker telah menyebar ke organ-organ lain.

Setelah setahun berjuang melawan kanker, ia akhirnya meninggal dunia.

Segala kalangan suka mi instan

Praktis saat membuatnya menjadikan mi instan punya daya tarik sendiri.

Tak heran, segala kangan menyukai mi instan. Tak hanyakaum-kaum menengah ke bawah saja.

Untuk bepergian, sepertinya orang Indonesia telah menempatkan makanan cepat saji ini jadi prioritas.

Bahkan di rumah pun banyak orang yang menyimpan stok bertumpuk di lemari dapur mereka.

Wajar, mi instan ini sering dijadikan pilihan untuk mengganjal perut lapar baik untuk sarapan, makan siang, makan malam, cemilan, teman nonton bola sampai teman ngeronda pun bisa.

Ditambah lagi, cara menikmatinya bisa sesuai selera.

Kurang dimanjakan apalagi kita dengan ini?

Orang Indonesia doyan mi instan

Indonesia merupakan konsumen tertinggi kedua di dunia Mengacu kepada laporan World Instant Noodles Asosiation (WINA).

Baca Juga: Jelang Lebaran, Asteroid Berukuran 1.500 Meter Meluncur Dekati Bumi, Berbahayakah? Ini Jawaban NASA

Ternyata konsumsi mi instan di Indonesia pada tahun 2017 saja telah mencapai jumlah mengejutkan yakni 12,62 miliar.

Hal ini berhasil menempatkan Indonesia sebagai konsumen mi instan terbesar kedua di dunia yang melampaui Jepang 5,66 miliar porsi, India 5,42 miliar porsi dan Vietnam 2,06 miliar porsi.

Posisi teratas masih ditempati China dengan jumlah konsumsi sebanyak 38,970 miliar porsi.

Sepertinya masyarakat Asia memang tak bisa lepas dengan mi instan.

Sisi gelap mi instan

Namun apa yang membuatmi instan begitu buruk?

Karena mi instan ini dibuat agar tahan lebih lama, tentu saja ada proses yang panjang.

Mi instan rendah kandungan nutrisi, tinggi lemak, kalori dan sodium dan dicampur dengan pewarna buatan, pengawet, zat aditif dan perasa.

"Dalam kebanyakan kasus monosodium glutamat (MSG) serta hidrokuinon tersier-butil (TBHQ), yaitu pengawet kimia yang berasal dari industri minyak bumi - mungkinada dalam mi instan untuk meningkatkan rasa dan menjaga ketahanan."

"Meskipun asupan makanan dari unsur-unsur ini diperbolehkan dalam batas, asupan teratur dari mi instan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah," kata Dr Sunil Sharma, dokter umum dan kepala darurat, Madan Mohan Malviya Hopsital, New Delhi.

Baca Juga: Waspada, Makan Sayur Bayam dan Tempe Goreng Secara Bersamaan Beresiko Timbulkan Penyakit Berbahaya Ini

Tahun lalu, The Washington Post telah melaporkan penelitian dari Korea Selatan yang dilakukanuntuk menguji efek mi instan pada kesehatan manusia.

Menurut penelitian, "Meskipun mi instan adalah makanan yang nyaman dan lezat, mungkin ada peningkatan risiko untuk sindrom metabolik mengingatsodium tinggi, lemak jenuh yang tidak sehat dan beban glikemik," kata Hyun Shin, kandidat doktor di Harvard School of Public Health.

Pada tahun 2013, sekelompok dokter Amerika melakukan eksperimen untuk melihat bagaimana proses pencernaan kita berfungsi saat kita mengomsumsi mi instan.

Dengan bantuan kamera mikro, kamera seukuran pil, para dokter dapat melihat prosesmi Instan yang dicerna di layar komputer mereka

Menariknya, terlihat bahwa lambungperlu mencerna beberapa jam untuk benar-benar menghancurkan jenis miinstan.

Para ahli menjelaskan bahwa sifat alami dari mi ini biasanya membuat mereka sulit dicerna.

Dan sebenarnya tidak hanya dalam kasus mi instan, tetapi untuk semua jenis makanan olahan juga beresiko. (Adrie S.)

Baca Juga: Hati-hati, Minum Teh Saat Sahur dan Buka Puasa Bisa Timbulkan Penyakit Berbahaya Ini

Artikel Terkait