Penulis
Intisari-Online.com -Tahun 2016 lalu, desa Atule'er atau Atuleer yang berusia 200 tahun di Provinsi Sichuan, China barat daya menjadi perbincangan publik dunia.
Hal itu terjadi setelah seorang fotografer Beijing News, Chen Jie, mengunggah foto-foto mengerikan di media sosial WeChat tentang bagaimana orang-orang di desa tersebut menjangkau dunia luar dengan jalan setapak.
Jalan paling mengerikan di dunia. Begitulah sebutan untuk jalan setapak dengan panjang 800 meter yang terpaksa harus dilalui anak-anak China dari desa tersebut agar bisa bersekolah.
Anak-anak usia sekolah dasar itu harus memanjat dan menuruni tebing batu yang curam.
Baca Juga: Jadi Penonton Pertandingan Sepak Bola Liga Korea, Boneka-boneka Seks Ini Bikin Gempar
Warga desa juga harus mendaki setidaknya dua jam untuk menjual hasil pertanian mereka ke pasar terdekat.
Anak-anak berusia enam tahun dari Desa Atuleer itu harus meniti anak tangga yang reyot pula. Nyawa adalah taruhannya.
Dalam foto-foto yang beredar tampak anak-anak dengan beban tas sekolah di punggung terpaksa menapakkan kaki di tebing curam.
Ruas jalan yang dilalui hanya setapak.
Baca Juga: Hadapi Corona: Tips Membuat Jus Tahan Lebih Lama untuk Lawan Virus
Sedikit saja kaki terpeleset, maka nyawa akan menjadi taruhan.
Ada bagian jalan yang ditaruh dengan tangga reyot agar bisa dilalui.
Ada juga ruas jalan yang tanpa tangga sehingga kaki harus berpijak langsung pada dinding batu nan curam.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah setempat mengganti tangga buatan tangan penduduk dengan tangga baja lengkap dengan pegangan tangan, yang secara drastis mempersingkat waktu perjalanan mereka.
Sekarang, penduduk pastilah sangat senang setelahakhirnya mereka bisa meninggalkan desa tersebut dan jalan setapak yang berbahaya itu untuk selama-lamanya.
Pasalnya, minggu lalu, 84 rumah tangga warga Atuleer akhirnya bisa meninggalkan jalan tangga itu untuk selamanya.
Melansir CNN, Jumat (15/5/2020), mereka dipindahkan blok apartemen yang lebih dekat dengan pusat kota kabupaten Zhaojue, 75 kilometer jauhnya, kantor berita pemerintah Xinhua melaporkan.
Luas apartemen baru mereka berkisar dari 25 meter persegi hingga 100 meter persegi.
Apartemen mereka dilengkapi dengan dapur modern, toilet, air ledeng, listrik, dan gas, menurut stasiun televisi pemerintah CGTN.
"Saya sangat senang hari ini saya mendapat rumah yang sangat bagus," kata penduduk desa, Mose Laluo, kepada CGTN.
"Setelah pindah ke daerah ini, hidup akan sangat nyaman untuk keluarga saya. Anak-anak saya akan pergi ke sekolah dengan mudah, dan layanan rumah sakit juga dekat."
Namun, tidak semua penduduk desa direlokasi - sekitar 30 rumah tangga berencana untuk tetap tinggal.
Atuleer telah menjadi objek wisata dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2019, 100.000 pengunjung menghasilkan hampir 1 juta yuan ($ 140.878) untuk desa, menurut Xinhua.
Pemerintah setempat berencana untuk mengembangkan daerah tersebut sebagai tujuan wisata, dengan membangun kereta gantung untuk membawa wisatawan naik dan turun tebing, situs berita yang dikelola pemerintah, Paper.cn melaporkan.