Penulis
Intisari-online.com - Bisa dikatakan China menjadi satu-satunya negara di dunia paling sukses dalam menghentikan Covid-19.
Seperti diketahui, virus corona yang sebelumnya berasal di Wuhan telah berhasil dikendalikan dan kini China mulai membuka kembali kota itu.
Meskipun telah berhasil menghentikan Covid-19, baru-baru ini China justru mengumumkan akan kembali melakukan lockdown.
Melansir dari Daily Mirror pada Selasa (19/5/20), lebih dari 100 juta penduduk China terancam akan terkunci kembali di China.
Salah satu kota yang dianggap akan segera melakukan lockdown adalah Jilin, sebuah kota dengan penduduk 4,4 juta jiwa.
Mereka mengumumkan akan menutup sekolah, dan bisnis dan tempat-tempat umum untuk kembali melakukan lockdown seperti di kota Wuhan sebelumnya.
Provinsi itu bahkan disiagakan dalam tingkat tinggi, setelah merekam tiga kasus baru.
Kasus itu telah ditularkan secara lokal, dan satu tambahan kematian juga telah dilaporkan.
Dengan munculnya bibit kasus virus corona, China khawatir akan muncul gelombang kedua di kota tersebut.
Oleh sebab itu sebelum situasinya menjadi parah, China langsung memberlakukan lockdown kembali.
Langkah tersebut berarti bahwa kereta api dan bus terutus untuk dilarang masuk ke dalam kota Jilin.
Orang-orang China yang mendengar tentang langkah itu, menyatakan kecewa dan khawatir. Mereka berharap semuanya akan kembali normal.
"Semua orang gelisah," kata Wang Yuemei, seorang pekerja pabrik farmasi di negara tetangga, Tonghua kepada Bloomberg News.
"Saya tidak pernah berharap kota Jilin menjadi kota yang terpukul akibat wabah Covid-19, dan berharap seluruh negeri kembali normal," katanya.
Sebelumnya, satu minggu setelah kota Shulan di tingkat Kabupaten Kota Jilin, telah melakukan kuncian, 8.000 orang dikarantina setelah wabah muncul di negeri itu.
Pada hari Sabtu, pemerintah provinsi memecat enam pejabat, termasuk ketua partai Komunis Shulan, Li Pengfei atas penanganan gelombang kedua.
Sejauh ini kota tersebut sudah mengkonfirmasi 18 kasus Covid-19 sejak 7 Mei.
Sebab itu lockdown kembali dilakukan untuk menghentikan rantai penularan.
Pembatasan perjalanan termasuk larangan pada semua lalu lintas keluar dan lalu lintas kendaraan, serta penutupan sekolah, dan tempat umum lainnya.
Salah satu distrik ditetapkan sebagai wilayah tertutup, dengan setiap rumah hanya memperbolehkan satu orang untuk pergi melakukan hal penting seperti belanja.
Semua toko dan tempat umum ditutup mulai Senin (18/5), dan petugas daerah mulai mengumpulkan alat tes untuk melakukan pengujian.
Pada 15 Mei Pusat Olahraga, di Jilin sudah dirubah menjadi rumah sakit lapangan dalam 48 jam dan sekarang siap menerima pasien.
Sementara itu, pada minggu lalu, sebuah rekaman juga menunjukkan murid sekolah menengah dipulangkan ketika jumlah kasusnya terus bertambah, meski angkanya kecil.