Penulis
Intisari-online.com - Semenjak Covid-19 dan memanasnya situasi di Laut China Selatan, Amerika juga memiliki hubungan cukup panas dengan China.
Seperti yang kita ketahui, keduanya sering terlibat tindakan provokatif di Laut China Selatan dengan mengirimkan kapal induk ke wilayah tersebut.
Spekulasi tentang perang antara China dan Amerika pun semakin memanas beberapa prediksi kekuatan keduanya pun sering dibicarakan.
Namun, menurut penelusuran ada sebuah senjata tersembunyi milik China yang ternyata membuat AS merasa khawatir.
Diketahui China saat ini memiliki sekitar 50 pesawat tempur siluman J-20, ini adalah pesawat stealth generasi setelah F-22 dan F-35 milik AS.
Angkatan Udara Tiongkok secara terbuka mengungkapkan pesawat J-20 dalam pertunjukan udara Zhuhai pada 2018 silam.
Analisa saat itu meragukan kemampuan J-20 karena pesawat tempur itu terlalu berat.
Kemampuan khususnya pun juga belum diverifikasi.
Tetapi banyak hal yang menonjol dari pesawat ini, J-20 memiliki keunggulan pada sistem senjatanya.
Tiongkok mengembangkan rudal jarak jauh PL-15 dan rudal jarak pendek PL-10 Tiongkok, yang dikembangkan khusus untuk J-20.
Setiap roket dilengkapi dengan radar elektronik aktif, dengan jangkauan maksimum hingga 300 km.
Parameter yang mengesankan menjadikan PL-15 salah satu rudal udara-ke-udara terkemuka di dunia, selain K-37M Rusia.
Rentang pertempuran efektif PL-15 lebih kecil dari 300 km, tetapi masih jauh dan lebih kuat dari AIM-120 milik AS dengan rentang 180 km.
Jenderal AS Herbert Carlisle menyatakan keprihatinannya terhadap kemampuan Angkatan Udara AS untuk mendominasi langit, karena ancaman PL-15 milik China.
"Lihatlah apa yang dikembangkan pesaing kita, seperti PL-15 dengan jangkauan meeka," kata Jenderal Carlisle.
"Kita harus menemukan cara untuk menghadapi roket itu," jelasnya.
Amerika saat ini hanya memiliki F-22 dan F-35 yang dilengkapi dengan rudal AIM-120-D, tetapi kemampuan tempur mereka dibawah rudal China.
Dengan kata lain pilot China mampu meluncurkan rudal terlebih dahulu sementara pilot Amerika tidak memiliki waktu untuk merespon.
Kekhawatiran lain adalah AS tidak memiliki proyek untuk meningkatkan rudal udara-ke-udara jarak jauh.
Kapten James Stoneman mengatakan, "Kami tidak memiliki rencana peningkatan pabrik Raytheon saat ini, tidak bisa memperbaiki rudal udara-ke-udara."
Penulis Mark Episkopos, menyimpulkan bahwa dalam hal rudal darat-ke-udara, Tiongkok memiliki kemampuan setara dengan AS mungkin bisa lebih unggul.
Itu alasannya Washington mempertimbangkan pesawat J-20 milik China, karena AS dan sekutunya menunjukkan tanda mereka tertinggal dalam teknologi senjata.