“Prinsip saya, hidup mati bersama keluarga, minimal foto keluarga. Saya lantas berdoa diberi keselamatan agar bisa melihat anak keempat saya yang masih dalam kandungan, lalu mengikatkan syal merah putih. Ternyata, darah berhenti mengalir. Merah putih menjadi penolong saya,” ungkapnya.
Soal sepakterjangnya di medan tempur, Tatang bercerita, pelurunya telah membunuh 80 orang.
Bahkan, dalam aksi pertamanya, dari 50 peluru, 49 peluru berhasil menghujam musuh. Satu peluru sengaja disisakannya.
Ini untuk memenuhi prinsip seorang sniper yang pantang menyerah: sebagai seorang sniper, dalam keadaan terdesak, dia akan membunuh dirinya sendiri dengan satu peluru tersebut.
Lewat kelihaiannya itulah, Tatang didaulat menjadi salah satu sniper terbaik dunia, seperti dituliskan dalam buku yang ditulis Peter Brookesmith, Sniper Training, Techniques and Weapons itu.
Tatang mencetak rekor 41 di bawah Philip G Morgan (5 TH SFG (A) MACV-SOG) dengan rekor 53 dan Tom Ferran (USMC) dengan rekor 41.
Tatang memperoleh rekor tersebut dalam perang di Timor Timur pada 1977-1978.
Moh Habib Asyhad