Dituding 'Uncle Sam' Hendak Mencuri Vaksin Virus Corona, China Merasa Ternodai: 'AS-lah yang Sudah Menggelar Operasi Pencurian Siber Terbesar di Dunia'

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

China langsung merespons dengan menyebut AS melakukan penodaan setelah dituding hendak mencuri data mengenai vaksin.

Intisari-Online.com - China langsung merespons dengan menyebut AS melakukan penodaan setelah dituding hendak mencuri data mengenai vaksin virus corona.

Tudingan itu menjadi babak baru dalam ketegangan dua negara adidaya, yang dalam sebulan terakhir perang komentar mengenai asal usul virus itu.

Pada Rabu (13/5/2020), otoritas AS menuduh ada hacker dari dari China yang hendak mencuri data pengembangan mengenai vaksin virus corona.

Otoritas Negeri "Uncle Sam" kemudian melontarkan peringatan bahwa upaya itu dilakukan oleh kelompok yang berafiliasi dengan Beijing.

Baca Juga: Muncul Trend Gaya Rambut 'Virus Corona' di Afrika Timur, Tercipta dari Perpaduan Kondisi Perekonomian yang Memprihatinkan dan Semangat 'Melawan' Pandemi Covid-19, Kok Bisa?

Badan Penyelidik Federal ( FBI) dan Badan Keamanan Infrastruktur menyatakan, Beijing memperlihatkan "ancaman signifikan" dalam upaya mereka memrangi Covid-19.

Dalam konferesi pers seperti diwartakan AFP Kamis (14/5/2020), juru bicara kementerian luar negeriZhao Lijian langsung membantahnya.

"China menyuarakan ketidakpuasan yang amat sangat dalam dan menentang adanya penodaan ini," ujar Zhao kepada awak media di Beijing.

"Merujuk kepada masa lalu, justru AS-lah yang sudah menggelar operasi pencurian siber terbesar yang terjadi di seluruh dunia," lanjutnya.

Baca Juga: Perhatikan Tangan Anda, Jika Ada Garis Tangan Anda Memiliki 'Pola Langka' Ini, Diprediksi Anda Adalah Orang yang Sukses di Masa Depan

Zhao menekankan, Negeri "Panda" sudah mendapatkan hasil yang begitu signifikan dalam upaya mereka mencegah wabah virus corona.

Dia mengklaim, justru Beijing yang terdepan dalam pengembangan vaksin Covid-19.

Karena itu, seharusnya mereka yang takut jadi target Washington.

Zhao menuturkan pemerintahannya sudah mencegah adanya peretasan siber, dan meminta agar negara lain mengutuk adanya upaya itu di tengah pandemi.

Baca Juga: Covid Hari Ini 15 Mei 2020: Kasus di Indonesia Bertambah 33 Orang, Total 1.076 Pasien Covid-19 Meninggal, WHO Umumkan Virus Akan Tetap Hidup Berdampingan

Sang juru bicara kemudian menanggapi kicauan Presiden AS Donald Trump di Twitter yang menyebut corona sebagai "Wabah dari China".

Menurut Zhao, seharusnya Trump berhenti terus mendiskreditkan negaranya, dan fokus saja terhadap penanganan virus di negara mereka.

Pertama kali terdeteksi di Wuhan pada Desember 2019, wabah tersebut kini sudah menyebar dengan menjangkiti lebih dari 4,4 juta orang di seluruh dunia.

Virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 tersebut juga membunuh hampir 300.000 orang, dan membuat ekonomi dunia berada dalam kelumpuhan.

Baca Juga: Rutin Minum 5 Liter Air Setiap Hari Selama 5 Tahun, Wanita Ini Justru Nyaris Tewas: Hati-hati Ternyata Ini Cara Minum Air yang Benar

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dituding AS Hendak Mencuri Vaksin Virus Corona, China Merasa Ternodai"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait