Penulis
Intisari-online.com - Hampir seluruh negara di dunia mengalami kekacauan dari segala aspek akibat pandemi virus corona.
Ratusan negara terkena dampaknya, termasuk Indonesia yang juga menjadi salah satu negara terdampak Covid-19.
Meski demikian, masih ada secercah harapan untuk mengakhiri pandemi ini, karena dari beberapa bula berlalu masih ada sekitar 13 negara yang mengklaim bebas dari Covid-19.
Salah satu negara tersebut adalah Kiribati, negara yang terletak di Pasifik Tengah, 1 dari 13 negara yang mengaku masih bebas dari virus corona.
Negara itu merupakan gugusan pulau, yang memiliki populasi 116.000 dan mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1979.
Meskipun bebas dari Covid-19, negara ini adalah salah satu yang termiskin di dunia, serta memiliki ancaman geografis naiknya permukaan laut.
Meskipun negara kecil, dan sederhana, Kiribati masih bebas dari virus corona dan mengatakan bahwa mereka punya alasan untuk hal ini.
Salah satunya, mereka ternyata mengonsumsi buah yang dipercaya mencegah virus corona.
Baca Juga: Obat Penyakit Refluks Gastroesofagus, Hati-hati Pemakaian Lama
Menurut laporan Daily Express Selasa (12/5/20), banyak pohon kelapa tumbuh dan membuat penduduk bertahan hidup dengan buah tersebut.
Selain itu penduduk kiribati juga hidup dengan kayu, untuk membuat kapal, rumah.
Kelapa dikenal sebagai moimoto, yang menyediakan hidrasi dan bubur untuk makan dan minum, dan sekarang dimati karena menjadi alasan kekebalan penduduk dari Covid-19.
Rooti Tianaira, seorang guru sekolah dasar di Tarawa, Kiribati, mengatakan pada Mirror, "Kami menggunakan moimoto untuk bertahan melawan virus."
"Buah ini sangat kaya akan vitamin A dan vitamin C," katanya.
"Nenek moyang kami juga makan kelapa parut, dan noni (buah asli lainnya), yang dikenal rasanya menyengat, tetapi memiliki khasiat kesehatan," jelasnya.
"Kami makan sarapan dengan itu setiap hari, dan juga minum todak asam (jus kelapa fermentasi," imbuhnya.
"Mereka semua kuat dari penyakit," singkatnya.
"Jadi kami menggunakan buah-buahan ini untuk membangun sistem kekebalan tubuh kami, mereka banyak dijual di kios dan jalan-jalan," paparnya.
Namun, Rimon Rimon seorang jurnalis setempat membantah klaim itu, dia mengatakan teori itu mungkin untuk memasarkan dagangannya.
Dia mengatakan, "Sebenarnya, menjual kelapa tidak biasa di Tarawa."
"Tidak semua orang memiliki pohon kelapa sendiri, terutama di daerah penduduk padat, jadi mereka yang tidak bekerja menjual kelapa," katanya.
Baca Juga: Ri Sol-Ju: Inilah Kim Ju-Ae, Anak Ri Sol-Ju dan Kim Jong-Un, Nyaris Tak Ada yang Mengetahuinya
"Mengatakan bahwa kelapa bisa mencegah virus corona, itu adalah hal yang baru bagiku," jelasnya.
Meski demikin , Rimon mengatakan, rumor konyol tentang kaitan kelapa dengan virus corona, di media sosial memicu banyak yang mengikutinya di negara maju.
"Ini adalah masalah besar di sini," jelas Rimon.
"Masalahnya banyak yang percaya bahwa kelapa bisa mencegah Covid-19," katanya.
Sementara itu banyak masyarakat yang menyebarkan kabar itu tanpa membedakan palsu atau tidaknya.
Di negara itu hanya ada dua sumber informasi, dari siaran pers dan Kementerian Kesehatan.