Semakin Panas, China Siap Hadapi AS, 'Kami Punya 100 Rudal Antarbenua yang Bisa Hancurkan Amerika dalam Sekejab'

Mentari DP

Penulis

Perseteruan antara Amerika Serikat dan China soal senjata nuklir sudah memanas sejak pertengahan Februari 2020 lalu.

Intisari-Online.com - Perseteruan antara Amerika Serikat dan China tidak hanya soal virus coona (Covid-19).

Ternyata juga ada masalah senjata nuklir.

Dilansir dari hot.grid.id pada Minggu (10/5/2020), bahkan perseteruan antaradua negara soal senjata nuklir sudah memanas sejak pertengahan Februari 2020 lalu.

Ini bermula ketika AS menekan China untukbergabung dalam perundingan pengendaliansenjatanuklir.

Baca Juga: Setelah 5 Bulan Berlalu dan 4 Juta Orang di Dunia Terinfeksi Virus Corona, Akhirnya Pejabat China Ini Akui Sistem Kesehatan di China 'Lemah'

Perundingn pengendalian senjatanuklir tersebut diikuti oleh Washington dan Moskow.

Amerika Serikat berusaha mengatasi keengganan Beijing selama ini untuk ikut serta dalam pembicaraan tersebut.

Melansir Antara, seorang pejabat tinggi pemerintahan Donald Trump mengatakan bahwa China sudah lama tidak memasuki perlombaan senjata dengan Amerika Serikat (AS) dan Rusia.

"China telah sekian lama mengatakan tidak akan memasuki perlombaan senjata dengan AS dan Rusia,"kata seorang pejabat tinggi pemerintahan Trump.

"Sekarang adalah waktunya bagi China untuk menaruh kekayaannya di tempat yang tepat, dan membuktikan bahwa negara itu merupakan pemain internasional yang bertanggung jawab."

Baca Juga: Viral 3 ABK WNI Dilarung ke Laut oleh Kapal China, Ini yang Terjadi pada Jenazah yang Dibuang ke Laut, Wajar Saja Jika Keluarga Korban Marah!

Perlu Anda tahu, senjata nuklir AS dan Rusia jauh lebih besar daripada China.

Namun, peningkatan militer Beijing di kawasan Asia-Pasifik telah membuat khawatir para sekutu dan pembuat kebijakan AS.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah berusaha membujuk China bergabung dengan Amerika Serikat dan Rusia dalam pembicaraan mengenai perjanjian pengendalian senjata pengganti perjanjian New START 2010 antara Washington dan Moskow yang akan berakhir Februari mendatang.

NamunChina selama ini menolak proposal Trump tersebut.

Alasannyabahwa kekuatan nuklirnya yang lebih kecil bersifat defensif dan tidak menimbulkan ancaman.

"Sikap China yang terus diam menciptakan ketidakpastian tentang niat mereka dan menimbulkan kepentingan untuk membuat fokus baru pada pencegahan dan kesiapan militer bagi Amerika Serikat," kata seorang pejabat pemerintah.

New START mempertahankan satu-satunya batasan yang tersisa pada pengerahan nuklir AS dan Rusia.

Beberapa ahli dan anggota parlemen menyebut proposal Trump untuk memasukkan Beijing dalam perjanjian baru sebagai strategi "pil racun" dengan tujuan untuk membunuh START Baru dan mengakhiri pembatasan pada pengerahan nuklir AS.

New START melarang AS dan Rusia mengerahkan lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir, jumlah terendah dalam beberapa dasawarsa terakhir ini.

Perjanjian itu juga membatasi rudal berbasis darat dan kapal selam serta perangkat bom yang mengirimnya.

Baca Juga: Hati-hati, Minum Teh Saat Sahur dan Buka Puasa Bisa Timbulkan Penyakit Berbahaya Ini

Perjanjian tersebut dapat diperpanjang hingga lima tahun jika kedua belah pihak setuju.

Moskow telah menawarkan untuk segera memperpanjang perjanjian itu tapi Washington belum memutuskan.

DilansirGridhotdari Kontan.co.id, pemimpin redaksi Global Times Hu Xijin menyebut China akan segera menambah stok hulu ledak nuklirnya menjadi 1.000 buah.

Wacana tersebut muncul di saat Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan seruannya agar China bergabung dengan perjanjian pengendalian senjata.

Dilansir dari Reuters, The Global Times diterbitkan oleh Peoples Daily yang merupakan surat kabar resmi Partai Komunis China yang berkuasa di negara tersebut.

Partai ini dikenal selalu mendorong ide dan membimbing sentimen publik melalui Global Times, yang cenderung mengambil sikap nasionalistis pada isu-isu yang melibatkan negara lain.

Ketegangan antara Amerika Serikat dan China yang sudah tinggi akibat perang dagang yang sedang berlangsung, telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir di tengah perang kata-kata tentang asal-usul pandemi coronavirus.

"Kami mencintai perdamaian dan berjanji untuk tidak menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu, tetapi kami membutuhkan arsenal nuklir yang lebih besar untuk menekan ambisi strategis AS dan impuls terhadap China," tulis Hu dalam postingannya di Weibo.

Baca Juga: Baru Saja Kembali Setelah 20 Hari Menghilang, Ada Klaim Bahwa Kim Jong Un Punya 2 Tubuh, dan yang Muncul Kemarin Adalah 'Penggantinya'

Hu menambahkan bahwa cadangan ini harus mencakup setidaknya 100 rudal strategis DF-41 yang merupakan kelas rudal antarbenua terbaru yang mampu menyerang benua Amerika Serikat.

"Jangan berpikir bahwa hulu ledak nuklir tidak berguna selama masa damai."

"Kami menggunakan mereka semua, diam-diam, untuk membentuk sikap elit Amerika terhadap kami," tulisnya.

Posting Hu di Weibo ini muncul setelah Gedung Putih mengatakan Trump menyerukan kontrol senjata yang efektif yang mencakup China dan Rusia selama panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Trump telah lama mencari cara agar China masuk dalam pembaharuan perjanjian senjata nuklir yang akan berakhir pada Februari 2021.

Tetapi Beijing dengan tegas menolak seruan tersebut.

“Kekuatan utama memiliki tanggung jawab dan kewajiban terpenting di bidang pengendalian senjata nuklir."

"Tiongkok selalu berpegang pada kebijakan untuk tidak menjadi negara pertama yang menggunakan nuklir,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying.

Sebuah laporan internalChinamemperingatkan bahwa Beijing menghadapi gelombang permusuhan yang meningkat setelah wabah virus corona yang dapat menyebabkan hubungan dengan Amerika Serikatmenjadi konfrontasi bersenjata dalam skenario terburuk.

(Desy Kurniasari)

(Artikel ini sudah tayang di hot.grid.id dengan judul "Makin Berani, Tiongkok Bentengi Diri dengan 100 Rudal Antarbenua yang Bisa Lumat Amerika dalam Sekejap, China: Kami Menggunakan Mereka Semua, Diam-diam")

Baca Juga: Aturan-aturan Aneh yang Hanya Ada di Korea Utara, Dilarang Senyum, Dilarang Lipat Koran, hingga Wajib Selamatkan Foto Kim Jong Un Saat Kebakaran

Artikel Terkait