Penulis
Intisari-Online.com -Virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir Desember 2019.
Lalu virus ini menyebar ke Wuhan dan kota-kota lain di China.
Pada akhirnya, pemerintah China menerapkan kebijakan lockdown agar penyebaran virus terhenti.
Namun sayangnya, virus corona sudah lebih dahuli menyebar ke seluruh dunia.
Dan hingga hari ini, Minggu (10/5/2020), artinya sudah hampir 5 bulan namanya virus corona menginfeksi banyak orang di seluruh dunia.
Tercatat ada 4.101.772 orang di seluruh dunia yang dikonfirmasi positif virus corona.
Ada 289.443 kasus kematian dan 1.441.791 orang lainnya dinyatakan sembuh.
Apalagi belum ada vaksin untuk pengobatan pasien virus corona.
Walau berhasil keluar dari 10 besar negara dengan kasus virus corona terbanyak di dunia dan memberikan pertolongan ke negara lain, namun sebagai negara awal mula ditemukan virus corona, dunia tidak akan lupa dengan apa yang telah dilakukan China.
Baca Juga: Hati-hati, Minum Teh Saat Sahur dan Buka Puasa Bisa Timbulkan Penyakit Berbahaya Ini
Dan setelah lima bulan yang melelahkan ini, pemerintah China akhirnya mengakui ada kelemahan pada sistem kesehatan mereka.
Dilansir dari BBC.com pada Minggu (10/5/2020), pengakuan yang jarang terjadi ini disampaikan olehDirektur Komisi Kesehatan Nasional China Li Bin.
Dan pengakuan ini muncul setelah kritik berkelanjutan dari berbagai negara atas virus corona dan tanggapan pemerintah China sendiri.
Li Bin mengatakan pandemi virus corona juga merupakan tantangan yang signifikan berat bagi Pemerintahan China.
Apalagi negara ini yang pertama kali menemukan virus ini.
Menurutnya, negara China sekarang sedangmeningkatkan pencegahan penyakitnya, sistem kesehatan masyarakat dan pengumpulan data.
Alasannya karena dia mengakui bahwa saat pandemi ini pecah di China, cara mereka mengatasinya sangat 'lemah'.
Dan artinya tuduhan yang selama ini diberikan pemerintah negara lain benar.
Di mana China dituduh terlalu lambat merespon tanda-tanda awal penyebaran virus ini di Wuhan, tempat wabah dimulai.
Serta mereka juga gagal untuk segera memperingkatkan komunitas internasional tentang wabah tersebut.
Khususnya kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
China juga menolak seruan untukpenyelidikan internasional independen tentang asal-usul virus itu.
Contoh, pada bulan April ada sebuah laporan Uni Eropa yang menuduh China menyebarkan informasi yang salah soal pandemi ini.
Dan seorang dokter sudah mencoba untukmemperingatkan pihak berwenang tentang virus pada bulan Desember 2019 lalu. Tapi malah diminta berhenti
Dokter tersebut adalah dokterLi Wenliang, yang kemudian meninggal dunia karena Covid-19 di rumah sakit di Wuhan.
Yang membuat dunia semakin berang adalah fakta sedikitnya jumlah kasus kematian di China dibandingkan negara lain.
Walau menjadi negara awal pandemi virus corona, nyatanya hanya ada 84.000 lebih kasus virus corona di China dengan 4.637 kasus kematian,menurut penghitungan oleh Universitas Johns Hopkins.
Berbanding terbalik dengan jumlah global yang lebih dari 275.000 lebih kasus kematian dan lebih dari 4 juta lainnya positif virus corona.
Oleh karenanya, dengan pengakuan Li Bin yang mengakui ada kesalahan dan kelemahan dalam sistem kesehatan di China, maka mereka kini tengah berusaha memperbaikinya.
Mereka inginmemusatkan sistem, memanfaatkan data besar dan kecerdasan buatan dengan lebih baik.
Walau sudah memecatbeberapa pejabat provinsi dan lokal dari Partai Komunis yang berkuasa, tetapi tidak ada anggota senior Partai yang dihukum.