Find Us On Social Media :

Termasuk Negara dengan Jumlah Kasus Covid-19 Tertinggi di Dunia, Inilah Tujuh Negara yang Disebut Telah Melewati Masa Puncak Pandemi Corona

By Tatik Ariyani, Minggu, 10 Mei 2020 | 06:00 WIB

Ilustrasi virus corona

Intisari-Online.com - Virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 ini menyebar sejak akhir Desember 2019 dari Wuhan, China hingga ke hampir semua benua di dunia.

Kemudian, Badan Kesehatan Dunia WHO menetapkan wabah tersebut sebagai pandemi global.

Sejumlah negara ada yang baru memulai mendekati puncak pandemi seperti di Indonesia.

Tapi ada pula beberapa negara yang disebut-sebut telah melalu fase puncak pandemi.

Baca Juga: Wanita Ini Menghasilkan Banyak Uang dengan Kukunya yang Sangat Panjang hingga Berani Berhenti Berkarier, Tapi Juga Harus Rela Rasakan 'Penderitaan' Ini

Negara-negara yang telah melalui puncak wabah ini sebelumnya menerapkan upaya keras untuk menahan persebaran virus, seperti lockdown dan melakukan uji Covid-19 secara masif.

Dikutip dari Independent, Kamis (7/5), berikut ini sejumlah negara yang disebut-sebut sudah berhasil melalui puncak pandemi di wilayahnya:

1. Italia

Italia sempat menjadi salah satu pusat penyebaran virus corona paling mengerikan di luar China. Sempat lengah di awal, ketika kasus infeksi meluas negara ini langsung memberlakukan penguncian nasional selama kurang lebih dua bulan yang memaksa semua warganya untuk tetap tinggal di rumah.

Baca Juga: Padahal 27 Tahun Tinggal di Hutan dan Tidak Bekerja, Orang-orang Terkejut Saat Tahu Pria Ini Punya Barang-barang Modern

Pekan ini, Italia bahkan telah mengendurkan aturan lockdown, dan mengizinkan jutaan masyarakatnya untuk kembali bekerja.

Angka laporan kasus infeksi baru juga terus menunjukkan penurunan dari hari ke hari.

Angka-angka ini menjadi yang terendah sejak negara ini pertama kali dihantam wabah pada Maret lalu.

Ini merupakan indikator kunci sebuah negara dikatakan telah melalui puncak persebaran virus corona.

Baca Juga: Sejarah Ringkas Virus Corona Saat Ilmuwan Temukan Penyebabnya Ini

2. Spanyol

Kondisi yang kurang lebih sama juga terjadi di Spanyol, negara tetangga Italia yang dipisahkan oleh Laut Mediterania. Kasus Covid-19 di Negeri Matador ini bahkan sempat menduduki posisi tertinggi kedua secara global, di bawah Amerika Serikat (AS).

Ini artinya, kasus di sana sempat menjadi yang tertinggi di Benua Eropa. Namun perlahan negara itu telah melewati titik puncaknya, angka kasus baru semakin hari secara konsisten semakin menurun. Kebijakan penguncian yang diberlakukan pemerintah pun mulai dilonggarkan.

3. Inggris

Inggris juga menjadi salah satu negara di Eropa yang telah menunjukkan progres terkait menjaga angka infeksi Covid-19 tetap stabil. Penurunan yang terjadi belum sesignifikan penurunan yang terjadi di Spanyol dan Italia. Meskipun demikian, pemerintah Inggris telah berencana untuk mengendurkan aturan penguncian.

Menyikapi hal ini, pakar kesehatan mengeluarkan peringatan jika pemerintah terlalu cepat melonggarkan aturan malah bisa menyebabkan gelombang infeksi baru setelahnya. Untuk itu, pemerintah diminta untuk tidak terburu-buru melonggarkan kuncian.

Baca Juga: Padahal Baru Gajian, Pria Ini Ketahuan Atasan Tengah Memasak Nasi di Kantor, Alasan di Balik Tindakannya Sungguh Mulia

4. Amerika Serikat

Sebagai negara dengan catatan jumlah kasus infeksi virus corona tertinggi di dunia, pertumbuhan kasus baru di AS memang sudah terlihat melambat. Namun, progresnya belum terlihat konsisten, sekali waktu kasus baru masih ditemukan meningkat. Hal itu menandakan Negari Paman Sam itu belum disarankan untuk mengambil langkah pengurangan upaya penahanan persebaran virus.

5. Perancis

Sempat menjadi negara pertama di Eropa yang mengonfirmasi kasus Covid-19, Perancis kini mulai menunjukkan perkembangan yang positif. Angka kasus baru di sana menunjukkan penurunan sejak awal April.

Penurunan ini terjadi setelah aturan penguncian ketat diberlakukan.

6. Korea Selatan

Selanjutnya adalah Korea Selatan yang sempat menjadi salah satu hotspot penyebaran virus corona di luar China. Negara asal K-Pop ini memang tidak memberlakukan penguncian penuh untuk menangani persebaran di wilayahnya, tapi Korsel melacak persebaran virus menggunakan teknologi komunikasi dan memasifkan pengujian kepada warganya.

Hal ini ternyata efektif menekan angka pertumbuhan kasus baru infeksi corona di sana. Beberapa minggu terakhir, laporan kasus baru pun dilaporkan benar-benar turun dari waktu-waktu sebelumnya.

7. Swedia

Tren yang sama juga terlihat di Swedia. Seperti Korea Selatan, Swedia juga tidak memberlakukan penguncian atau lockdown demi mencegah persebaran virus.

Ini juga sekaligus membedakannya dengan negara-negara Eropa lain yang kebanyakan memutuskan untuk mengunci wilayahnya. Meskipun begitu, kasus harian yang dilaporkan di Swedia relatif rendah dan cenderung melambat.

Luthfia Ayu Azanella

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Berikut Ini 7 Negara yang Telah Melalui Masa Puncak Pandemi Corona.

Baca Juga: 'Jimat' Kearifan Lokal di Tengah Pandemi, Tangkal Virus Corona dengan Arak Bali