Vaksin Covid-19 Belum Ditemukan, Ilmuwan Ungkap Inilah yang Akan Terjadi Pada Dunia Jika Virus Corona Tak Bisa Tidak Dihentikan

Afif Khoirul M

Penulis

Intisari-online.com - Saat ini virus corona masih terus menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, bahkan solusinya belum di temukan hingga saat ini.

Penyebaran global yang terus meningkat, dengan vaksin yang tak kunjung di temukan menjadi kabar yang mungkin tidak menyenangkan bagi penduduk seluruh dunia.

WHO pernah mengatakan, bahwa saalah satu harapan terbesar untuk mengakhiri pandemi ini adalah dengan menemukan vaksin.

Proyek pengembangan vaksin sangat menjanjikan, nyaris semua pakar dan ilmuwan dari seluruh dunia, berlomba-lomba menemukan vaksinnya secepat mungkin.

Baca Juga: Ini Manfaat Masker Lemon untuk Wajah, Hati-hati Pula Efek Sampingnya

Namun, CNN mengatakan skenario terburuk yang mungkin dihadapi manusia adalah vaksin ini kemungkinan tidak akan tersedia dalam jangka waktu dekat.

Pada akhirnya semua orang menggantungkan pertanyaan yang sama, "Apa yang akan terjadi jika wabah ini tidak bisa dihentikan?"

Ini adalah pertanyaaan yang mungkin mewakili seluruh umat manusia di dunia, dan kali ini seperti dikutip CNN, menggambarkan apa yang akan terjadi.

Kemungkinan terbesar yang akan terjadi adalah, manusia harus terbiasa belajar hidup berdampingan dengan virus ini.

Baca Juga: Lockdown Membawa Berkah: Terjebak di Bali, Gadis Kirgizstan Temukan Cintanya pada Pria Lampung

Saat ini pengujian dan penyelidikan sumber infeksi mengatakan, virus ini dapat menjadi hal normal dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, dengan konsekuensi serius, ada beberapa orang yang bisa berakibat fatal jika terinfeksi virus ini.

"Ada beberapa virus berbahaya di dunia, dan kami belum menemukan vaksin untuk virus lainnya," kata David Nabarro, seorang profesor dari Imperial College London.

"Sejauh ini belum ada yang bisa mengembangkan vaksin begitu cepat, hanya dalam waktu 12-18 bulan," ujar Dr Peter Hotez, kepala departemen kedokteran tropis di Baylor College of Medicine Houston, AS.

Kemudian, kami ambil kasus pada kasus lain, misalnya tahun 1984, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS menemukan virus HIV.

Hampir empar dekade kemudian, lebih dri 32 juta orang meninggal karena terinfeksi HIV, dan hingga kini vaksinnya juga belum ditemukan.

Baca Juga: Lebih Ngeri dari Virus Corona, Amerika Pernah Mengalami Pandemi Mematikan, Tetapi Justru Banyak Orang Ingin Terinfeksi Penyakit Itu, Alasannya Mengejutkan!

Kemudian, para ahli juga mengatakan jenis virus influenza juga sering berubah setiap tahunnya. Seseorang yang kebal dengan virus ini akan aman, tetapi mereka yang rentang juga berbahaya.

Penelitian sebelumnya, menunjukkan bahaya dari virus corona memiliki kemiripan dengan HIV, inilah yang menyebabkan peneliti berhati-hati dalam menemukan vaksinnya.

"Jangan berharap terlalu banyak, karena mungkin Anda akan kecewa," jelas Profesor Nabarro, dalam menjelaskan skenarion manusia mungkin hidup bersama virus.

"Hari ini virus HIV tidak lagi menjadi hukuman mati bagi mereka yang terinfeksi," kata pakar penyakit menular Paul Offit.

Ilmuwan telah menemukan obat yang bisa menghambat virus HIV, dan memperpanjang usia pasien.

Sama halnya dengan virus corona, saat ini fokus dilakukan pada upaya pencegahan dampak Covid-19 pada pasien dan membantunya hidup normal.

Administrasi Makanan dan Obat di Amerika, sedang mengevaluasi efektivitas remdesivir yang kemungkinan bisa menjadi obat penderita Covid-19.

Dengan kata lain bukan tidak mungkin kasus Covid-19 akan menjadi kasus HIV kedua, jika memang vaksinnya tidak bisa ditemukan dalam jangka waktu tercepat.

Baca Juga: Bukannya Bawa Kabur Barang Curian, Seorang Pria yang Diduga Pencuri Malah Lakukan Hal Ini

Meski demikian, kemungkinan besar peradaban juga akan tercipta, jika virus ini tidak bisa dimusnahkan mengingat penularannya yang sangat mudah.

Para ahli memperkirakan, bekerja di rumah bisa menjadi standar baru di kantor, yang memungkinkan mengubah jadwal karyawan untuk menghindari perkumpulan.

Profesor Nabarro juga mengatakan, pengendalian masuknya imigran ke negara juga sangat penting dalam pencegahan Covid-19.

Pada saat yang sama negara-negara perlu memperkuat kapasitas, dan menguji dan memverifikasi sumber infeksi, yang terbukti efektif dilakukan Korea Selatan.

Kebiasaan Physical Distancing mungkin akan sering dilakukan di beberapa negara karena pada musim dingin, virus ini cenderung menyebar lebih kuat, menurut Dr Peter Hotez.

"Namun, kekebalan komunitas adalah kunci jangka panjang terhadap Covid-19, metode yang paling efektif adalah menemukan vaksinnya," pungkas para ahli.

Artikel Terkait