'Gegabah dan Ceroboh,' 2 Pembelot Korea Utara Minta Maaf Telah Berikan Kabar yang Salah Mengenai Kesehatan Kim Jong Un

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com - Mantan diplomat senior Korea Utara meminta maaf karena telah berkata, Kim Jong Un mungkin sangat sakit sehingga tidak bisa berdiri, The Guardian melaporkan.

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un sempat menghilang dari media pemerintah selama tiga minggu.

Waktu itu terbilang cukup lama, yang kemudian menjadi kekhawatiran negara bersenjata nuklir itu terjadi suksesi yang tidak terduga.

Para pembelot terkenal dari Korea Utara berspekulasi, Kim Jong Un menderita penyakit serius bahkan bisa meninggal dunia.

Baca Juga: Pesawat Bomber Siluman Jarak Jauh Terbaru China Siap Rilis, Namun Cemas Akan Hal Ini

Namun kemudian, media Korea Utara pada hari Sabtu (2/5/2020) menyiarkan video kemunculan Kim Jong Un saat menghadiri upacara pemotongan pita untuk peresmian pabrik pupuk.

Seorang pembelot, Thae Yong-ho mengeluarkan permintaan maaf untuk klaimnya pada Senin (4/5/2020).

Thae Yong-ho adalah mantan wakil duta besar untuk Inggris.

Baca Juga: Cerita Dokter yang Mengoperasi Lebih dari 3.000 Pasien yang Terinfeksi HIV, Hingga Dia Juga Terinfeksi HIV

Ia juga merupakan satu dari dua pembelot terpilih untuk parlemen Korea Selatan bulan lalu.

"Saya sadar, salah satu alasan mengapa banyak dari Anda memilih saya sebagai anggota parlemen adalah dengan harapan analisis dan proyeksi yang akurat tentang masalah Korea Utara," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Saya merasakan kesalahan dan tanggung jawab yang berat."

"Apa pun alasannya, aku meminta maaf kepada semua orang."

Baca Juga: Jangan Lagi Meletakkan Ponsel di Sebelah Anda Ketika Tidur, Bisa Picu 6 Bahaya Kesehatan Ini Lho, Hati-hati!

Seorang pembelot terkemuka lainnya yang terpilih di parlemen untuk oposisi, yaitu Ji Seong-ho, mengatakan dalam sebuah wawancara media, ia 99 persen yakin, Kim Jong Un telah meninggal setelah operasi kardiovaskular.

Ji Seong-ho juga menyebut pengumuman resmi akan datang secepatnya pada hari Sabtu.

"Saya telah merenungkan diri selama beberapa hari terakhir, dan merasakan beratnya posisi yang saya hadapi," kata Ji dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Virus Corona 'Mengamuk' di Rusia, Kasus Harian Tembus hingga 10.000, Rekor Kenaikan Tertinggi Negara Itu

"Sebagai tokoh publik, saya akan bersikap hati-hati saat bertindak."

Ji Seong-ho mengatakan kepada Reuters pada hari Jumat (1/5/2020), menerima informasi tentang kematian Kim Jong Un dari sumber yang tidak bisa ia ungkapkan.

Partai Demokrat yang berkuasa di Korea Selatan pun mengkritik kedua pembelot itu karena kecerobohannya.

Baca Juga: Sebut AS Sebagai Pembuat Onar, China Siaga Tinggi di Laut China Selatan

Salah satu anggota partai bahkan mendesak mereka untuk dikeluarkan dari komite intelijen dan pertahanan.

Sementara yang lain mengatakan, para pembelot itu berkontribusi meski hanya sedikit bagi masyarakat Korea Selatan.

Partai dari Ji Seong-ho mengakui, Ji Seong-ho telah membuat pernyataan "gegabah, ceroboh".

Baca Juga: Sering Kita Lakukan, Ternyata Makan Banyak Nasi Saat Sahur Bukannya Membuat Puasa Makin Kuat, Justru Penyakit Ini yang Mengintai

Namun, mereka mengkritik partai yang berkuasa karena telah memicu kebencian terhadap mereka.

Kesalahan informasi dari kedua pembelot ini menyoroti sulitnya mendapatkan informasi yang dapat dipercaya tentang Korea Utara.

Korea Utara merupakan negara yang penuh rahasia selama puluhan tahun.

Pemerintah Korea Utara juga terus mengendalikan informasi dan berita tentang kesehatan dan keberadaan pemimpinnya.

Informasi penting itu hanya dibagikan di kalangan segelintir pihak yang benar-benar bisa dipercaya.

Baca Juga: Berhasil Meloloskan Diri Dari Penjara Inggris Sejak Tahun 1966, Mata-mata Ini Terungkap Keberadaannya Gara-gara Virus Corona, Ternyata Hidup Enak dan Menikmati Hari Tua

Sebelumnya, Thae Yong-ho pernah menulis dalam memoarnya saat mantan pemimpin Kim Jong-il meninggal pada 2011.

Mantan menteri luar negeri itu tidak tahu apa-apa sampai staf kementerian dipanggil untuk menonton pengumuman media pemerintah.

Pemerintah Korea Selatan, yang mengumpulkan intelijen dari berbagai sumber, telah mendesak kehati-hatian pada spekulasi tentang kesehatan Kim Jong Un.

Korea Selatan sendiri mengatakan tidak melihat tanda-tanda "tak biasa" ada sesuatu yang serius terjadi di Korea Utara.

Daily NK, outlet berita yang berpusat di Seoul dengan sumber-sumber di dalam Korea Utara, telah melaporkan pada bulan April bahwa Kim Jong Un sedang menjalani masa pemulihan setelah menjalani prosedur kardiovaskular.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 2 Pembelot Korea Utara Minta Maaf Telah Berikan Kabar yang Salah Mengenai Kesehatan Kim Jong Un

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait