Penulis
Intisari-online.com -Dokter memiliki tugas untuk menolong orang, tanpa memandang siapun itu.
Demikianlah kalimat yang menggambarkan Feng Xiauling, ahli bedah umum daru Rumah Sakit Menular Henan, Tiongkok ini.
Sejak tahun 2002 dia telah melakukan operasi pada 3.000 orang pasien, dan mereka meminta bantuan padanya karena sedikit orang yang berani mengoperasi penderita HIV.
Dengan mengenakan pakaian lengkap disertai helm dan sarung tangan, Feng Xiuling melakukan operasi pada pasiennya.
Alat pelindung semacam ini dikenakannya untuk mencegah kulit dan organnya bersentuhan langsung dengan darah pasiennya.
Menurutnya, yang terpenting ketika melakukan operasi adalah jangan biarkan benda tajam melukai Anda karena itu dia harus baik-baik saja.
Setelah lulus dari Universitas, Feng masuk ke Rumah Sakit Penyakit Menular di Henan tahun 1988, ia menjadi anggota tim bedan rumah sakit yang baru dibentuk.
Operasi pertamanya adalah tahun 2002, Feng Xiuling ingat betul bagaimana orang yang terinfeksi HIV dengan kanker dubur harus mendapat pertolongan.
Baca Juga: Sebut AS Sebagai Pembuat Onar, China Siaga Tinggi di Laut China Selatan
Karena kenyataanya bahwa banyak orang masih tidak bisa mendapatkan perawatan yang tepat waktu.
Pasien lain datang ke Feng Xiuling ketika ada penyumbatan usus, situasinya kritis dan pembedahan harus dilakukan tepat waktu.
Sejak ia datang dan melakukan operasi, banyak orang hidup dengan kondisi HIV.
Banyak pula orang yang mencari perhatian medis, termasuk orang-orang yang menderita HIV, bernama Wang ini.
Wang mengatakan dia menderita penyakit tiroid, namun banyak rumah sakit menolaknya, dan Feng Xiuling memberikan harapan padanya karena siap melakukan operasi.
Wangmengatakan, "Saya sedang melakukan operasi oleh Feng, dia tahu bahwa operasi itu berisiko, dan dia melakukan operasi itu untuk saya."
Meskipun tidak takut mengatakan kepada pasien, mungkin Feng Xiuling akan mundur sejak operasi pertamanya.
Dia telah mengalami empat kali paparan pekerjaan, pertama pada 2012, dia secara tidak sengaja mematahkan jari-jarinya selama jahitan bedah.
Akibatnya Feng juga menderita HIV, dan membuatnya gelisah ketika menjalani pofesinya sebagai dokter bedah.
Meski demikian Feng tidak menyerah dan terus melakukan operasi pada orang-orang penderita HIV yang mengalami penyakit dan membutuhkan operasi.
Zhao Qinxia, direktur Departemen AIDS Rumah Sakit Penyakit Menular di Henan, menjelaskan ketika Feng mendapatkan tusukan.
Dia segera mengambil obat antivirus, tetapi dia masih gugup.
Paparan kerja menyebabkan risiko tertentu, setelah 28 hari sebelum diperiksa, setelah 2 bulan dan 6 bulan dia diperiksa lagi.
"Pekerjaan ini harus dilakukan oleh seorang dokter, dalam kasus perlindungan setiap pasien yang menjalani operasi dapat pulih lancar membuat kita semua bersyukur dan berharga," kata Feng.
Menurut statistik, pada akhir 2018 China memperkirakan ada 1,25 juta orang yang hidup dengan HIV.
Ada petugas kesehatan yang terinfeksi HIV seperti Dr. Feng.
Mereka memungkinkan orang yang terinfeksi untuk melihat harapan hidup dan menikmati hak dan penghormatan yang sama.
Oleh karena itu, memberi mereka kondisi perlindungan kerja yang lebih baik dan memungkinkan lebih banyak dokter tetap menggunakan pisau bedahnya adalah dukungan padanya.
Afif Khoirul M