64 Tenaga Medis di Samarinda Terpaksa Diisolasi Gara-gara Kecolongan Tangani Pasien 'Bandel', Bukan Pertama Kali Terjadi

Khaerunisa

Penulis

Sebanyak 64 tenaga medis di RSUD Abdul Wahab Sjahranie harus menjalani isolasi mandiri karena kecolongan menangani pasien terduga Covid-19

Intisari-Online.com - Butuk kerja sama dari semua pihak untuk menangani penyebaran virus corona.

Pemerintah menerapkan kebijakan, petugas medis merawat para pasien, sementara pasien dan masyarakat umum pun harus turut serta mengikuti segala prosedur.

Jika masyarakat mengabaikan sedikit saja prosedur, maka dapat berdampak negatif seperti yang terjadi diRSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda, Kalimantan Timur ini.

Sebanyak 64 tenaga medis di RSUD Abdul Wahab Sjahranie harus menjalani isolasi mandiri karena kecolongan menangani pasien terduga Covid-19.

Baca Juga: Dijuluki 'Manusia Super', Inilah Nenek Berusia 101 Tahun yang Berkali-kali Lolos dari Maut, Termasuk Pandemi Influenza 1918 yang Tewaskan 50 Juta Jiwa dan Covid-19

Para dokter dan tenaga perawat tersebut melakukan penanganan medis ke pasien dengan keluhan non-Covid-19, ternyata belakangan pasien tersebut hasil rapid test-nya reaktif.

“Total ada 64 tenaga medis kita istirahatkan dulu di rumah sambil isolasi mandiri karena kontak erat dengan pasien rapid test reaktif,” kata Plt Direktur RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) dr David Masjhoer di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (29/4/2020).

Para petugas medis tersebut akan menjalani rapid test setelah masa isolasi tujuh sampai 10 hari di rumah ke depan.

“Kalau hasil tes non-reaktif, mereka kembali bekerja,” kata dia.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Kesehatan Hari Ini 30 April 2020, Libra Bicarakan Secara Terbuka tentang Makan Sehat Anda dan Sagitarius Belilah Buku Masak yang Sehat

Untuk mengantisipasi kejadian serupa, kata David, timnya akan lebih selektif terhadap pasien non-Covid-19 yang mendapat pengobatan di RSUD AWS.

Sebab, dalam beberapa kesempatan pihaknya selalu kecolongan menangani pasien dengan keluhan non-Covid-19, tetapi ternyata hasil rapid test reaktif.

“Kami sudah beberapa kali kecolongan. Kami akan melaksanakan screening ketat pasien sebelum tindakan medis. Seperti operasi, bius, dan lainnya yang butuh kontak erat, sangat berisiko untuk penyebaran virus,” terang dia.

Baca Juga: Pemimpin Gerakan Anti-Lockdown di AS, Audrey Whitlock, Terjangkit Corona

Selain itu, dirinya juga meminta kepada pasien non-Covid-19 yang mau mendapat penanganan medis supaya jujur menyampaikan riwayat perjalanan, riwayat penyakit, atau pernah berkontak erat dengan pasien Covid-19.

Sebelumnya diberitakan, beberapa kali RSUD AWS kecolongan menangani pasien dengan keluhan lain, tetapi hasil rapid test reaktif.

Sebagai contoh, beberapa hari lalu ada pasien non-Covid-19 dari Kota Bontang berobat ke RSUD AWS di Samarinda untuk operasi.

Setelah dilakukan operasi oleh tim dokter, baru didapat informasi pasien bersangkutan rapid test reaktif.

Baca Juga: Tak Pernah Keluar Kota, Keluarga pun Bebas Covid-19, Tapi Balita 1 Tahun Ini Positif Terinfeksi Virus Corona, Profesi Orangtua Jadi Sorotan

Setelah dilacak, pasien tersebut ternyata orang tanpa gejala (OTG) Covid-19 di Bontang.

Akibatnya, para dokter dan perawat yang sudah menangani operasinya terpaksa diminta isolasi mandiri di rumah.

David mewanti-wanti, jika kejadian serupa terus terulang, maka rumah sakit daerah terbesar di Kalimantan Timur itu akan lumpuh karena tak ada tim medis yang bekerja, semua mengisolasi diri.

Baca Juga: WhatsApp Hari Ini Resmi Bisa Buat Panggilan Dengan 8 Orang Loh!

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kecolongan Tangani Pasien Rapid Test Reaktif, 64 Tenaga Medis Diisolasi

Artikel Terkait