Penulis
Intisari-Online.com -Kim Yo Jong, adik perempuan Kim Jong Un, digadang-gadang menjadi kandidat terkuat pengganti kakaknya jika kemungkinan terburuk terjadi, yakni Kim Jong Un meninggal dunia.
Dari mengemban tugas sebagai penyedia asbak saat istirahat di KTT nuklir, Kim Yo Jong kini melesat jadi salah satu tokoh terpenting Korea Utara bersama kakaknya, Kim Jong Un.
Perjalanan Kim Yo Jong ke rezim pemerintahan Korea Utara bisa dibilang dimulai pada akhir 1990-an, ketika ia bersekolah di SD Berne, Swiss, bersama Kim Jong Un.
Kim Yo Jong dinilai bisa lebih kejam dari sang kakak jika dia memegang tampuk kekuasaan.
Sejak berkuasa pada 2011, Kim sudah menjadi perbincangan dunia karena bertindak tanpa ampun tak hanya kepada lawan politik, namun juga keluarganya.
Serangkaian kabar mengerikan terjadi, di antaranya adalah bagaimana dia mengeksekusi Jang Song Thaek yang notabene pamannya sendiri pada Desember 2013.
Kim Jong Un juga membuat AS dan negara tetangga Korea Selatan meradang dengan berbagai uji coba, baik senjata nuklir hingga rudal balistik.
Kini, pakar menyatakan bahwa Kim Yo Jong tidak kalah keras dan kejam dari sang kakak jika mendapat tampuk Pemimpin Tertinggi Korea Utara.
Baca Juga: Yakin Kim Jong Un Meninggal, Pakar Semenanjung Korea : 'Kondisi Kesehatan Kim Jong Un Sangat Serius'
Pernyataan pakar itu muncul setelah Kim tidak muncul ke hadapan publik sejak memimpin pertemuan Dewan Politbiro Partai Buruh pada 11 April.
Profesor Natasha Lindstaedt, dilansir Daily Mirror Sabtu (25/4/2020), mengatakan gender tak menjadi penghalang si adik menjadi "tiran baru".
Pakar rezim totalitarian itu menyatakan, jika Kim adik masuk, maka tradisi keluarga memimpin Korut, sejak Kim Il Sung di 1948, terus terjaga.
"Saya tidak percaya posisinya sebagai perempuan bakal melemahkan posisinya jika dia memegang kekuasaan," beber Profesor Lindstaedt.
Dia menerangkan, keluarga Kim tidak dilihat sebagai manusia biasa oleh rakyat Korea Utara, mereka dianggap sebagai wakil Tuhan yang akan mengurusi segalanya.
Lindstaedt menjelaskan, jika Kim Yo Jong berkuasa, maka dia juga akan dianggap sebagai Tuhan sama seperti kakaknya tersebut.
"Sangat dimungkinkan dia akan mengambil pendekatan yang lebih kejam dari kakaknya terhadap dunia karena level kemiskinan yang mereka alami," paparnya.
Lindstaedt mengatakan, dia yakin Kim adik bakal lebih tegas dari kakaknya. Apalagi, dia sering terlihat di muka umum akhir-akhir ini.
Profesor Lindstaedt melanjutkan, sangat mungkin Kim adik merasa bahwa dia perlu lebih tegas dari kakaknya jika dia berkuasa.
Merupakan lulusan sains komputer, Kim Yo Jong adalah anak kelima sekaligus terakhir mendiang Kim Jong Il, pemimpin kedua Korut.
Dia mempunyai hubungan dekat dengan Kim Jong Un. Seperti kakaknya, dia mendapatkan kemewahan di tengah kemiskinan yang diderita Korut.
Sejak berusia sembilan tahun, dia sudah belajar di Swiss bersama kakaknya, di mana mereka mendapat pengawalan penjaga, bahkan mendapat juru masak pribadi.
Setelah itu, perempuan yang diyakini berusia 31 tahun tersebut melanjutkan pendidikannya di Pyongyang, sebelum masuk ke dalam lingkaran kekuasaan.
Oleh Kim, dia dipercaya sebagai utusan negara komunis itu, dan mendampingi kakaknya saat bertemu Presiden Korsel Moon Jae-in dan Presiden AS Donald Trump.
Adik Kim digadang-gadang menjadi kandidat terkuat memimpin negeri komunis itu, karena putra Kim Jong Un dianggap masih terlalu muda.
Sementara kakak tertua mereka, Kim Jong Chul, dianggap sebagai playboy yang tak tertarik dengan politik sehingga tidak dianggap sebagai ahli waris.
Kemudian saudara tiri laki-laki, Kim Jong Nam, tewas diracun pada 2017, dengan saudara tiri perempuan Kim Sol Song juga tak dianggap penantang terkuat.
Sun Yoong Lee, pakar Korea asal AS, menuturkan adik Kim bisa lebih kejam dari kakaknya, bahkan mungkin melebihi ayah serta kakeknya.
"Dia harus menunjukkan kepemimpinannya dengan memprovokasi AS melalui uji coba senjata, atau mungkin serangan mematikan ke Korea Selatan," paparnya.
Ardi Priyatno Utomo
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, Dinilai Bisa Lebih Kejam dari Sang Kakak"