Diduga Karena Kehidupannya yang 'Suram dan Putus Asa, Misteri Kapal 'Hantu' Penuh Mayat dari Korea Utara yang Terdampar di Jepang Ini Terkuak, Ternyata Sering Terjadi?

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Kapal-kapal berisikan puluhan mayat yang terdampar di pantai Jepang akhirnya terungkap asal-usulnya

Intisari-Online.com- November 2017 lalu di Jepang tepatnya di peraiaran Oga terdampar 15 kapal di sepanjang pantai.

Kapal-kapal tersebut mengangkut 40 mayat manusia.

Dilansir daribusinessinsider.sg, kapal-kapal tersebut disebut para ahli berasal dari Korea Utara.

Salah satu ahli mengatakan hal itu bisa terjadi karena kelangkaan makanan di Korea Utara.

Baca Juga: Buka Puasa dengan Kurma Seperti Di-sunnah-kan Nabi Muhammad Memang Terbukti Baik Bagi Tubuh, Tapi Jadi 'Sia-sia' Jika Setelahnya Kita Makan Ini

Puluhan mayat ditemukan dalam kapal.

Penemuan terakhir pada Kamis (7/12/12) polisi menemukan kerangka manusia di dekat sebuah perahu terbalik di Oga Barat.

Pihak berwenang belum mau memastikan kebenaran kapal tersebut berasal dari Korea, meskipun bukti mengarah ke negara tersebut.

Salah satu kapal yang ditemukan di Pulau Sado tanggal 26 November 2017 silam berisi paket rokok dan jaket Korea Utara dengan tulisan Korea.

Baca Juga: Horor, Virus Corona Bisa Bertahan 3 Hari di Permukaan Bus dan Kereta Seperti Dijelaskan Gubernur ini, Masih Yakin Ingin Mudik?

Dua mayat yang ditemukan dari kapal lain di prefektur Yamagata pada hari Selasa juga mengenakan pin yang menunjukkan wajah Kim Il Sung, kakek Kim Jong Un (pemimpin Korut).

Kondisi mayat mengenaskan ada yang sudah membusuk dan tinggal kerangka.

Fenomena ini rupanya bukan pertama melainkan sering terjadi di Jepang.

Sebelumnya 80 kapal pernah terdampar di Jepang pada tahun 2013, 65 kapal tahun 2014, 45 kapal tahun 2015, dan 66 pada tahun 2016.

Baca Juga: Bermula dari Persahabatan, Jalinan Asmaranya dengan Anggota Gangster Brutal Jepang 'Yakuza' Bersemi di dalam Tahanan, Namun Nasib Polisi Wanita Ini Berakhir Tragis

Hal tersebut terjadi diduga lantaran kehidupan di Korea Utara "Suram dan Putus asa".

Kejadian ini juga banyak dikaitkan dengan paham Juche yang dianut Korea Utara.

Juche mengandung prinsip bahwa "manusia menguasai segala sesuatu dan memutuskan segala sesuatu".

Baca Juga: Angkatan Lautnya Tak Ragu untuk Membunuh, Begini 10 Cara Jenius untuk Kabur dari Negara Tertutup Korea Utara yang Jarang Diketahui Orang

Letak Negara Korea Utara dan Jepang

Juche mengandung pengertian "self-reliance" atau "percaya pada kemampuan diri sendiri".

Ideologi yang dikembangkan oleh Kim Il Sung itumembenarkan kebijakan negara terlepas dari bencana kelaparan dan kesulitan ekonomi di negara tersebut.

Kondisi tersebut diperparah karena Korea Utara mengalami kekeringan ekstrim awal tahun 2017, yan merusak produksi pangan negara tersebut dan kemungkinan akan mengakibatkan kekurangan makanan lebih lanjut.

Baca Juga: Kerusuhan Suku Dayak dan Madura di Sampit Tahun 2001 Kembali Diceritakan, ini Dia Panglima Burung Tetua Suku Dayak Dalam yang Dikabarkan Menikah dengan Titisan Nyi Roro Kidul

Seo Yu Suk, seorang manajer penelitian di Lembaga Studi Korea Utara di Seoul mengatakan kepadaReuters:

"Korea Utara mendorong keras masyarakatnya untuk mengumpulkan lebih banyak ikan."

"Sehingga mereka bisa mengatasi kekurangan makanan mereka."

Baca Juga: Setara dengan Dana yang Dikucurkan Bank Dunia untuk Tangani COvid-19 di Seluruh Dunia, Ini Jumlah Harta Bos Djarum yang Menguap Gara-gara Pandemi Corona

Kapal-kapal reyot yang digunakan tidak dapat menerjang ombak besar di musim gugur,.

Kemungkinan mereka yang melaut tidak selamat danmasih banyak lagi yang belum diketahui nasibnya. (Masruroh Ummu Kulsum)

Artikel Terkait