Tragisnya Kisah Para 'Wanita Penghibur' Kim Jong Un, Dapat Kehidupan Mewah Tapi Harus Alami Penderitaan Ini

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com - Bicara soal selir, apa yang ada dibenak Anda?

Nama selirpasti tidak asing jika menyangkut soal kerajaan.

Ada juga mitos di mana selir'dipaksa berkorban' demi seorang raja yang tengah bertahta.

Namun di zaman sekarang, hampir semua kerajaan bahkan pemerintahan modern pernah atau bahkan masih menerapkan status quo yang tak lagi relevan.

Baca Juga: Dinyatakan Sembuh dari Virus Corona, Detri Warmanto Ungkap Apa yang Dirasakan, 'Bukan Parno Tapi Lebih Waspada'

Tak terkecuali, Korea Utara.

Selir-selir versi Korea Utara itu dikenal sebagai Pleasure Squad.

Mereka akrab menyebutnya "Gippeumjo" yang berarti "pemberi kebahagiaan".

Sederhananya, sebut saja mereka para gadis penghibur Kim Jong Un, sang diktatordan pemimpin tertinggi di negara itu.

Baca Juga: Disebut Sedang Kritis, 'Korea Utara Akan Ditutup Jika Terjadi Sesuatu yang Buruk pada Kim Jong Un'

Remaja-remaja cantik pilihan ini dimanjakan dengan pakaian, make-up, dan kehidupan yang 'seakan tampak' mewah.

Namun, di balik semua itu, para anggota Pleasure Squad harus memanggul penderitaan yang teramat sangat.

Meski secara materi, kehidupan mereka terjamin, Pleasure Squad dipaksa 'menggadaikan' harga diri mereka.

Pleasure Squad dibentuk pertama kali oleh Kim Il Sun, kakek Kim Jong Un, di tahun 1970.

Tidak semua gadis bisa menjadi Pleasure Squad.

Mereka harus berusia antara 13-15 tahun, memiliki wajah cantik, kulit halus mulus tanpa bekas luka, suara lembut dan menggoda, serta tinggi minimal 170 cm.

Anggota Pleasure Squad juga diwajibkan masih perawan dan belum disentuh oleh pria manapun sebelumnya.

Begitu terpilih menjadi anggota, gadis-gadis ini akan direbut paksa dari keluarga mereka, dikarantina dalam asrama khusus, dan dilarang berhubungan dengan siapapun.

Baca Juga: Kondisi Kim Jong Un Disebut Kritis Pasca Jalani Operasi Kardiovaskular, 'Kini Dia Dirawat di Sebuah Vila'

Mereka harus menjalani kontrak selama 10 tahun dan wajib mematuhi semua perintah pemimpin.

Tugas para gadis belia di Pleasure Squad ini untuk menghibur pemimpin tertinggi Korea Utara.

Mereka wajib bisa menari, memijat, hingga memenuhi kebutuhan seksual.

Tentu mereka tidak boleh menolak dan harus siap memenuhi kebutuhan para pemimpin elit.

Jika gagal, nyawa mereka sendiri dan keluarga jadi taruhannya.

Kim Jong Un di awal kepemimpinannya pernah menghapuskan Pleasure Squad dari skrup kekuasaannya.

Namun ia kembali membentuknya di tahun 2015.

Majalah Marie Claire pernah memuat pengakuan salah seorang Pleasure Squadera Kim Jong Il.

Namanya adalah Mi Hyang.

"Aku pernah melihat temanku diraba area sensitifnya demi sebuah taruhan para pemimpin elit," kata Mi Hyang.

Baca Juga: 21 Petugas Medis Diisolasi Karena Tangani Pasien yang Tidak Sadarkan Diri, Ternyata Pasien Itu Positif Virus Corona, 'Keluarga Pasien Berbohong!'

Anggota Pleasure Squad akan dipensiunkan saat menginjak usia 25 tahun.

Dan mereka diwajibkan menikah dengan anggota elit dari lingkaran politik Kim Jong Un.

Ini dilakukan agar kegiatan mengerikan Pleasure Squadtetap terjaga kerahasiaannya.

The Sunpernah melaporkan bahwa Kim Jong Un pernah memesan pakaian dalam wanita dari China sekitar medio 2016 lalu.

Biaya belanja pakaian dalam wanita itu menghabiskan sekitar Rp41 miliar.

Miris, di tengah penderitaan dan pelecehan yang dialami gadis-gadis itu, mereka diwajibkan hadir di setiap pesta dan memasang senyum palsunya. (Afif)

Baca Juga: Masih Ingat Reynhard Sinaga si Pemerkosa Berantai Terbesar di Inggris? Begini Kabarnya Sekarang, Dikurung dengan Penjahat Tersadis Lainnya

Artikel Terkait