Terkenal akan Keindahannya, Tempat Ini Ternyata Sarang Kriminal, Pembunuhan Dilakukan pada Siang Hari!

Tatik Ariyani

Penulis

Intisari-Online.com -Seorang fotografer Serbia Boogie tinggal di Amerika Serikat.

Salah satu tempat favoritnya di dunia adalah Jamaika.

Negara itu memang indah, namun di balik keindahannya juga merupakan tempat yang sangat kejam, dengan salah satu tingkat pembunuhan tertinggi di dunia.

Melansir vice.com, Boogie pergi ke Jamaika sekali untuk mengunjungi seorang teman istrinya dan terpesona oleh pulau itu, terutama dengan Kingston dan daerah kumuhnya.

Baca Juga: Kembali Terjadi, PDP dari Jakarta Kabur dari Ruang Isolasi, Bahkan Dibantu Istrinya, 'Kalau Ini Terjadi di Korea Utara Dia Sudah Pasti Ditembak Mati'

Melalui suami dari teman istrinya, ia bertemu penduduk setempat yang membawanya ke Taman Tivoli, Mountain View, Trenchtown, dan Kota Denham, tempat Boogie mendokumentasikan kemiskinan dan kekerasan di lingkungan itu.

Karyanya dari Kingston diterbitkan dalam bukunya Wah Wah Dem, dari edisi Drago.

Bicara mengenai Jamaika, tempat itu banyak dikunjungi wisatawan untuk liburan.

Namun, di dalamnya juga menyimpan kejahatan yang membuat orang bergidik hanya dengan mendengarnya saja.

Baca Juga: Buktikan Ancamannya, Anies Baswedan Tutup 25 Perusahaan dan Beri Peringatan pada Ratusan Perusahaan Lainnya yang Tetap ke Kantor di Masa PSBB

Melansir The Guardian, ibukota Jamaika, Kingston, terdapat gerombolan bersenjata, korupsi polisi dan ketidakpedulian politisi telah menciptakan kekacauan dan kekerasan kota.

Bahkan, pembunuhan terjadi di siang hari.

Dengan tingkat pembunuhan tahunan sekitar 1.500 dalam populasi kurang dari 3 juta, Jamaika adalah salah satu negara paling kejam di dunia, setara dengan Afrika Selatan dan Kolombia.

Baca Juga: Muncul Banyak Cacing di Solo dan Klaten, Benarkah Fenomena Tersebut Tanda Gempa Bumi? Inilah Penjelasan Ahli

Pusat kota Kingston sendiri, kerap terjadi kekerasan politik dan geng.

Sehingga, untuk hidup di sana dibutuhkan mental yang paling kuat.

Banyak orang menunjukkan sikap berkuasa di Jamaika dengan memperlakukan rakyat yang tak berdaya di setiap kota kumuh dengan penuh kebrutalan.

Sejak kemerdekaan pada tahun 1962, sebuah sistem "clientism" telah berkembang.

Dengan sistem itu, patron-politisi menyediakan pekerjaan, perlindungan dan aliran uang kepada para pendukung klien mereka, serta narkotika dan senjata api, sebagai imbalan atas kesetiaan mereka.

Baca Juga: Usai Disuntik Vaksin, Bayi di Samarinda Ini Keluarkan Darah dari Matanya, Penjelasan Fenomena Ini Bikin 'Ngilu'!

Di Jamaika, hubungan antara politik dan kejahatan diucapkan.

Politisi dapat memilih untuk membuat orang miskin tidak tahu apa-apa karena mereka membayarnya.

Akan jauh lebih mudah untuk memanipulasi orang buta huruf dan menggunakannya dalam pemilu.

Artikel Terkait