Penulis
Intisari-online.com - Beberapa waktu lalu ilmuwan temukan obat baru yang menjadi harapan baru untuk memerangi virus corona.
Hebatnya obat ini memiliki rasio 90% dalam menyembuhkan virus corona, bahkan pada pasien dalam kondisi parah sekalipun.
Hal itu dibuktikan dalam uji coba pertama.
Pasien Covid-19 yang didiagnosis kondisinya parah atau kritis di dua rumah sakit terpisah di Provinsi Anhui, China Timur.
Mereka diberi obat yang disebut tocilizumab bersama secara rutin antara 5-14 Februari.
Hasilnya efektif, keduanya bisa disembuhkan dan memberikan perubahan signifikan.
Ini bisa menjadi konsekuensi besar dalam membantu mengatasi pandemi yang belum ditemukan solusinya hingga saat ini.
Obat itu Tocilizumab atau dikenal dengan Actemra diproduksi oleh perusahaan farmasi Swiss Roche.
Biasanya obat ini digunakan untuk mengobati radang sendi.
Setelah diberikan pada pasien Covid-19, demam pasien dengan cepat mulai normal, dan semua gejalanya membaik.
Lima belas dari 20 pasien yang terlibat dalam percobaan dapat menurunkan asupan oksigen.
Sementara menurut Daily Star pada Kamis (16/4/20) obat ini telah menyembuhkan pasien Covid-19 di China dan Italia, kini telah dipromosikan oleh dokter sebagai terobosan terbaru.
Selain bisa menyebuhkan pasien virus corona hingga 90% tampaknya popularitas obat ini bisa semakin meroket berkat penelitian terbaru ini.
Actemra kini dijuluki obat ajaib oleh para ilmuwan karena selain bisa menyembuhkan virus corona, obat ini bisa melindungi tubuh dari Covid-19.
Kedua adalah obat yang diuji di Asia Tenggara yang disebut dengan melatonin.
Rumah Sakit Dokter Manila di Filipina dilaporkan adalah yang pertama di Dunia yang bereksperimen dengan melatonin pada pasien virus corona berisiko tinggi.
Dr Rafael Castillo menulis di Lifestyle.inq, "Beberapa pasien yang kami berikan melatonin dosis tinggi sudah mengalami sindrom gangguan pernapasan akut."
"Atas karunia Tuhan, mereka semua selamat, salah satu ahli jantung yang kami bimbing mengirimi kabar baik tentang ayahnya," katanya.
"Dia sudah diintubasi dan dihubungkan ke mesin pernapasan karena semua obat diberikan kepadanya sepertinya tidak berfungsi, dan pneumonianya semakin memburuk," jelasnya.
"Setelah tiga hari menggunakan melatonin dosis tinggi, dia membaik, sembilan hari kemudian dia dipulangkan," tambahnya.
Intubasi adalah proses memasukan tabung ke saluran pernapasan, untuk kebutuhan ventilasi pernapasan.
Para dokter itu melaporkan dalam jurnal ilmiah, bahwa percobaan mereka dalam memerangi virus corona berhasil.
Dr Castillo menambahkan, "Tocilizumab dan melatonin dosis tinggi bisa melakukan hal yang sama."
"Mereka tidak viricidal, sehingga tidak bisa membunuh virus, tetapi sanggup melindungi organ tubuh terutama paru-paru dari efek mematikan Covid-19," jelasnya.
Selain itu Rumah Sakit di Italia juga menikmati kesuksesan dengan obat tocilizumab, dengan lusinan pasien mengalami peningkatan kesehatan dan bahkan dipulangkan.