Penulis
Intisari-Online.com -Di tengah perkembangan Korea Utara dan Korea Selatan yang ingin berdamai, Rusia tiba-tiba memberikan semacam peringatan bahwa keadaan masih panas.
Rusia memang masih ‘belum terima’ sejak militer AS dan sekutunya menggempur Suriah pada 14/4/2018 serta menyatakan akan melancarkan balasan terhadap pasukan AS serta sekutunya jika berani menyerang Suriah lagi.
Ancaman Rusia itu tidak main-main karena Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengapalkan persenjataan berat seperti tank dan rudal-rudal antiserangan udara ke Suriah hanya beberapa hari setelah serangan Sekutu atas Suriah berlangsung.
Beberapa hari setelah pertemuan bersejarah antara pemimpin Korut Kim Jong Un dan Presiden Korsel Moon Jae-in, Rusia bahkan mengumumkan akan segera mengoperasikan pesawat pembom jarak jauh berkecepatan supersonik, Tupolev (TU)-22M3M pada bulan Agustus 2018.
Kehadiran TU-22M3M jelas akan membuat AS makin ketar-ketir karena pesawat-pesawat pembom jarak jauh yang selama ini dimiliki yakni, B-2 Spirit, B1-B Lancer, dan B-52 H Stratofortress, telah mendapat pesaing yang baru.
Rusia Segera Uji Coba Pesawat Pembom yang Lebih Akurat dan Lebih Mematikan
Di medan perang TU-22 M3M akan menjadi pesaing berat bagi dua jenis pembom AS, B1-B Lancer dan B-52 H Stratofortress yang juga merupakan pesawat pembom era Perang Dingin dan sudah tergolong pesawat tua.
Baik TU-22 M3M, B1-B, dan B-52 memang merupakan pesawat pembom yang bisa membawa rudal nuklir, tapi B1-B dan B-52 hanya bisa disejajarkan dengan pesawat pembom Rusia, TU-22M.
Sedangkan menurut Rusia sendiri, TU-22 M3M diklaim sebagai pesawat pembom yang memiliki 10 kali kemampuan dibandingkan TU-22 M baik dari segi kecanggihan teknologi pesawat maupun persenjataanya.
Oleh karena itu jika sudah turun ke gelanggang pertempuran TU-22 M3M Rusia mungkin hanya bisa dasaingi oleh pesawat pembom B-2 Spirit yang memiliki teknologi siluman (stealth).
Namun, jumlah B-2 Spirit yang dimiliki AS sangat terbatas, hanya 20 unit mengingat biaya produksi dan perawatannya sangat mahal sehingga proses produksi massalnya sampai dihentikan oleh Kongres AS.
Jika di Suriah Terjadi Perang Rudal Kisah Duel Rudal Dalam Perang Teluk pun Bisa Terulang
Sebagai pesawat pengebom jarak jauh, B-2 Spirit bisa terbang hingga jarak 12.000 km tanpa mengisi bahan bakar ulang.
Sedangkan jumlah TU-22 M3M yang merupakan pengembangan dari T-22 M yang dimiliki Rusia menimal 100 unit dan daya jelajahnya lebih dari 15.000 km.
Selain itu Rusia juga masih memiliki sekitar 30 unit pesawat pembom nuklir jarak jauh yang sudah dilengkapi teknologi stealth, Tu-160 M2 yang mampu terbang sejauh 14.500 km dan dijagokan untuk menandingi B-2 Spirit.
Dengan kehadiran pesawat pembom varian terbaru seperti TU-22 M3M, Rusia tampaknya memang tidak main-main untuk kapan saja siap menghadapi kekuatan udara Sekutu, khususnya di Suriah.