Membuat Covid-19 Dianggap Lebih Berbahaya dari SARS, Bagaimana Penularan Virus Corona Tanpa Gejala Terjadi? 7 Kluster Singapura Ini Menunjukkannya

Khaerunisa

Penulis

Salah satu hal yang telah diketahui dan membuat banyak pihak khawatir yaitu bahwa bisa terjadi penularan virus corona tanpa gejala

Intisari-Online.com - Mungkin banyak yang masih belum diketahui tentang virus corona.

Para ahli pun terus meneliti tentang virus yang kini menyebabkan pandemi ini.

Namun, salah satu hal yang telah diketahui dan membuat banyak pihak khawatir yaitu bahwa bisa terjadi penularan virus corona tanpa gejala.

Sebuah studi baru dari Singapura menunjukkan bagaimana penyebaran virus corona tanpa gejala atau presimptomatik terjadi.

Baca Juga: Negara Paling Parah Terdampak Covid-19 di Amerika Latin Ini Bagikan Peti Mati Kardus karena Kewalahan Urus Jenazah Korban Virus Corona, Warga pun Tak Terima: 'Bayangkan Mengangkut Mayat dan Hujan Turun!'

Jumlah kasus virus corona jenis baru penyebab Covid-19 di dunia telah lebih dari 1,7 juta kasus dengan lebih dari 100.000 kematian pada Minggu (12/4/2020).

Sementara itu, di Indonesia, per 12 April 2020, tercatat ada 4.241 kasus positif Covid-19 dengan 373 orang meninggal dunia.

Sejumlah ahli menyebutkan, salah satu yang membuat virus corona sulit dibendung adalah adanya penularan tanpa gejala atau asimptomatik dan presimptomatik.

Penularan tanpa gejala sudah ditemukan di China dan beberapa negara lainnya.

Baca Juga: Istri Tewas Lalu Suami dan Anaknya Terlempar karena Tersambar Petir: Hati-hati, Petir Paling Ganas di Dunia Ada di Indonesia, di Sini Lokasinya

Melansir Vox, 3 April 2020, sebuah studi baru dari Singapura menunjukkan gambaran paling jelas tentang bagaimana orang-orang saling menulari sebelum mereka sadar bahwa mereka sakit.

Para peneliti meneliti 243 kasus virus corona yang dikonfirmasi di Singapura antara 23 Januari hingga 16 Maret 2020.

Mereka menemukan 7 cluster kasus dengan 10 infeksi yang dikaitkan dengan penularan virus corona tanpa gejala.

Baca Juga: 'Kami Juga Takut Bila Sakit Tidak Ada yang Mau Merawat', Begini Curahan Hati Warga Sewakul Semarang yang Dapat Imbas Insiden Penolakan Pemakaman Jenazah Perawat Positif Covid-19,

Cluster pertama: pasangan dari Wuhan

Para peneliti menemukan pasangan suami dan istri melakukan perjalanan pada 19 Januari 2020 dari Wuhan ke Singapura. Mereka mengunjungi sebuah gereja pada hari yang sama.

Tiga orang lain yang hadir di gereja pada hari yang sama kemudian mengalami gejala infeksi virus corona.

Salah satu dari mereka datang ke gereja setelah pasangan itu pergi, tetapi duduk di bangku yang sama. Hal itu terlihat dalam rekaman kamera.

Penelitian itu menuliskan, investigasi terhadap peserta lain tidak mengungkapkan orang simptomatik lain yang menghadiri gereja pada hari itu.

Pasangan yang baru melakukan perjalanan dari Wuhan itu mengalami gejala pada 22 Januari dan 24 Januari 2020.

Sementara, orang yang duduk di bangku yang sama mengalami gejala pada 3 Februari 2020.

Baca Juga: Peneliti Sebut Kerusakan Organ Dalam Pasien Covid-19 Mirip Kombinasi Sars dan Aids, Banyak yang Membandingkan dengan HIV, Yakni Merusak Sel-sel Pelindung

Cluster kedua: seorang wanita yang makan malam

Di cluster ini, seorang wanita menghadiri makan malam pada 15 Februari 2020 dan bertemu seseorang yang positif Covid-19.

Wanita itu menghadiri kelas menyanyi pada 24 Februari 2020 dan mengalami gejala dua hari kemudian. Wanita lain di kelas yang sama mengalami gejala tiga hari setelah itu.

Cluster ketiga sampai kelima: satu keluarga

Seseorang yang telah terpapar Covid-19 pulang ke rumahnya dan menulari orang-orang yang tinggal bersamanya.

Dalam kasus ini, orang pertama yang terinfeksi mengalami gejala pada hari yang sama dengan 2 orang di rumah tersebut. Penularan dipastikan terjadi sebelum gejala terlihat.

Baca Juga: Satu Keluarga di Sumatera Utara Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon Sebabkan Korban Jiwa, Ternyata Berdiri Dekat Pohon saat Petir Sangat Berbahaya, Segini Jarak Amannya!

Cluster keenam: wanita di gereja

Seorang wanita yang telah terpapar Covid-19 pada 27 Februari 2020 pergi ke gereja pada 1 Maret 2020.

Dia mulai menunjukkan gejala pada 3 Maret 2020, seperti halnya salah satu dari orang-orang yang kemungkinan besar akan terinfeksi saat menghadiri layanan gereja.

Orang lain yang menghadiri gereja pada hari itu juga mulai menunjukkan gejala pada 5 Maret 2020.

Cluster ketujuh: seorang pria

Tidak disebutkan kegiatannya secara rinci. Hanya disebutkan bahwa pria yang telah terpapar Covid-19 bertemu dengan seorang wanita pada 8 Maret 2020.

Pria tersebut mulai mengalami gejala pada 9 Maret 2020 dan wanita itu baru mengalami pada 12 Maret 2020.

Baca Juga: Meski Sepele Tapi Bisa Menguntungkan, Inilah Beda Masak Nasi dengan Air Mendidih dan Air Biasa, Mana yang Biasa Anda Terapkan?

Tetap gunakan masker

Singapura dikenal sangat teliti dalam pelacakan kontak dan mengidentifikasi kasus.

Peneliti menuliskan, temuan ini menunjukkan bahwa untuk mengendalikan pandemi tidak cukup hanya membatasi atau mengisolasi mereka yang bergejala terinfeksi virus corona.

Temuan penularan dari orang tanpa gejala membuat virus corona dianggap lebih berbahaya daripada SARS, yang sebenarnya memiliki angka kematian jauh lebih tinggi.

Seseorang tidak dapat menularkan SARS sampai bergejala sehingga mengkarantina orang sakit sudah cukup untuk mengendalikan wabah. Sementara, pada Covid-19 itu tidak cukup.

Artinya, walaupun merasa sehat, seseorang harus tetap tinggal di rumah. Oleh karena itu, jika harus meninggalkan rumah, gunakan masker. Langkah ini merupakan upaya melindungi diri sendiri dan orang lain dari penyebaran serta penularan virus corona.

Baca Juga: Inilah Cara Mudah Menyimpan Cabai Agar Awet dan Tidak Cepat Busuk, Yuk Amankan Stok Cabai di Rumah Agar selama Pandemi Covid-19 Bisa Tetap Makan Pedas!

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 7 Cluster Singapura Ini Tunjukkan seperti Apa Penularan Virus Corona Tanpa Gejala

Artikel Terkait