Indonesia Diminta Tegas Agar Tak Jadi Episentrum Baru Pandemi Covid-19, 'Lah PSBB Itu Apa? Peraturannya Sudah Banyak, Tinggal Dipatuhi Saja'

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com - Saat ini, jumlah kasus virus corona (Covid-19) di seluruh dunia sudah mencapai lebih dari 1,6 juta kasus.

Tercatat Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus terbanyak dengan lebih dari 400.000 kasus dan lebih dari 1.000 kematian per hari.

SetelahAS, Italia, Spanyol, Prancis, dan Jerman menyusul di urutan kedua hingga kelima.

Tak heran, kini episentrum virus corona tak lagi China, melainkan Amerika Serikat dan Eropa.

Baca Juga: Masih Banyak Pengendara Motor yang Tidak Pakai Masker Saat PSBB Jakarta, Langsung Kena Sanksi Pidana atau Denda Rp100 Juta?

Melihat hal ini, WHO memberi peringatan.

Regional Director WHO kawasan Asia Tenggara telah mengeluarkan sebuah media briefing sebagai peringatan dan saran kehati-hatian untuk negara di Asia Tenggara.

Sebab setelah Amerika dan Eropa, Asia Tenggara disebut berpeluang menjadi episentrum baru pandemi Covid-19 jika wabah tidak terkontrol.

Baca Juga: Tak Heran Korut Miliki 0 Kasus Virus Corona, Ternyata Kim Jong Un Sudah Ancam Pejabatnya dengan 'Konsekuensi Serius' Jika Negaranya Terinfeksi

Senior Advisor on Gender and Youth to the WHO DG Diah Saminarsih berujar, gelombang episentrum wabah corona dari Amerika dan Eropa akan menuju Asia Tenggara.

Dia menyampaikan bahwa potensi pergeseran gelombang episentrum wabah ke wilayah Asia Tenggara ini bisa jadi sangat besar jika tidak terkontrol dari sekarang.

DanIndonesia berpotensi menjadi episentrum baru penyebaran Covid-19 jika pandemi ini tidak terkontrol.

Hal ini karena Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara.

Selain itu, India di Asia Selatan juga disorot WHO sebagai negara yang padat penduduk.

"Indonesia dan India, apabila epidemi tidak terkontrol di dua negara tersebut, maka kawasan Asia Tenggara menjadi episentrum baru (Covid-19) di dunia," kata Diah dalam diskusi daring bertajuk "Hari Kesehatan Dunia 2020: Aksi Nyata Masyarakat Sipil di Masa Pandemi", Kamis (9/4/2020).

"Kita tentu ingin menghindari ini terjadi di kawasan Asia Tenggara, termasuk menghindari ini terjadi di Indonesia," ujar dia.

Oleh sebab itu, Diah berujar Indonesia sebagai negara yang "terlambat" terinfeksi virus corona bisa mengambil pelajaran akan hal-hal yang dilakukan di negara lain.

Baca Juga: Gara-gara Tertidur dalam Acara yang Dipimpinnya, Kim Jong Un Tembak Mati Menteri Pertahanannya, Ditembak dengan 6 Senjata Anti-Serangan Udara

Lalu apa tanggapan pemerintah Indonesia?

Dilansir dari kompas.com pada Sabtu (11/4/2020),Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah potensi Indonesia menjadi episentrum baru penyebaran Covid-19.

"Nah itu (PSBB), apakah kita selama ini tidak melakukan pencegahan?," kata Yurianto.

Yuri mengatakan, untuk mencegah penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat, pemerintah sudah membuat berbagai aturan dan saat ini masyarakat harus mematuhi aturan tersebut.

"Iya, (butuh kerja sama masyarakat). Peraturannya sudah banyak, tinggal dipatuhi saja."

"Banyak aturan kalau tidak ada yang mematuhi ya percuma," ujarnya.

(Haryanti Puspa Sari)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Indonesia Disebut Berpotensi Jadi Episentrum Baru Covid-19, Ini Respons Jubir Pemerintah")

Baca Juga: Foto-foto Kota Jakarta Saat Pembatasan Sosial, Jalanan Sepi, Langit Cerah, dan Polusi Udara Menurun

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait