Penulis
Intisari-online.com -Hingga kiniilmuwan terus melakukan upaya untuk membuat obat virus corona demi mengatsai masalah global ini.
Selain itu beragam obat juga diuji untuk mencari tahu ada obat yang bisa digunakan untuk alternatif penyembuhan Covid-19.
Sejauh ini dua obat yang digadang manjur untuk mengobati virus corona adalah Klorokuin obat anti malaria dan Avigan obat dari Jepang.
Kemudian beberapa waktu lalu ada obat dari Swedia yang diyakini juga bisa digunakan untuk mengobati Covid-19 dengan akurasi 90%.
Bahkan untuk mengobati pasien dalam kondisi kritis sekalipun.
Kali ini menurut Asia One pada Senin (6/4/20) ilmuwan kembali lagi umumkan telah menemukan obat alternatif untuk melawan virus corona.
Sebuah penelitian yang dilakukan tim dari Monash University dan Doherty Institute di Australia telah menemukan obat anti-parasit yang umum digunakan bisa membunuh virus corona.
Obat ini bisa menghentikan virus corona dalam masa inkubasi dan berpotensi menyembuhkan pasien positif Covid-19, dan penyakit apapun yang disebabkan oleh virus.
Secara global obat ini dikenal sebagai ivermectin yang mampu membunuh SARS-CoV-2, virus corona yang tumbuh dalam kultur sel selama 48 jam atau dua hari.
Namun penelitian ini dilakukan secara vitro, artinya di lingkungan terkendali di luar organisme hidup.
Jadi data yang lebih kredibel bisa didapatkan setelah uji klinis dilakukan pada manusia.
"Kami melaporkan di sini bahwa ivermectin anti-parasit, yang disetujui FDA sebelumnya memiliki aktivitas antivirus secara in vitro, adalah menghambat virus penyebab," kata laporan itu.
Obat itu sebelumnya terbukti efektif melawan beragam virus termasuk HIV, demam berdarah, influenza, dan Zika.
Kyle Wagstaff seorang ilmuwan di Monash Biomedicine Discovery Institute mengatakan hasil optimis dari penelitian ini telah menjamin kemungkinan uji coba pada manusia.
Ini akan menjamin informasi kredibel mengenai kemanjuran obat dalam sel hidup.
"Kami menemukan bahwa dosis tunggal dari ivermectin dapat menghapus semua virus dalam waktu 48 jam dan bahkan 24 jam," kata Kyle Wagstaff.
"Yang perlu kita cari tahu adalah apakah dosis ini dapat digunakan pada manusia dan apakah efektif," tambahnya.
Ivermectin mungkin telah meghambat proses virus yang melemahkan kemampuan sel inang untuk membunuhnya, jelas Wagstaff.
Banyak negara termasuk Indonesia berjuang untuk menemukan solusi mungkin untuk mematikan virus ini, ketika ilmuwan belum mengumumkan vaksin.
Beberapa waktu lalu Indonesia mengumumkan membeli 3 juta klorokuin untuk melawan virus corona.
Namun, belakangan beredar kabar bahwa para ahli khawatir dengan penggunaaan klorokuin, karena obat itu memilii efek samping yang berbahaya termasuk, diare, kesulitan bernapas, dan gangguan mental.